0.2. Awan Jingga

182 90 77
                                        

Tau apa yang lebih indah dari awan biru?
Yaitu bisa melihat warna awan lainnya
Bersamamu.

_FALENA GISELL_

-----------------------------------------------------------------

"Sekarang lo masuk, jangan kemana-mana" Titah Galaksi

Mobil miliknya sudah berada di depan rumah Alexa, rumah berlantai 2 yang lumayan besar, di domisili warna putih, dengan pekarangan yang bisa terbilang luas.

"Ah gak mauk! Ngapain di bawa pulang ke sini sih, maen ke rumah lu dulu kek!" Alexa menolak mentah-mentah

"Ga bisa, gue ada urusan"

"Yeuh bambang, sok sibuk lo!"

"Emang sibuk, turun lo. Gitu doang lama banget sih!" Ketus Galaksi

"Lo tuh ya! Kalo ngomong sama gue ketusnya minta ampun, sekalinya ngomong sama orang lain, ngundang isi perut gue keluar tau gak!" Balas Alexa tak kalah ketus

"Karena lo beda" Ucap Galaksi

Bukannya merasa tersanjung, Alexa malah menoyor kepala Galaksi "beda gimana maksud lo? Lo pikir gue bukan manusia hah!?"ucapnya menggebu-gebu

"Ini otak ya, kapan bisa mikir yang bener sih." Ucap Galaksi, tangannya menusuk-nusuk kepala Alexa gemas dan langsung saja di hempaskan oleh Alexa

"Lo tuh yang ngomongnya ga bener" Bela Alexa, wajahnya terlihat memerah. Mungkin kepanasan atau apa.

"Udah ya, sekarang lo buruan turun engga usah banyak ngomong, gue ada urusan" Ucap Galaksi

Alexa menutup pintu mobil Galaksi dengan kencang membuat Galaksi terkekeh di dalam sana

"Langsung masuk, awas aja kalo sampai kelayapan."

Alexa tak menjawab, hanya mengajungkan jari tengahnya sambil tetap berjalan kedalam rumah.

***

Alunan musik yang mengalun indah memenuhi indera pendengarannya serta segarnya angin yang berasal dari kipas duduk yang tepat berada di harapannya, membuat alexa merasakan damainya sepi didalam kamarnya.  Alexa menutup matanya, mencoba berdamai dengan rasa sepi ini.

Memilih mendekam di kamar setelah Galaksi mengantarkan dirinya untuk pulang. Jangan tanyakan dimana cowok berdarah campuran itu,karena nyatanya ia pun tidak tau.

Alexa membuka mata, langit langit kamar dengan nuansa 'galaksi' menyambut indera penglihatannya. Lalu memilih duduk bersilah diatas karpet berbulu lembut yang sedari tadi ia jadikan tempat tidur.

Bungkus sampah cemilan berserakan dimana mana,  kulit kuaci masih menghias lantai dan karpet berbulu ini, membuat Alexa menghembuskan nafas bosan. Berantakan sekali tapi Alexa tidak peduli, toh nanti ada pembantu yang akan membersihkannya.

Rasa perih pada perutnya membuat Alexa mengusap perutnya seraya bergumam mengatakan sesuatu, namun rasa malas mengambil alih tubuhnya.  Dan lebih memilih kembali membaringkan tubuhnya daripada mengisi perut yang sudah minta diberikan sedikit asupan.

Tanpa sadar Alexa kembali tertidur dengan perut kosong, tidak sulit untuk kealam bawah sadarnya saat perutnya terasa terlilit karena lapar. Alexa sudah terbiasa tidur dengan perut kosong.Iya, sekali lagi Alexa sudah terbiasa.

---

"Darimana?" Baru saja Galaksi sampai di ruangan yang dipenuhi oleh alat lukis itu, Seorang gadis sudah memberondonginya dengan pertanyaan.

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang