10-Advocacy

2.2K 274 13
                                    

~~Happy Reading~~

Hari-hari berikutnya, terjadi perubahan yang sangat jelas. Tidak ada lagi pertengkaran di setiap pertemuan mereka. Bahkan, sahabat-sahabat mereka benar-benar bingung melihat keduanya begitu akrab. Bukan hanya mereka, tetapi para siswa dan siswi SMA Pulau Rintis dibuat bingung melihat kejadian langka itu.

Biasanya, mereka akan melihat [Y/N] dan Solar yang bertengkar heboh, atau sekedar mendengar teriakan [Y/N] akibat ulah jahil Solar. Namun yang mereka lihat adalah Solar dan [Y/N] tertawa bersama sambil berjalan beriringan di pagi hari di koridor.

Dan sejak saat itu, Solar dan [Y/N] sering berangkat dan pulang sekolah bersama naik motor. Hal ini benar-benar membuat keduanya bersyukur. Akhirnya hubungan tiga tahun yang lalu kembali lagi. Sebenarnya, Solar tidak sepenuhnya berubah. Ia masih tetap menjahili [Y/N] seperti biasa. Dan itu membuat [Y/N] kesal. Walaupun begitu, ia tidak akan semarah dulu. Ia sudah terbiasa dengan kejahilan Solar. Ia tidak habis pikir, kenapa lelaki jingga itu tidak bosan-bosan menjahilinya.

"Yah~ yang namanya hobi memang susah untuk dihentikan" ucap Solar dengan santainya, dan berakhir dengan [Y/N] yang memukul kepala Solar dengan buku paket.

**********

Suasana kantin terlihat sangat ramai.
Di salah satu meja, terlihat tiga orang gadis tengah berbincang sambil menikmati makan siang. Yaya dan Ying tertawa mendengar lelucon dari [Y/N].

"Ah, pembicaraan ini membuatku haus. Aku akan membeli es jeruk" ucap [Y/N] sambil berdiri.

"Hei, bukankah kau sudah menghabiskan satu gelas es teh?" tanya Ying.

"Tapi aku masih haus. Aku pergi dulu" lalu [Y/N] pergi membeli es jeruk.

Banyaknya siswa yang membeli makanan membuat tempat [Y/N] berdiri menjadi sangat sesak. Semua saling berdesakan. [Y/N] yang tengah membawa segelas penuh es jeruk pun kewalahan untuk keluar dari sana.

Duk!

Tiba-tiba, [Y/N] terdorong ke belakang.

Tap!

"Eh?"

[Y/N] melihat ke belakang dan mendapati Solar tengah menahan tubuhnya. Ia memang tidak jatuh. Tetapi minuman yang ia bawa sedikit tumpah dan mengenai seragamnya. Wajah [Y/N] sedikit memerah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Solar sambil membantu [Y/N] berdiri tegak.

"U-uhm. Terima kasih"

Solar mengangguk. Tatapannya beralih pada seorang lelaki yang tengah berjalan menjauh dengan santai.

"Hei, rambut merah" panggil Solar dengan nada yang sedikit keras. Alhasil para siswa di sekitarnya berhenti dan melihat ke arahnya.

Lelaki yang dipanggil itu berhenti dan berbalik badan. "Kau memanggilku?"

"Ya. Siapa lagi pemilik rambut norak di sini selain kau?" tanya Solar. Tatapannya benar-benar dingin. Sementara [Y/N] terkejut dan mulai cemas.

Lelaki bersurai merah jabrik itu tersenyum angkuh dan menghampiri Solar. "Apa maksudmu, hm?"

Sementara itu, Yaya melihat kerumunan itu. Ia pun mengerutkan dahi.

"Ying, ada apa di sana?"

Ying pun melihat kerumunan itu. Lalu ia minum dengan tergesa-gesa.

"Aku juga tidak tahu. Ayo kita lihat"

Keduanya pun segera menuju kerumunan. Setelah mencari celah, mereka berdua melihat Solar dan lelaki bersurai merah tengah berhadapan dengan atmosfer yang menegangkan. Sementara [Y/N] berdiri di samping Solar dengan wajah takut.

"Cepat minta maaf pada sahabatku" ucap Solar sambil menunjuk [Y/N]. Suasana kantin semakin tegang.

"Untuk apa? Memangnya aku membuat kesalahan?"

"Sudah jelas kau menabraknya tadi. Lihat, bajunya sampai basah"

"Khe, ada banyak orang di sini. Mana mungkin aku yang menabraknya? Mungkin saja orang lain"

"Jelas-jelas aku melihatnya sendiri. Sekarang cepat minta maaf"

"Aku bahkan tidak merasa menabrak dia. Mungkin saja gadis ini yang tidak hati-hati. Jangan salahkan aku"

Gigi Solar gemertak. Tangan kanannya mengepal erat, siap untuk melayangkan pukulan di wajah angkuhnya itu. Namun tangan kirinya sudah ditahan oleh gadis di sampingnya saat ia ingin maju. Ia pun menoleh. Di lihatnya [Y/N] sudah menggeleng padanya.

"Tahan dirimu, jangan bertindak bodoh di sini" ucap [Y/N]. Solar hanya diam sambil tetap menahan emosi.

"Hei, kau" panggil [Y/N] pada lelaki di depannya. Lelaki itu menatap [Y/N] sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Pergilah. Aku anggap itu tadi bukan kesalahanmu" ucap [Y/N].

Lelaki itu tersenyum remeh. "Aku memang tidak bersalah" ucapnya lalu pergi. Tak lama kemudian, para siswa yang berkerumun pun melanjutkan aktivitasnya.

"Cih! Seharusnya kau membiarkanku untuk memukulnya tadi. Wajah sombongnya itu benar-benar membuatku muak" ucap Solar.

"Cukup kau terkenal dengan gaya narsismu itu, jangan sampai karena kau berkelahi" ucap [Y/N].

"Tapi kau tidak apa-apa?" tanya Solar. "Lihat, bajumu sampai basah begitu"

"Aku tidak apa-apa, Solar. Soal ini, aku bisa--"

"[Y/N]! Tadi itu ada apa?" tanya Ying yany baru datang.

"Kenapa bajumu basah?" tanya Yaya.

"Ah itu, nanti kuceritakan. Kau punya baju cadangan di lokermu kan?" tanya [Y/N] pada Ying. Gadis itu mengangguk.

"Oke, aku pinjam dulu ya. Dan, terima kasih banyak Solar. Kau sudah membelaku tadi" ucap [Y/N] dengan senyum manisnya. Seketika rasa kesal Solar hilang karena melihat senyum itu. Ia pun tersenyum tipis dan mengangguk.

"Kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Solar. [Y/N] mengangguk lalu melambaikan tangan saat Solar mulai pergi.

"Ayo kita ke loker. Kau ini ada-ada saja" ucap Ying sambil menarik tangan [Y/N].

"Eh, sebentar" tahan [Y/N]. Lalu ia pun meminum es jeruk yang masih berada di tangannya sampai habis.

"Kau ini masih sempat-sempatnya minum" ucap Yaya.

"Ini sudah ku beli. Kan sayang kalau tidak diminum. Lagipula aku haus" ucap [Y/N] sambil meletakkan gelasnya di meja. Mereka bertiga pun pergi.

To Be Continue

Bingung mau ngomong apa nih saya:)

Kayaknya jarang banget ya saya update jam segini? Hehe nggak papa lah sekali-kali.

Kira-kira menurut kalian, kurang berapa chapter lagi menuju ending?:"V

Makasih banyak buat kalian yang selalu nunggu, baca, kasih vote, dan komentar di sini. Saya bener-bener seneng (apalagi kalo kalian boom comment:])

See you in next chapter guys~~👋👋💜

You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang