5. Haduh Masalah

546 19 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

__________

Mata Dini mengerjap-ngerjap lantaran cahaya menyilaukan terasa menusuk kedua penglihatan. Perlahan bau obat-obatan tertangkap oleh indra penciumannya.

Berawal dari pandangan yang sangat kabur namun secara perlahan sudah jelas terlihat dimana ia sekarang berada, kamar rumah sakit. Saat Dini hendak membetulkan posisinya untuk duduk, tenggorokannya tiba-tiba terasa tercekat dan langsung terbatuk-batuk memecah hening di kamar itu.

Sadar akan pakaiannya yang telah berganti dengan piyama asing warna biru muda dan jilbab abu-abu yang menutupi kepalanya, ia terlonjak dan langsung mengedarkan pandangan ke penjuru kamar–tidak ada siapa-siapa kecuali Allah pastinya, dirinya, malaikat, dan jin atau setan yang selalu menggoda umat manusia.

Terlihat infus bertengger di punggung tangan kirinya. Dini mencoba mengingat insiden apa yang menyebabkan ia dirawat sekarang ini, namun kepalanya begitu berdenyut untuk sekedar mencoba memutar ingatan beberapa waktu lalu.

"Aduh..... Hp mana ya?"

Dasar kaum zaman now. Sesuatu yang pertama kali diingat tak lain dan tak bukan adalah benda pipih canggih kesayangan–handphone.

Saat mata bulatnya asyik mengedarkan pandangan mencari-cari dimana keberadaan hpnya, pintu kamar berderit cukup keras karena dibuka. Muncul seorang wanita paruh baya dengan setelan baju putih khas perawat dari balik pintu.

Melihat Dini yang sudah sadarkan diri, seketika si perawat menyunggingkan senyum tipis, kemudian membaca salam dan meminta maaf karena telah membuka pintu dengan keras. Dini membalas salamnya dan hanya mengangguk. Ia melangkah mendekati Dini dengan membawa nampan yang berisi berbagai obat-obatan.

"Gimana rasanya badan kamu nak, udah mendingan belum?"

Tanya sang perawat lembut sambil menaruh obat-obatan yang ia bawa.

"Alhamdulillah udah mendingan, bu" jawabnya sambil melirik aktivitas si perawat yang tengah mengecek sesuatu di infus Dini dan mencatat sesuatu.

Si perawat tersenyum sambil berbasa-basi memecah kebingungan Dini.

"Oh iya, mama ananda barusan pulang ke rumah, ada perlu bentar katanya"

Dini hanya ber-oh ria.

"Ngomong-ngomong, udah berapa hari Dini disini ya, bu? Kepala Dini masih agak pusing dan belum inget kejadian sebelumnya"

Selesai melaksanakan tugasnya, sang perawat kembali menjawab pertanyaan pasien satu ini.

"Ini udah hari kedua kamu dirawat, nak. Kemarin kamu sepertinya kecapean dan syok. Mungkin karena pertama kali ditilang ya?"

Si perawat tertawa renyah di akhir kalimatnya, lalu kembali melanjutkan,

"Bu suster juga pernah ditilang. Heheh, Emang ya, polisi itu pada galak semua. Ibu masih inget kejadian itu, karena baru pertama kali ditilang ibu nangis-nangis tuh di depan polisi, eh tapi akhirnya ibu tetep ditilang"

Si perawat masih asyik tergelak, alhasil membuat Dini ikut tertawa pelan mendengar kisah wanita paruh baya tersebut.

Tok ... Tok ...

Saat mereka masih asyik dengan gelak tawa karena cerita si perawat, tiba-tiba pintu ruangan tersebut diketuk pelan oleh seseorang.

Mendengar tak ada yang menyahut, seseorang yang mengetuk tadi memutar kenop pintu dan membukanya.

Terpampang sesosok pemuda tegap lagi tampan berseragam polisi. Untuk beberapa detik ia mematung di tempatnya, entah karena apa ia membeku. Dini yang merasa ditatap pun untuk beberapa saat termangu memandang si polisi yang memiliki perawakan rupawan itu. Saat itu juga hati Dini berdesir karena sorotan mata sang polisi.

siap pak! 『ONGOING』 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang