Percayalah selalu ada hal yang lebih baik yang akan terjadi
Author
--------------------------------------------------------------
Tubuh alexa luruh, jatuh kelantai bersamaan dengan ia memutuskan sambungan panggilannya, dadanya sesak, saat dirinya mengambil kesimpulan sendiri tentang cowok yang selama enam tahun selalu bersamanya memilih pergi.
Hidup diantara keluarga yang sudah tidak utuh membuatnya harus meminta cowok itu untuk bertahan untuk tetap di sampingnya setiap saat. Mamanya yang pergi dari rumah karena muak dengan papanya, dan papanya yang lebih memilih tinggal di apartemen miliknya daripada di rumah, benar benar membuat alexa merasa kesepian.
Hingga enam tahun yang lalu, saat alexa duduk dibangku kelas delapan, dia melihat galaksi yang tampak selalu memperhatikannya, mengikutinya kemana-mana, mengantarkannya pulang. Awalnya alexa terganggu hingga lama kelamaan alexa akan merasa lebih sepi jika tidak ada galaksi bersama dengannya.
Hingga saat dirinya tau bahwa galaksi tinggal di indonesia bersama pamannya alexa meminta cowok blasteran Indonesia-jerman itu untuk tinggal dirumahnya yang untungnya tidak ditolak oleh cowok itu. Selalu bersama selama enam tahun membuatnya terbiasa dengan kehadiran cowok itu di sisinya setiap waktu, hingga tadi saat galaksi memilih pergi meninggalkannya demi janji dengan alena, membuat dirinya tidak berbiasa.
Menganggap bahwa kepergian galaksi adalah awal dimana cowok itu akan perlahan pergi darinya, tanpa alexa sadari dan itu membuat dadanya semakin sesak, mengutuk dirinya yang dengan gampang terlihat lemah hanya karena kepergian seseorang lagi.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu tidak membuat alexa bergeming dari tempatnya, masih terduduk dilantai dengan posisi memeluk kakinya sendiri, seolah hanya kedua kakinyalah yang mampu membuat dirinya lebih baik.
Namun ketukan pada pintu hotel yang sekarang di tempatnya, semakin tidak sabaran sehingga ketukan itu sekarang terdengar seperti gedoran, namun ia tidak peduli.
Melirik jam yang ada di ponselnya, 02.16. Tanpa sadar dirinya telah duduk di posisi ini selama beberapa jam, mata dan hidungnya memerah, terlebih matanya yang tampak mengerikan.
Gedoran pada pintu semakin terdengar menyebalkan, membuat alexa bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu dengan langkah pelan. Merutuki petugas hotel yang datang tanpa melihat waktu.
Namun alexa melotot tidak percaya, saat mendapati galaksi berdiri di depan kamar hotel dengan wajah yang tampak sayu karena kelelahan. Tapi bukan itu yang sekarang alexa pikirkan melainkan bagaimana bisa cowok bermata abu abu itu ada di pintu kamar hotelnya.
Namun seketika alexa sadar, dan setelahnya berniat melempar ponselnya ke lantai, saat tau papanya pasti melacak nomor telfonnya. Namun rencana alexa urungkan saat sebuah lengan kekar lebih dulu menariknya kedalam pelukan hangat seorang galaksi.
"jangan gini" gumam galaksi dibahunya
Alexa mendorong galaksi menjauh, melepas pelukan galaksi. Lalu menatap tajam cowok yang tampak lebih mengerikan dari dirinya, rambut acak acakan, pakaian yang sudah berbeda saat cowok itu pergi tadi pagi tapi tetap saja pakaian cowo itu berantakan, serta wajah yang terlihat frustasi.
"Pergi! Gua ga mau liat lo disini! " ucap alexa KETUS mengabaikan bahwa rasa pedulinya meminta dirinya untuk memperhatikan galaksi.
" Jangan gini " lagi, galaksi mengatakan kalimat itu dengan pelan, mungkin tidak akan terdengar jika bukan karena hanya mereka berdua disini, tatapan mata galaksi tidak lembut tapi lebih terlihat frustasi.
" Gua ga butuh lo disini jadi silakan pergi dari sini GALAKSI ALBERT " Teriak alexa, jengah dengan galaksi.
" Jangan gini alexa, gua ga tau apa yang buat lo berfikir kalo gua pergi ninggalin lo, padahal lo tau sndiri gua ga akan pernah bisa pergi dari lo " ucap galaksi meyakinkan alexa namun gadis itu tetap menggeleng, meyakinkan dirinya bahwa galaksi berbohong
" Pergi galaksi"
Alexa berucap dengan nada putus asa, lalu menatap Galaksi lama, sungguh alexa sedang tidak ingin di ganggu.
Galaksi membalas tatapan alexa, menatap alexa sama seperti yang gadis itu lakukan padanya, tidak menyangka permintaan gadis itu adalah hal yang tidak pernah gadis itu ucapkan padanya.
Galaksi menggeleng tidak percaya sekaligus tidak habis fikir dengan jalan fikiran alexa, dihadapannya sekarang bukan alexa yang dulu selalu menarik perhatiannya. Senyum hambar terlihat dari wajah galaksi.
"yakin sama permintaan lo sendiri?"
GALAKSI dapat melihat raut wajah alexa langsung berubah, sadar dengan ucapannya sendiri. Lalu mata milik alexa menatapnya dengan tatapan memohon.
"Karena sekali gua pergi dari lo, gua ga akan pernah kembali lagi "
GALAKSI tidak pernah berfikir bahwa dirinya bisa mengucapkan kalimat yang bahkan tidak pernah terfikirkan olehnya, namun sikap gadis itu benar-benar membuatnya menyerah.
Terlebih ucapan gadis itu yang memintanya untuk pergi menyentil hatinya, seolah gampang sekali gadis itu untuk memintanya pergi.
"Gua ga suka alena, dia ga baik buat lo, dia mau ngerebut lo dari gua gal"
Awalnya galaksi tidak mengerti namun setelahnya ia bisa menyimpulkan bahwa apa yang dirasa Alexa kepadanya, bukan lagi sebatas orang asing yang selalu menjaganya.
"Gua ga bisa liat lo sama alena gal, gua ga bisa liat lo punya gadis lain, gua ga bisa "
Dan galaksi berharap telinganya tuli untuk sementara waktu, agar kalimat yang baru saja di ucapkan alexa tidak membuat jantungnya berdetak lebih keras dari biasanya.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya, memperjelas semuanya. Bahwa diantara mereka berdua bukan lagi sebatas sahabat melainkan lebih istimewa dari itu.
---
Jangan lupa Vote dan komen ya temen temen.
Sumpah saya senyum senyum sendiri ngetik di akhir part ini.
Wkwkwk
Part ini khusus buat sahabat saya @Sasi yang sll kasih saya support.
Salam
Raraaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE
Genç Kurgu"Ngapain lo?!" tanya Alexa ketus saat melihat gadis cantik sudah berdiri dihadapannya, ralat didepan Galaksi, sahabatnya. Alena tersenyum ramah kepada Alexa lalu menatap Galaksi dengan senyuman mengembang "aku nyari Galaksi, pacar aku "jawabnya sa...