Sudah beres ujian semester, tinggal dua perkara yang harus dipikirkan Jimin, yaitu mendapatkan Yoongi dan mendapatkan gelar serjana. Belum lagi diancem Yoongi harus bereskan proposal minggu inj, 'maksudnya mengancam apa cobak yaa?'. Begitu pikir Jimin. Pacaran sama kuliah kan beda jauh.
Sejauh mimpi berjodoh sama bias :") - Boo
"Yeuh, kalo diancam gitu berarti dia perhatian sama lo Jim, dia pengen yang terbaik buat lo Jim" nasehat Mingyu, sambil seruput kopi panasnya.
"Yang terbaik buat gue tuh dapetin Yoongi sihh" jawab Jimin asal dan langsung mendapat jitakan dikepalanya dari Namjoon.
"Lo kata Yoongi mau kawin sama lelaki goblok nan begundal? Gimana nasib keturunannya nanti. Pikirin coba Bor!"
"Babik pacaran doang, kagak nikah"
"pikiran lo kan jangka pendek Jim, kagak pernah dilakukan perpanjangan." Timpal Taehyung, dengan tampilkan senyun kotak berwajah dongo.
"Anunya doang lo panjangin"
"Bangsat!" umpat Jimin keras lalu buang puntung rokoknya ke asbak. Matanya kembali fokus pada ponsel yang sedang mainkan video kualitas 3gp. Tau kan?, sesi olahraga ranjang yang selalu ditonton seminggu sekali bareng Namjoon, Taehyung, Kai titisan sesepuh kampus.
"ini ena buat bacol yee bangsat. Ceweknya bohay bet" Kai sekelas sama Jimin, otak mesum sebobrok Namjoon :")
"Kesukaan Namjoon banget kalo gini mah" dan ditimpal Jimin dengan mata melebar begitu durasi ke sepuluh menit yang tampilkan adegan kesukaan.
Hm. " bayangin ngelakuin ini sama Yoongi dosa ga ya?" gumaman yang reflek lolos begitu saja, buat mata segeng beralih fokus menatap Jimin
Dobol emang
"Ngomong apa lo barusan?"
Toleh kearah samping, lalu banting ponsel kemudian. Kaget bos!, karena sial dari yang tersial itu suara berasal dari Yoongi, yang sangat tumbenan sekali hari ini mampir ke warung kopi belakang kampus.
"loh, loh kok disini?"
Dengus kasar sembari pegang segelas air putih, Yoongi yang merasa dilecehkan pun buru – buru rapalkan segala mantra makian dalam otaknya, dan mencoba tahan diri untuk tak siramkan segelas air itu ke pemuda pendek dengan minim tata karma.
"heh! Omongan tuh dijaga Jim!"
"Omongan apaan?"
Bacot sekali, Yoongi ga budek, sial " dasar dongo, begundal!"
Yoongi buru- buru pergi sebelum sempat mencaci maki.
Begundal, nakal dan mesum yaa begitu. Bagaimana Yoongi bisa yakin akan perasaannya pada Jimin?
Sungguh! itu kesulitan luar biasa.
Disana ada Namjoon, Kai, Taehyung dan Mingyu yang juga tak kalah mematung. Takut ikut kena semprot lah jelas.
Beda dengan Jimjn yang duduk dipojokan sambil sunggingkan senyum karena tak dapat masalah, setidaknya tak ada tamparan ataupun siraman air kali ini. sukses bikin seorang Park Jimin yakin bahwa Yoongi membuka sudah mulai peduli dan membuka jalan kepada begundal macam dirinya ini.
"Jim ga lo kejar?"
"bentar lagi, langkah Yoongi kan kecil, dua kali langkah dia sama kayak sekali langkah gue" balas Jimin santai.
Lagipula Yoongi kan tak suka dipepet depan umum, warung lagi rame, setidaknya Jimin menunggu hingga pundak Yoongi hilang dari balik gedung kampus itu.
"Buru bor!"
"Jagain kopi gue, seruput dikit gue sentil anu kalian satu satu"
"Heh! Babik!"
Sebelum berlari mengikuti Yoongi, Jimin sempatkan mengerlingkan tatapan ancaman pada masyarakat gengnya.
"ambil air putih diwarung buat apaan sih? Kehausan apa gimana?" gumam Jimin sembari berlari kecil.
"Yoongi, Yoongi tungguu"
Si gula manis bernyawa itu berjalan semakin cepat, tak hiraukan suara yang sedang mengejarnya, ia pergi menuju seorang pemuda yang nampaknya baru saja jatuh dari motor, mata sipit Jimin bisa melihat bahwa pemuda itu terluka disikut. Pemuda yang baru dilihat Jimin. Ini bukan Seokjin ataupun Hoseok.
"Siapa sih tuh orang?" dengus Jimin, langkahnya mulai memelan , perlahan seret kaki menuju kesana, langkahnya berat, tapi ia ingin dengar, ; 'mengapa Yoongi yang dingin itu perduli? Siapa lelaki itu?'
"Gapapa kan?" tuangkan air untuk basahi sapu tangannya, lalu bersihkan luka si pemuda yang tengah mendapat luka di sikut.
"Iyaa gapapa kok Yoon,"
"Sorry yaa, nanti gue yang anter lo pulang aja deh"
"ga usah, santai"
"Yoon,"
"iya?"
"hari ini hari terakhir lo dikampus kan?" tanya pemuda itu, maniknya mendapati Yoongi yang mengangguk sembari tersenyum.
"Iyaa, ini gue ke kampus mau beresin barang – barang gue"
"makan malam yukk nanti"
Yoongi itu memang dulu menolak diuke kan, tapi banyak seme hot yang emang ngantri buat dia, sama kayak sekarang.
Dan pemuda itu dapatkan senyum gummy smile sebagai respon, sungguh manis. Tapi buat Jimin hancur berantakan.
Jangan tanya lagi, dia total cemburu sekarang, bahkan dia tak pernah dapatkan perhatian lembut seperti itu apalagi senyuman Yoongi.
Jimin pun urungkan niatnya untuk menghampiri dan segera berlalu pergi dari situ, ia tak ingin mendengar lanjutan jawaban dari Yoongi, yang sudah pasti bisa ditebaknya bahwa Yoongi tak akan menolak.
Kok sakit yaa, lebih sakit dari anu gue yang kejepit resleting celana :( – Pjm
.
.
.
TBC___
Perjalan Jimin memang sulit. Mari kita beri dukungan kepadanya agar tak putus asa. :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus ✔️ (MINYOON)
Fanfictionini yaa yang namanya mengejar cinta? makin dikejar malah makin jauh - Park Jimin Genre : Romance Rank : #1 FIKSI PENGGEMAR [090619] #1 FUNFICTION [140619] # 1 MINYOON [280320] boyxboy BL SEKALI LAGI TOLONG BACA DESKRIPSI CERI...