6. Aku Salah?

520 22 0
                                    

Cusss lanjut to the next part! 😆

__________

"Mau mama suapin juga nih nasi gorengnya? Enak lho!"

Tanya mama pada Dini lantaran ia terus melirik mama dan adik-adiknya yang begitu menikmati nasi goreng pemberian om polisi galak tadi. Ya! Itu julukan yang Dini berikan. Dini menggeleng tegas sambil mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tengah merajuk.

"Engga ma. Mama kok bisa aja sih minta beliin nasi goreng ke om galak itu?"

Seketika tawa 2 orang tersayang–mama Mai dan Dina–pecah di dalam kamar inap tersebut. Adik bungsu Dini, Afika langsung memelototi Dini dan mencoba membela pakpol yang dikaguminya sejak pertemuan sehari yang lalu itu.

"Enak aja polisi ganteng Fika kak Dini bilang galak?! guru Fika bilang, gak baik lho ngejelekin orang!"

Ucap bocah 6 tahun itu yang padahal mulutnya masih asyik mengunyah nasi goreng. Dini hanya mengernyit lantaran terkejut karena adiknya ternyata sudah terkena 'virus' yang aura polisi itu pancarkan. Kenapa adiknya yang satu ini bisa suka dengan polisi bermulut tajam seperti Shadiq?

"Fika itu masih kecil tau! Masa seleranya sama om-om kaya dia sih? Lagian kamu tau gak, om tadi tuh ya sukanya sama mama kita, dek! Iiih ... astaghfirullah jadi merinding"

Ucap Dini sambil bergelagat seperti orang yang bulu kuduknya berdiri.

"Hush ... Gak baik su'udzon sama orang itu, Din! Bener kan apa yang adik kamu bilang, gak baik jelek-jelekin orang apalagi yang belum kamu kenal betul"

Mama Mai menjeda ucapannya sebentar untuk meneguk air mineral.

"Shadiq itu gak ada maksud apa-apa sama mama. Orang mama kok yang minta nitip beli nasi goreng, tadi mama ada perlu ke sekolah Dina soalnya. Kebetulan kantornya deketan sama kedai nasi goreng langganan kita, sekalian mama nitip deh"

Dini habis pikir, bahkan saat ia sedang sakit pun mama tersayangnya itu masih asyik menceramahi sang putri sulung. Sepertinya yang terkena 'virus om polisi galak' bukan Afika saja.

Dini segera melirik Dina, adiknya yang pertama. Terlihat bocah kelas 6 SD itu sedang disuapi nasi goreng oleh mama, sambil membaca buku cerita bersampul hijau tosca. Peduli apa dengan bukunya Dina, ia berpikir apakah Dina juga terkena virus om polisi galak itu atau tidak.

"Dina, jangan bilang kamu juga suk–"

Deen Assalaaaam ...

Ucapan Dini terhenti oleh dering hp sang mama. Segera mama Mai melihat siapa gerangan yang menelponnya. Dini mengurut dadanya sambil beristighfar pelan. Ia meneguk air mineral yang tadi diambilkan oleh Dina.

"Oh pak polisi yang nelpon"

Segera mama Mai menjawab telpon tersebut.

"Iya, wa'alaikumussalam Pak Shad"

Sontak Dini menyemburkan air yang hendak ia teguk. Matanya langsung membelalak mendengar ucapan sang mama.

"astaghfirullah jangan jorok deh Din!

Dini tak mampu berkata-kata, segera ia mengelap mulutnya dengan lengan baju. Muka Dini kini semerah tomat. Dibanding malu yang disebabkan oleh kelakuan buruknya barusan, pasti polisi tersebut mendengar apa yang dilontarkan sang mama padanya. Dan itu sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

🐝🌼🐝🌼

SHADIQ POV
Saat bertemu dengan Fika pagi tadi, gadis lucu itu suka sekali menempel denganku. Ku akui aku sangat menyukai anak kecil. Tapi tunggu, demi Allah aku bukan pedofil ya!

siap pak! 『ONGOING』 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang