Chapter 31 "You can hate me all your life if you stay."

4.1K 351 20
                                    

Rachel View

Aku mendaki sebuah bukit kecil. Tampak familiar sekali dan semakin aku mendekati puncak, aku menyadari kalau ini adalah bukit di belakang taman. Satu pohon tua di tengah bukit terlihat rindang dengan daun-daun yang kembali tumbuh setelah melalui musim dingin dan semi. Cahaya matahari juga memberikan hidup baru pada kuncup bunga di kaki pohon. Aku berjalan lebih dekat pada pohon itu, sejujurnya ini adalah kali pertama aku melihat bukit seindah ini. jika aku boleh memilih, aku inign membangun sebuah pondok di sini dan bangun melihat hamparan rumput lalu menghirup aromanya. Pakaianku masih sama seperti saat aku pergi dari rumah, hanya tidak ada mantel. Jeans dan kau putih pendek.

Aku kembali mendaki, dan menemukan seseorang dengan gaun putih selutut berdiri membelakangiku di dekat pohon. Lalu aku putuskan untuk mendekatinya dan ketika aku menyentuh pelan pundaknya, dia menoleh ke belakang.

“Mom?”

Mom terlihat begitu cantik seperti umurnya ketika umurku masih satu tahun. Tidak ada keriput di wajahnya, aku hampir saja tidak percaya kalau itu adalah dia saat melihat iris matanya yang serupa denganku. Dia memang mom.

Mom tersenyum, senyumnya yang sudah hilang sejak lima tahun lalu. telapak tangannya yang putih menyentuh pipiku. “Kau sudah besar sayang.”

Apakah ini mimpi? Aku bertemu dengan mom yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. aku merindukan belaian halus tanganya dan kini aku merasakannya, begitu nyata. Cukup meyakinkan kalau dia benar-benar di sini.

“Kenapa kau tidak membalas semua suratku? Kau membacanya bukan?” airmataku pecah.

Mom tersenyum, hanya itu yang selalu menghiasi wajahnya, “aku selalu membacanya sayang. Aku ingin sekali membalas surat-suratmu tapi di sana tidak ada tukang pos.” Dia bercanda sedikit.

“Aku hanya ingin tahu apa mom baik-baik saja di sana?”

“Ya sayang. Mom baik-baik saja, jauh lebih bahagia. Mom ingin sekali kau merasakan itu bersama mom tapi kau tidak bisa. Mungkin suatu saat nanti,” mata coklatnya berpendar lemah. Aku tak mengetahui apa yang dia sembunyikan dibalik matanya itu.

“Aku mau ikut denganmu ke sana,” aku meminta, “aku tidak mau lagi tinggal di dunia ini.”

Kepala mom menggeleng pelan, tangannya mengelus lembut pipiku. “Tidak sekarang sayang. Kau masih punya ayah dan adikmu dan pria itu, siapa namanya?—mereka masih ada untukmu.”

Aku mendesah mengedarkan mata menatap dedaunan yang terbang tertiup angin, “mereka tidak menyayangiku. Dad selalu menyiksaku semenjak kematianmu, Zayn kembali pada mantan pacarnya, dan aku sudah menghancurkan hati Kath karena Harry mencintaiku. Dia akan selalu marah padaku. Apalagi yang harus kuharapkan? Semuanya pergi. Kebahagiaanku tidak ada lagi.”

“Hei sayang.. tatap mata mom..”

Aku menatap kedua matanya yang berpendar hangat, yang memberiku sedikit kebahagiaan di tengah penderitaan totalku.

“Apa kau berpikir begitu? Apa kau lihat Kath marah karena Harry menyukaimu? Dan soal dad, sebaiknya kau bicara padanya. Dan apakah kau pernah mendengarkan sekali saja yang dikatakan Zayn kepadamu? Mereka tidak pergi darimu. Hanya karena mereka melakukan kesalahan kau menganggap mereka telah pergi darimu? Mereka hanya manusia, dan manusia tidak bisa tidak berbuat kesalahan. Yang perlu kau lakukan hanyalah dengarkan mereka.”

“Aku tidak bisa mom..”

“Kau bisa tentu saja, hanya kau tidak mau. Apa yang pernah mom katakan padamu ketika kau dan Elise bermusuhan? Kau hanya perlu mengerti jika inign semuanya membaik.”

SECRET [1D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang