4-Enmity

2.3K 323 27
                                    

~~Happy Reading~~

[Y/N] bersenandung ria menuju lokernya. Ia berencana untuk mengambil novelnya. Ia pun membuka pintu loker dan seketika ia membulatkan mata.

"Kecoa!!!"

[Y/N] berteriak ketakutan saat melihat sebuah kecoa mainan di atas novelnya.

Cekrek!

[Y/N] segera menutup pintu lokernya dan terkejut mendengar suara itu.

"Hahaha!!"

Ia menoleh ke kanan dan wajahnya berubah marah saat melihat Solar tertawa terbahak-bahak sambil melihat ponselnya.

"Hei, Solar. Ini pasti ulahmu ya?"

"Hahaha!! Seharusnya kau melihat wajah histerismu itu" ucap Solar tanpa berhenti tertawa.

"Jangan-jangan... kau memotret wajahku?! Cepat hapus foto itu!"

[Y/N] berusaha merebut ponsel Solar, tetapi dengan sigap Solar mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.

"Eits, kalau bisa ambil saja ponselku, dasar pendek" ledek Solar.

"Sialan kau! Cepat kemarikan ponselmu!" Seru [Y/N]. Mereka terus berebut ponsel milik Solar.

"Aaa!"

Bruk!

Tiba-tiba [Y/N] terjatuh tepat di atas Solar. Mereka saling menatap beberapa detik. Wajah [Y/N] memerah melihat wajah Solar sedekat itu.

"[Y/N]..." ucap Solar pelan.

Jantung [Y/N] berdetak lebih cepat saat mendengar suara pelan dan tatapan serius dari lelaki itu.

"I-iya...?"

"Kau...



...berat sekali. Cepat minggir dari atas tubuhku"

Ctak!

Wajah [Y/N] berubah masam dan segera berdiri. Karena malu, ia pun pergi dari sana. Sedangkan Solar berdiri sambil tersenyum tipis.

------------

Sepanjang jalan, [Y/N] terus menggerutu. Ia pun sampai di kantin dan menjatuhkan tubuhnya di kursi dengan keras. Hal itu membuat kedua sahabatnya yang sedang makan terkejut.

"Kau ini kenapa lagi?" Tanya Yaya.

"Wajahmu terlihat seperti ingin memakan orang. Sepertinya aku tahu apa penyebabnya" tambah Ying.

[Y/N] menatap kedua sahabatnya. "Kenapa di dunia ini harus ada Solar?!" Serunya dengan wajah frustasi.

"Itu pertanyaan filosofis. Tanyakan ke Tuhan, jangan ke kami" ucap Yaya cuek.

[Y/N] mendengus dan meletakkan kepalanya di atas meja. Sementara kedua sahabatnya hanya cuek. Mereka sudah sering melihat tingkah sahabatnya yang seperti gadis PMS.

[Y/N] memainkan ponselnya. Ia pun membuat sebuah status di salah satu aplikasi media sosialnya.

Terkadang aku merasa jika dunia benar-benar tidak memihak padaku:/

Ia pun meletakkan ponselnya dan memandang ke arah lain.

Ting!

[Y/N] membuka notifikasi tersebut. Matanya berbinar kala melihat seseorang membalas statusnya.

Sunshine🌞

Ada masalah apa, hm?

Yah, seharusnya kau tahu. Musuhku berulah lagi

Dia menjahilimu?

Iya!! Kau tahu seberapa kesalnya aku?!

Oke, tenanglah. Sebaiknya kau redam amarahmu itu. Cari sesuatu yang bisa membuat moodmu membaik

Aku tidak tahu:( Sudahlah. Nanti juga kembali lagi

Hmm sebenarnya aku tidak pandai menasehati orang. Tapi perlu kau tahu, mungkin ini bukanlah masalah terbesarmu. Jadi jangan terlalu dipikirkan

[Y/N] tersenyum. Hal itu membuat Yaya yang melirik [Y/N] menyenggol lengan Ying.

"Ada apa?" Tanya Ying.

Yaya tersenyum miring. "Lihat, sepertinya moodnya sudah membaik"

Ying melihat [Y/N] yang tengah tersenyum. Ia ikut tersenyum miring.

"Terkadang aku mempertanyakan kejiwaannya. Moodnya bisa berubah-ubah secara mendadak" ucap Ying.

"Hush, kau ini bicara apa" tegur Yaya. Ying tertawa kecil.

Kau hanya perlu fokus pada apa yang penting bagimu. Jika musuhmu tidak penting, lebih baik jangan kau hiraukan. Atau mungkin, kau bisa membalasnya😏

Membalasnya ya?🤔 Kurasa akan kucoba lain kali

"[Y/N], ayo kita ke kelas" ucap Ying. Ia pun mengangguk dan berdiri. Mereka pun ke kelas dengan [Y/N] yang masih fokus pada membalas chat dari Sunshine.

Duk!

"Aduh!" Ucap dua orang secara bersamaan.

"Kau?!" Seru [Y/N]. Baru saja perasaannya membaik, tapi tiba-tiba langsung memburuk karena melihat orang di depannya.

Solar juga terkejut melihat gadis di depannya. Ia juga tidak fokus ke jalan karena sedang asyik bermain ponsel.

"Hei, gunakan matamu untuk berjalan" ucap Solar.

"Dimana-mana seseorang itu menggunakan kakinya untuk berjalan. Dasar bodoh"

"Tapi kalau kau tidak menggunakan matamu, kau tetap tidak bisa berjalan dengan baik"

"Buktinya seorang tuna netra masih bisa berjalan"

"Tapi tanpa bantuan, dia akan menabrak segalanya"

Ying dan Yaya hanya bisa menepuk dahinya melihat kedua musuh bebuyutan itu saling adu argumen yang bahkan tidak penting.

To Be Continue

Hehew, maaf ya pendek:] Saya kekurangan ide nih buat chapter ini.

Oh iya, jangan lupa baca ceritaku yang lain ya:*

Makasih buat kalian yang tetep setia sama cerita ini. Makasih vote dan commentnya:)

Sampai jumpa~~~

You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang