Berlanjut keruang tengah, dimana Jimin sedang berjalan menuju kulkas lalu mencari sebotol poc*ari, minuman berelektrolit untuk redakan mabuk.
Sesekali dia curi pandang, dan takluk sepersekian detik bahkan hanya untuk melihat gelagat si manis yang pukul pukul kepala.
"Pergi Club trus minum dua botol Miguel dan sebotol bir dengan kadar alkohol tinggi buat apa?"
Ditengah pencarian, Jimin beri air hangat untuk bantu redakan pusing yang masih bersarang dikepala Yoongi, dan dengan senang hati diterima tapi tetap congkak ekspresi.
"mau kenal sama dunia luar aja" jawab asal, lalu geram rendah karena efek alkohol yang masih melayang dikepala.
Hangover sial.
"Serius mau kenal? Ikut sama gue ntar dikenalin"
"ck, brengsek modelan lo, yang ada gue dimanfaatin trus ditinggal" Dengusnya lagi, kemudian sandarkan kepala di sandaran sofa.
"Kapan sih lo kenal sama gue, hm,?"
Jimin sodorkan sebotol Poc*ari ke Yoongi.
"gratiskan?"
"Engga, kita barter aja gimana?" Tarik kembali botol poc*ari yang hampir disambut tangan Yoongi.
"Oke"
Tanpa pikir panjang, dan Yoongi yakin tidak akan semenyesal ini untuk ambil satu keputusan cepat
"Buru apaan?"
"Unblock line gue, dan apapun yang terjadi dilarang block lagi"
Kan.
Terkesan lebih mengancam.
Tapi Yoongi bodo amat. Dia masih punya nyali yang lebih tinggi untuk menghadapi bajingan gila didepannya ini.
"Bajingan"
Setelah unblock id line secara terpaksa, demi apapun juga. ia menyesal sekali sudah punyai ponsel!
Mengganggu disetiap jam hanya untuk terima message berisi sama ; selamat pagi manis atau selamat malam manis. kesal memuncak.
Mana kalau tidak dibalas sukanya langsung menelfon.
"Mau apasih?!"
Seperti sekarang, dimana Yoongi sudah tersambung dengan pihak sebelah Park Jimin yang sedang leha leha dirumah.
"Kan dah tau gue kalo kirim pesan maunya dijawab bukan diread doang"
Yoongi sigap putar maniknya kesal, sebelum menjawab pengaduan konyol barusan, "lo juga taukan gue males balas pesan orang ga penting."
"Masih jadi ga penting yaa.... setelah nolongin lo sama sahabat lo yang mabuk berat semalam. Perlu gue bilang ke ayah lo"
Dengus keras lalu mendumal pelan, Yoongi akui kalah sekarang. Menyerah, karena terlalu lelah menanggapi, apalagi nama ayah sudah dibawa. "oke, oke selamat malam juga. sudahkan?" setelahnya ia bergidik geli.
Serius.
Dan Jimin malah terkekeh sekarang? bagus.
"Wah kalo nanya lewat pesan yang harus balas lewat pesan juga dong"
Astaga kemalangan baru seorang Min Yoongi, dosen pengganti Major Instrument, yang lelah sendiri menghadapi tabiat brengsek salah seorang mahasiswanya.
"Lo lagi bales dendam sama gue karena cuekin lo sama nolak perasaan lo kan?!" tuduhnya sepihak
"Engga sih. Justru karena gue pengen deket sama lo. kalo sering komunikasi kan nantinya juga dekat"
"Sorry yaa! kalo lo mau PDKT, ga bisa! gue lurus, masih demen yang punya gunung kembar!"
Terdengar tawa sedetik dari Jimin, " belokin dong,"
ck.sial!
"aarrgghh! Dasar pengganggu!" teriaknya diponsel, dan sigap Jimin jauhkan ponsel dari kupingnya.
Ditempat tongkrongan biasa, Cafe yang sering jadikan tempat ngumpul kalo mau adain touring motor, atau balapan.
"Tapi Jim, lo serius mau deketin Yoongi, gue sempat ngobrol sama Seokjin temennya itu. Katanya doi lurus, bro"
Iya, lurus. Pernah berpacaran sama yang berbuah dada, sayang cintanya ga berlanjut sampe pelaminan.
Lalu Jimin alihkan pandangan kesekitar untuk kembali sulut rokok andalan, "Selurus lurusnya seorang Yoongi, kalo dia belum pernah jebolin anak orang, itu artinya belok yang masih tertunda" Jimin Preman Kampus 2k19.
"Ngaco lo anjing! Sekalipun belok dia pasti bottom"
Di tatap nyalang, lalu menghisap batangan terbakar itu, kemudian menghembuskan asap membubung.
"Nih, kalo Yoongi ternyata yang dominan gimana?"
Mingyu membenarkan posisi duduk, dan menatap Jimin, semua matapun ikut melihat ke arah yang sama, menunggu jawaban dari si brengsek yang sedang sibuk menghisap batangan terbakar.
"gampang ajasih"
"gampang apaan satt?!"
"Yaa tinggal siap desah ga karuan aja."
Hasil panduan mesum Kim Namjoon, Kim Taehyung juga Kim Mingyu. Kacau sudah!.
Yoongi sedang menyeruput Americano panasnya, tangannya sibuk membolak balikkan lembaran rekap nilai mahasiswa. Matanya tertuju pada satu nama yang punya nilai IPK cukup rendah.
Dia enggak sendirian, ada Seokjin didepannya yang sibuk telfonan sama manusia entah itu siapa. Mata Yoongi membola kala lihat nilai IPK Jimin yang sudah hampir anjlok, dari hasil rekap absen juga bisa dilihat anaknya kuliah ga pernah benar. Gimana mau cepat pake toga :")
"alamat bentar lagi didepak sama kampus ini segeng" Myg
Belum lagi ditangannya sudah ada surat panggilan orang tua yang ditujukan untuk nama manusia2 satu geng, Park Jimin, Kim Taehyung, Kim Namjoon, Kim Jong in.
"Yoongi, itu bukannya anak anak yang kemarin nolongin kita di Club ga sih?"
Yoongi noleh kesampingnya ikutin telunjuk Seokjin. lah kaget dia. Baru sadar ada Jimin dan kawan kawannya, yang sedang duduk asyik bercerita, lalu merokok. Dia bisa menebak pemuda yang duduk membelakangi, dengan jaket kulit hitam itu adalah Park Jimin.
Ohh Tuhan rupanya dunia itu sempit, sesempit biji mata Hoshi. :")
.
.
.
TBC____
Main mata dulu sama yang udah ngasih vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus ✔️ (MINYOON)
Hayran Kurguini yaa yang namanya mengejar cinta? makin dikejar malah makin jauh - Park Jimin Genre : Romance Rank : #1 FIKSI PENGGEMAR [090619] #1 FUNFICTION [140619] # 1 MINYOON [280320] boyxboy BL SEKALI LAGI TOLONG BACA DESKRIPSI CERI...