9-Peace

2.5K 321 19
                                    

~~Happy Reading~~

Jam menunjukkan pukul 18.00. [Y/N] tengah berkutat pada buku matematikanya di kamar.

Tok! Tok! Tok!

Gadis itu menoleh ke pintu. "Masuk saja, Kak. Pintunya tidak di kunci" ucapnya. Lalu munculah Hana sambil membawa nampan yang berisi segelas jus jeruk dan camilan.

"Ini saya bawakan jus jeruk dan sedikit camilan untuk teman belajar nona" ucap wanita itu.

[Y/N] tersenyum kecil. "Terima kasih, Kak Hana. Tolong letakkan di sini saja" ucapnya sambil menunjuk sisi di dekat buku-bukunya. Hana meletakkan makanan dan minuman itu.

Hana memandang [Y/N]. "Nona rajin sekali, ya"

"Hehehe, tidak juga. Ini karena ada tugas saja. Kalau tidak ada, aku juga tidak mau belajar"

Hana tertawa. "Nona ada-ada saja. Kalau begitu saya ke bawah dulu ya. Nona juga semangat belajarnya" ucapnya sambil mengelus kepala [Y/N]. Gadis itu mengangguk dan tersenyum lebar. Setelah Hana keluar, ia pun melanjutkan aktivitasnya sambil sesekali memakan camilan.

15 menit kemudian, terdengar suara gaduh seperti perdebatan. [Y/N] memutar bola mata malas. 'Mereka pulang rupanya'

Semakin lama suaranya terdengar jelas, membuat gadis itu geram. Ia pun mengambil ponsel dan earphone, lalu menyalakan musik yang cukup keras di telinganya. Namun ia masih bisa mendengar pertengkaran orang tuanya. Ia menutup telinganya dengan wajah takut.

Prang!

Terdengar suara kaca yang pecah. [Y/N] mulai menangis. Tak tahan lagi, iapun melepas earphone di telinganya dan berlari keluar rumah.

Ia terus berlari dengan air mata yang terus mengalir. Tak terasa ia sudah berada di jalan dekat bukit.

Dari depan, Solar tengah berjalan santai sambil bermain ponsel. Keduanya sama-sama tidak memperhatikan jalan.

Bruk!

[Y/N] menabrak tubuh Solar hingga dirinya terjatuh, sementara Solar hanya terundur sedikit.

"Hei! Kalau jalan itu lihat-lihat, dong!" ucap Solar marah. Jalanan yang mereka lewati memang kurang penerangan, jadi Solar kurang jelas melihat [Y/N]. Begitupun dengan sang gadis.

"Maaf" ucapnya lalu berdiri.

Dahi Solar mengernyit. Ia terkejut saat tahu siapa yang ada di hadapannya saat ini.

"[Y/N]?"

Deg!

[Y/N] sedikit mendongak. Solar terkejut saat samar-samar melihat jejak air mata di pipi gadis itu. Tanpa aba-aba, [Y/N] segera berlari.

Grep!

Tangan [Y/N] langsung dicekal dan ditarik, mengakibatkan tubuh gadis itu menghadap Solar.

"Kau... Menangis?"

Solar bisa melihat dengan jelas mata [Y/N] yang sembab dan air mata yang mengalir dari netra [E/C] itu. Gadis itu menatap wajah Solar. Detik berikutnya ia menunduk. Ia tidak bergerak sedikitpun. Bahkan ia tidak menghiraukan tangannya yang masih digenggam erat oleh Solar.

Solar menatap khawatir gadis di depannya, lalu beralih ke kantung plastik yang berada di tangan kirinya. Sambil tetap memegang tangan [Y/N], tangan kanannya yang bebas mulai membuka aplikasi chatting di ponselnya.

Gempa

Gempa, aku akan pulang terlambat. Ada sesuatu yang harus ku urus. Tenang saja, sabun cuci piringnya sudah kubeli

You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang