3-Dilema

2.5K 356 44
                                    

~~Happy Reading~~

Di siang hari yang terik, [Y/N] tengah mengayuh sepedanya sambil melamun. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

Jduk!

"Aduh!"

Karena tidak memperhatikan jalan, ia melewati sebuah lubang yang cukup besar. Ia meringis saat merasakan pinggulnya nyeri. Ia pun menggeleng pelan dan mencoba fokus pada jalanan.

Namun lama kelamaan ia merasa berat saat mengayuh sepedanya. Ia juga merasa sedikit oleng. Karena curiga, ia pun berhenti dan melihat keadaan sepedanya. Tak lama kemudian ia berdecak sebal saat melihat roda belakangnya kempes.

Ia melihat sekitar. 'Sial! Kenapa sepi sekali?' batinnya kesal. Mau tidak mau ia harus menuntun sepedanya padahal jarak ke rumahnya masih jauh.

Brmm! Brmm!

[Y/N] menoleh ke belakang dan mendapati sebuah motor berwarna putih-jingga berhenti di sampingnya. Wajahnya berubah malas saat tahu siapa pengendara motor itu. Pemuda itu melepas helmnya.

"Eh, ada tetangga judes. Ada apa dengan sepedamu?" tanya lelaki itu dengan senyum jahilnya.

[Y/N] melirik sekilas. "Bukan urusanmu"

"Hei, apa salahnya menjawab pertanyaan King Solar?" ucap Solar sambil tersenyum angkuh.

[Y/N] mendecih. "Banku kempes"

"Oh... Pasti karena tubuhmu berat?"

Ctak!

[Y/N] langsung menjitak kepala Solar dengan keras. "Jaga mulutmu"

Solar mengusap kepalanya dengan kesal. "Tidak perlu sampai memukulku juga"

"Huh!" [Y/N] memalingkan wajah dan kembali berjalan meninggalkan Solar.

Solarpun maju sambil tetap berada di atas motornya. "Hei tunggu dulu"

[Y/N] berhenti. "Kalau kau hanya ingin mengejekku, maaf, aku tidak akan menghiraukannya"

"Kenapa kau selalu negatif thinking, sih? Dengar ya, bagaimana kalau ku bantu? Kau ikut denganku saja"

[Y/N] melotot. "Kalau aku ikut denganmu, bagaimana dengan sepedaku?"

"Tinggalkan saja di sini"

"Dasar gila!" umpat [Y/N]

"Memangnya kau mau berjalan sejauh ini? Lebih baik kau ikut denganku"

"Tidak mau" jawab [Y/N] dengan ketus.

"Kau tidak lihat? Di sini sepi sekali. Dan cuacanya sangat panas. Memangnya kau tidak takut?"

"Tidak"

Solar menghela napas. "Kau ini keras kepala sekali. Padahal sudah ada pangeran yang menolongmu. Tapi kau malah menolaknya. Kalau begitu aku duluan saja. Tidak ada gunanya memaksa seseorang yang keras kepala" ucapnya sambil memakai helm dan menyalakan mesin motornya.

"Kau yakin tidak mau ikut?" tanya Solar.

Namun [Y/N] tetap tidak bergeming. "Sudah pergi sana"

"Ya sudah. Oh iya, katanya di sekitar sini biasa ada preman dan penculik yang berkeliaran" ucap Solar dengan seringai kecilnya lalu melajukan motornya.

Mendengar itu, [Y/N] langsung menoleh cepat dengan sedikit rasa takut. "A-ahahaha... Mana mungkin? Mungkin Solar hanya menakutiku" ucapnya sambil menenangkan diri.

Sementara itu, Solar melajukan motornya dengan perasaan khawatir. Pikirannya terus berkecamuk, antara menolong [Y/N] atau membiarkannya.

'Apa tidak apa-apa jika aku meninggalkannya? Tidak mungkin kan ada penjahat di siang hari yang panas ini? Tapi... Jalanan di sana sepi sekali. Bagaimana ini?'

You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang