Seorang anak kecil terbangun di tengah kegelapan hutan, tubuhnya menggigil oleh dinginnya malam. Pandangannya buram, dunia di sekitarnya tampak seperti lukisan yang dicelupkan ke dalam bayangan.
Kepalanya berdenyut, seperti palu yang mengetuk dari dalam tengkoraknya, mengirimkan gelombang rasa sakit hingga ke leher.
Tubuh kecilnya terbaring di atas dedaunan yang lembap, menyerap dingin ke kulitnya. Rambut hitamnya melekat di dahi, basah oleh keringat bercampur debu. Wajahnya yang mungil penuh goresan tanah, rona pucatnya hampir tak terlihat di bawah noda kotoran.
Ia mencoba bergerak, tapi setiap otot di tubuhnya terasa kaku, seolah baru saja diguncang mimpi buruk yang panjang.
Udara di hutan terasa berat, seperti menyimpan rahasia yang tidak ingin dibagi. Perlahan, ia mencoba bernapas, namun aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk menyelusup ke hidungnya. Membuat perutnya mual, seakan terisi batu yang berguncang di dalam.
Di tempat tertentu, angin membawa bau anyir samar yang tidak bisa dijelaskan asalnya—seperti darah, atau sesuatu yang mati dan terlupakan di antara semak-semak.
Anak laki-laki itu membuka mulutnya, "Di mana... aku?"
Suaranya yang serak tersapu oleh desiran dedaunan yang diterpa angin, seakan-akan hutan itu sendiri enggan untuk menjawabnya. Tangannya yang kecil mencengkeram tanah, memaksa dirinya untuk tetap sadar.
"Apa yang terjadi?" Ia menggigit bibirnya. Sambil berbaring diatas tanah, ia menatap melewati ujung kakinya, menoleh kiri dan kanan, lalu mendongak. Matanya menyapu kegelapan di sekeliling, mencari jawaban yang tidak ada.
Rasa kekosongan menggerogoti hatinya, mengisi dadanya dengan keheningan yang menusuk, semakin dalam. Hutan itu tetap sunyi, gelap, dan tak berujung—seolah menjebaknya di dalam labirin kesendirian yang tak terhingga.
Dengan napas berat, ia memiringkan tubuh, mencoba mendorong dirinya ke posisi duduk. Tangan kecilnya yang kotor menggenggam dedaunan basah di bawahnya, mencari sesuatu yang kokoh untuk menopang. Tubuh kecilnya terasa lemah dan asing, seperti tubuh orang lain yang tak ia kenali.
Dedaunan yang melekat di kulitnya jatuh perlahan, namun rasa berat di dadanya tetap sama. Napasnya berderak, terputus-putus, seperti udara yang semakin menipis di sekitarnya. Dadanya sesak.
Ia menatap tangannya yang mungil dan kotor, penuh dengan tanah yang menyelip di sela-sela kuku panjangnya. Jemarinya yang gemetar menyentuh luka dan memar di kulitnya, berharap menemukan sesuatu yang mengingatkan pada dirinya sendiri.
Tapi yang ada hanya rasa sakit dan kotoran yang menutupi, membuatnya semakin asing pada dirinya sendiri.
Angin dingin merayap di antara pepohonan, menyentuh kulitnya seperti cakar-cakar lembut yang menyeramkan. Menyusup hingga ke tulang, seolah membisikkan ketakutan di telinganya.
Hutan ini terasa hidup, bayangan-bayangan samar menatapnya dari balik pepohonan, mempermainkan ketakutannya. Tapi ia tidak memperhatikan.
"Kenapa aku bisa di sini?" suaranya pecah, gemetar dan rapuh.
Ia menekan kedua tangannya ke tanah, merasakan kelembutan lumut yang dingin. Rasa dingin itu menjalar, memberinya keyakinan kecil bahwa ia masih hidup.
Ia mendekap erat lututnya, mencari perlindungan dari dingin. Kepalanya tertunduk, wajahnya tenggelam dalam pelukan lengannya. Air matanya kini tidak lagi tersembunyi, tapi menetes jatuh. Bercampur ingus yang terasa asin di sekitar mulutnya. menyapu jejak noda di pipi.
"Siapa aku?" bisiknya lirih, suara itu nyaris tenggelam dalam keheningan, seperti memohon jawaban dari kegelapan yang tak mendengarnya.
Ia mencoba mengingat—wajah ibunya, suara ayahnya, atau rumahnya. Tetapi, pikirannya seperti tangan yang mencoba meraih bayangan di air—semakin ia berusaha menggenggam, semakin bayangan itu memudar, bergelombang, dan menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Athruna Story #1. Firstlight
FantasiIcarus Seorang anak laki-laki tanpa ingatan, terjebak di hutan ajaib yang gelap. Cahaya Petromax membawanya bertemu penjaga waktu, danau emas dan ratusan pemangsa. Apakah ia akan mampu bertahan? Jerhyn Raven terbaik, sebuah ordo pembunuh rahasia. Di...