"temenin makan"

4.3K 533 68
                                    

Jimin dan Yoongi duduk di lobby rumah sakit berdua,  jaket jeans kedodoran itu sudah sigap pindah bahu ke Yoongi

Mereka berdua menunggu ibunya Jimin,  buat ambil kunci mobil, karena motor Jimin dibawa ke bengkel sama Taehyung dan Namjoon, jadi akhirnya dia harus nganter Yoongi pulang pake mobil milik sang ibu.

"Ibu lo Dokter disini?" tanya Yoongi matanya perhatikan pasien yang berlalu lalang,

"iya"

angguk pelan lalu tangan kiri bergerak mainkan ujung rambut Yoongi yang kini sudah diblonde kan.

Asik.

"Dokter apa?"

"Ahli bedah" jawab Jimin, lalu berikan jeda pendek "tungguin Ibu keluar bawain kunci mobil, baru nanti gue anter pulang"

Yoongi membalas dengan anggukan lagi, dan seolah teringat sesuatu, ia menepak lutut Jimin pelan, buat si begundal kampus itu menoleh, "Apa?"

"panggilan kita berdua kadang aku kamu kadang gue lo, jadi yang enak gimana?"

"yang enak itu, aku sayang kamu dan gue sayang lo"

"serius ih!"

"kamu yang ga konsisten sayang. aku sih ikutin aja"

"ga tau aku juga, enaknya pake apa ya ngomong sama kamu,"

"pake sayang"

"Jimin," suara Yoongi sengaja diberat beratkan.

Begundal kampus itukan emang ga pernah serius. Gombal mulu kerjaannya

"kenapa sayangku?"

"serius kali kali kamu tuh"

"Pengen aku seriusin? Hayo KUA"

"ngapain?"

"nikah"

Sial!

Yoongi ingin mengumpat tapi ditahan sekuat mungkin, karena ia sudah paham bahwa si begundal kampus memang gemar modus.

Cuma untuk Yoongi tentu.

Tak lama nunggu, ibunya Jimin keluar dengan stelan rapi seorang Dokter.

"kamu tuh balapan mulu kerjaannya yaa, bikin kesal" omel sang Ibu sambil berjalan hampiri Jimin

"Namanya juga suka," Jimin sunggingkan senyum dongo lalu ambil kuncil mobil dari tangan ibunya.

Mata Sang ibu pun teralih dari Jimin kepada seorang namja berkulit putih dan manis yang sedang berdiri dibelakang Jimin.

"Jimin, kamu ga mau kenalin ibu sama temen kamu yang manis itu?"

"oh,"

Kan, Jimin baru teringat kalo Yoongi emang lagi bareng dia.

"iyaa ibu, ini pacar Jimin, Min Yoongi namanya"

Sang bunda sumringah mendengarnya, dan Yoongi membungkuk sopan sebagai tanda salam.

"Titip Jimin yaa nak" kata sang ibu, yang kini melangkah mendekati Yoongi untuk pandangi kekasih anaknya itu lebih baik.

"Iya tante"

"Panggil Ibu aja,"

"eh iya ibu,"

Baru juga mau mulai bercakapan lebih jauh, Jimin langsung putuskan, karna dia ga enak berdiri dirumah sakit itu lebih lama lagi.

banyak anak Geng kampus sebelah yang berlalu lalang. Tiap lewat selalu yang dipandangi itu Yoongi. buat Jimin tak suka.

"udah, ibu sibuk kan?, Jimin mau anter pulang Yoongi dulu"

"belum banyak omong kamu udah mau bawa pergi aja menantu ibu, " sungut ibunya Jimin

"nanti,  nanti Jimin kenalin dirumah"

"yaudah. hati hati kalian"

"Siap!" balas Jimin sembari lambaikan tangan dan berlalu menjauh bersama Yoongi yang sedang digandengnya.



















Mobil melaju dengan kecepatan standar, kaca mobil diturunkan, karena Jimin suka udara bebas, dia benci tempat tertutup penuh AC.

"Besok masuk kerja jam berapa?" tanya Jimin, fokus matanya tetap ke jalan

Bisa runyam kalo salah fokus :")

"kayak biasa, masuk jam 8 pagi,"

"oh, trus udah makan belum?"

"udah sih, kenapa?"

"aku belum makan"

"mau ditemenin makan?" tanya Yoongi dan Jimin menoleh sambil senyum trus naikan kedua alis.

Pun,  Yoongi sudah mengerti,  "mau makan dimana?"

"pasar malam"

"ehh, lagi rame kalo malam"

"emang rame kalo malam, yang engga rame tuh kuburan kali Yoon,"

"ihh, akunya kek upik abu gini bajunya"

"yaa kan kamu lagi nemenin majikan makan"

"bikin emo terus yaa, aku sentil ginjal kamu!"

"sentil hati aku aja dong, biar bergetar"

Duduk berdampingan begini,  buat tangan Yoongi  langsung terayun ingin menjitak kepala Jimin, namun tangan itu ditahan sang dominan. Pergelangan tangan mulus itu malah digengggam erat.

"dari pada pukul aku mending genggam tangan aku"

Walau dengan kesal dan cemberut,  tangan tangan putih itu dengan senang hati balas remat jemari Jimin.
























Mereka  tiba dipasar malam yang kini sudah penuh ramai, berhenti disebuah stand  yang jual aneka nasi goreng , mereka duduk berdua.

Jimin memesan seporsi nasi goreng, dan Yoongi beli jagung bakar.

"mau?"

Satu bulir jagung bakar disodorkan. Total masih panas kalau dilihat dari asap yang yang keluar.

"masih panas itu." dumal Jimin sembari geser piring yang telah kosong.

Dan Yoongi yang dengar gerutuan malah terkekeh penuh ledekan, "tampan preman tapi jiwa bocah. Tiup sendirilah"

"bukan bocah, babu kan perlu layanin majikan. Tiupin"

Yoongi langsung mendongah natep kesel, dan Jimin tertawa lucu sembari tangannya bergerak mengusak surai Yoongi.

"becanda becanda"

"bikin kesel mulu candaannya" sungut Yoongi

"sini dipeluk dulu,"

"ga usah"

"ini yang bocah siapa sih, hm?"

Yoongi tak perduli,  ia terus bersungut  dan memakan jagung bakarnya sendiri

"Yoon, aelah pacar Jimin segitu doang marah"

Pun, pundak kecil Yoongi dirangkul erat.

"Jimin," pukul pelan dada sang begundal kampus itu.

"tenang, kalo kamu babu, aku budak cinta kamu" Ujar Jimin,  lalu kecup singkat pucuk kepala Yoongi yang kini tepat berada dibawah hidungnya.

.


.






.

TBC___

Preman Kampus ✔️ (MINYOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang