AGUSTUS 2013
YUKI
Hari-hari berlalu. Bulan pun telah berganti. Aku dan Bimo sama sekali tidak pernah mengungkit tentang apa yang terjadi diantara kami berdua pada hari itu. Tanpa ada kesepakatan apa-apa, kami tahu ini yang terbaik. Diam, lupakan, lalu lanjutkan hidup.
Kini kami dan semua orang di SMA Dharma Bakti semakin disibukkan oleh persiapan acara Danvers, yang merupakan kepanjangan dari Dharma Anniversary, sebuah acara tahunan yang digelar untuk memperingati hari jadi SMA Dharma Bakti yang jatuh setiap tanggal 30 Agustus. Danvers terdiri dari dua rangkaian acara, yakni Danvers Cup yang menyelenggarakan kompetisi olahraga antar kelas, serta Danvers Fun Fest yang berupa pentas seni.
Kebetulan group band yang aku naungi aktif mengikuti lomba dan membawa nama sekolah, maka panitia mengundang kami untuk tampil sebagai bintang tamu kedua di Danvers Fun Fest tahun ini yang diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus nanti. Alhasil aku dan teman-teman harus berlatih sepulang sekolah seenggaknya tiga kali dalam seminggu.
"Kak Yuki!" Seusai latihan dan hendak keluar dari ruang musik, tiba-tiba aku berpapasan dengan seorang cewek berambut panjang dan berkacamata. Tubuhnya yang mungil membuatnya harus mendongak saat memanggil namaku.
Yup, itu adalah namaku. Yuki Rosalia Aryn, vokalis dari salah satu band yang cukup terkenal di SMA Dharma Bakti, yaitu Inversion. Wuih! Kedengarannya hebat, ya? Sosok Yuki ini pasti terdengar luar biasa terkenal, punya banyak penggemar, cantik, dan bersuara emas. Namun sayangnya, ciri-ciri tersebut sangat jauh dari realita.
Sebagai satu-satunya personil cewek di Inversion, urutan ketenaranku berada di paling bawah. Alasannya? Oh, tentu saja karena aku tidak memiliki wajah yang cantik. Lalu, urusan suara. Kalau boleh jujur, dapat dinobatkan sebagai vokalis band itu rasanya kayak mimpi. Sebab suaraku masih standar, tidak sebagus suara Sherina atau Demi Lovato.
"Kak, latihannya udah selesai, ya?" tanya cewek di hadapanku. Namanya Putri, anak kelas sepuluh. Dia adalah LO* Inversion untuk acara puncak nanti dan akhir-akhir ini sering memantau latihan kami. "Kak Willy sama Kak Cello udah pergi?"
Aku mengangguk. "Kelar latihan tadi mereka langsung pergi ke lapangan," jawabku sambil menunjuk ke arah lapangan basket yang mendadak jadi ramai.
Aku dan Putri sama-sama menyaksikan kegaduhan itu dari balkon ruang musik yang letaknya di lantai dua. Begini, deh, kalau ada cogan masuk ke lapangan basket. Semuanya serba heboh. Maklum, pesona seorang Muhammad William Saputra yang biasa dipanggil Willy itu memang luar biasa. Mantan kapten tim basket SMA Dharma Bakti ini memiliki postur tubuh tinggi yang mampu membuat para cewek berteriak saat menyaksikannya bermain. Apalagi kalau dia sudah ada di atas panggung dan jemarinya menari-nari di atas tuts keyboard, frekuensi teriakan penontonnya pasti akan bertambah hingga sepuluh kali lipat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa personil Inversion yang paling tenar dan nomor satu adalah Willy.
Sementara dari belakang ruang perpustakaan yang menjadi pemisah antara dua lapangan utama sekolah, cewek-cewek kelas sepuluh saling berebut untuk mendapatkan tempat di pinggir lapangan futsal. Dengan semangat dan serempak semuanya memanggil nama Marcello Yanuar atau lebih akrab disapa Cello, pemain bassist Inversion. Yang juga merupakan ketua kelasku, si oriental yang katanya mirip Lu Han personil boyband EXO.
Astaga, aku masih tidak percaya dapat berteman dekat dengan mereka. Namun yang lebih membuatku tidak percaya lagi, ternyata cewek di sampingku tidak tertarik dengan semua yang terjadi di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru Biru
Teen Fiction[⚠️ʙᴀꜱᴇᴅ ᴏɴ ᴛʀᴜᴇ ꜱᴛᴏʀʏ & ᴍᴀʏ ᴄᴏɴᴛᴀɪɴ ᴀ ᴅᴇᴘʀᴇꜱꜱɪᴠᴇ ᴀɴᴅ ʙᴜʟʟʏ ꜱᴄᴇɴᴇ !!] Bagi Yuki, semua terasa menakutkan saat berbagai masalah datang bertubi-tubi ke dalam hidupnya. Ketika remaja lain melangkah menuju dunia yang baru, Yuki terpaksa harus kem...