8. Mikirin Apa?

404 13 0
                                    

Assalamu'alaikum!
Maaf kalo ceritanya garing banget ya T___T Doain semoga inspirasiku terus ada sampe cerita ini tamat, aamiin

__________

Ia bukanlah yang tertampan
Ia bukanlah yang terupawan
Ia bukanlah yang paling baik
Tapi menurutku, ialah yang terbaik
Melihat wajahnya sebentar saja,
serasa mengobati pilu dalam hati

Di balik sikap dinginnya bak es di kutub utara,
ada kehangatan yang selalu ia pancarkan
Di balik tatapan yang ia buang,
ada lirikan yang selalu membuat hati
seketika tak karuan

Cinta itu fitrah,
apakah memendamnya membuatku semakin berdosa?
Yang jelas,
aku hanya takut
Takut melangkah ke arah yang salah

"Eiii!"

Seketika Dini yang tengah menulis segera menutup buku hariannya itu secepat kilat. Ia tak terkejut lagi mendengar sapaan melengking dari sahabatnya tercinta.

"Wa'alaikumussalam"

Ucap Dini sambil tersenyum sarkas ke arah Wulan. Sontak Wulan tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. Guratan garis tergambar dari mata sipit dan pipinya yang chubby.

"Assalamu'alaikum, ukhti"

"Wa'alaikumussalam, akhi"

Raut wajah Wulan berubah setelah mendengar jawaban dari Dini. Ia menepuk pelan pundak Dini.

"Ih apaan sih! Aku masih normal woe!"

Giliran Dini yang tergelak. Dengan sigap Wulan menarik bangku kosong di sebelah Dini.

"Sibuk amat mbak, sampe lupa jam istirahat udah mau abis"

Dini menyimpan buku dan peralatan menulisnya ke dalam tas sebelum menjawab ucapan Wulan.

"Aku bawa bekal nih, mau hemat duit jajan soalnya besok-besok kayanya bakal balik lagi ke rutinitas awal, dibonceng goojek"

Ucap Dini datar sambil mengeluarkan kotak makan dan botol air minumnya yang berwarna hijau dari dalam laci mejanya. Bukan hanya 1 kotak bekal, melainkan 2.

"Alhamdulillah rezeki anak Sholehah, baiknya mama kamu, Din, jadi makin sayang sama mama Mai, hehehe" Celoteh Wulan saat melihat kotak bekal Dini.

"Ada-ada aja nih kelakuan anak bu Sholehah Hahahah"

Sahut Dini dengan gelak tawa juga, nyatanya ibu Wulan memang bernama Sholehah. Segera ia memberikan 1 kotak bekal pada Wulan. Mata Wulan berbinar-binar melihat isi kotak tersebut. Nasi goreng sosis kesukaannya.

Langsung saja sebelum makan, mereka berdoa terlebih dahulu.

"Kamu gitu ya sekarang"

Ucap Dini disela kunyahannya. Wulan berhenti mengunyah dan menoleh pada Dini dengan raut bingung.

"Ha? Apanya yang gitu sekarang? Jangan bilang sekarang bekal ini gak gratis?"

Dini menggeleng pelan. Hampir saja ia menyemburkan nasi goreng yang ada didalam mulutnya.

"Bukan, kemarin ... waktu aku dirawat, kok gak ngejenguk sih?"

"Idih ... Siapa juga yang gak ngejenguk? Terus jeruk sama apel kemarin dari siapa hah? Ninja Hatori?"

Dini berpikir sebentar, mengingat-ingat kejadian beberapa hari kemarin.

"Kemarin itu aku liat udah emang ada di meja"

siap pak! 『ONGOING』 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang