~~Happy Reading~~
Di pagi hari yang cerah, [Y/N] tengah menuntun sepedanya ke halaman depan rumah. Ia pun merapikan rambutnya yang diikat dua di bawah. Setelah itu, ia beralih pada sepedanya. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia selalu menyempatkan diri untuk memeriksa sepedanya. Ia pun berjongkok dan tersenyum saat tahu bahwa ban sepedanya baik-baik saja.
"Hai Solarlicious~ Solar yang tampan nan kece ada di sini~"
Tiba-tiba senyumnya luntur. Ia melirik malas tetangganya yang sedang berbicara di depan ponselnya sambil berpose aneh yang membuat gadis itu mual.
"Sekarang ini, Solar sedang menunggu kakak-kakak untuk berangkat sekolah" ucap Solar dengan senyum lebarnya. Tatapannya beralih pada gadis yang tengah memeriksa sepedanya di seberang jalan.
[Y/N] tidak menghiraukan ocehan Solar. Ia pun memeriksa tasnya. Ia berseru saat menyadari bahwa kotak pensilnya tertinggal.
"Oh, lihatlah, si tetangga judes juga sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Say hi to camera~" ucap Solar sambil mengarahkan kamera belakangnya pada [Y/N]. Mendengar itu, [Y/N] langsung menatap tajam Solar. Ia pun langsung masuk ke rumah untuk mengambil kotak pensilnya.
Solar mendengus. Ia pun mencari akal sambil melihat sekitar. Ia tersenyum jahil saat melihat seekor ulat hijau di dedaunan.
"Aku punya ide! Bagaimana kalau kita buat kehebohan di pagi yang cerah ini, hm?" ucap Solar sambil menaik-turunkan kedua alisnya. Ia pun mengambil ulat itu dengan memetik daunnya. Ia mengendap-endap ke sepeda [Y/N]. Setelah memeriksa keadaan, iapun meletakkan ulat itu di tempat duduk (sadel) sepeda. Lalu ia berlari ke depan rumahnya sambil tertawa kecil.
[Y/N] keluar dan mendapati Solar tengah cekikikan di depan kamera. 'Dasar gila' batinnya. Ia pun menghampiri sepedanya.
Solar mengarahkan kamera belakangnya ke [Y/N].
"Oke, kita hitung bersama
Satu, dua, tiga!""Kyaa!! Ulat!!"
Solar tertawa keras saat melihat betapa histerisnya [Y/N] berteriak. [Y/N] segera menjauh dari sepedanya. Ia beralih menatap Solar dengan tatapan marah.
"Hahaha!! Kalian lihat kan bagaimana reaksinya? Ah~ indahnya pagi ini" ucap Solar lalu kembali fokus pada live instagramnya.
[Y/N] melihat sebuah ketapel di teras rumahnya. Ia menyeringai dan mengambilnya. Setelah mendapat kerikil, ia membidik Solar saat lelaki itu tengah serius pada ponselnya.
Bletak!
"Aduh!"
Solar mengusap kepalanya. Ia pun beralih pada [Y/N] yang tengah tertawa.
"Kenapa kau melempar batu ke kepalaku, hah? Bagaimana kalau sampai aku amnesia?" tanya Solar sambil menghampiri [Y/N].
[Y/N] berkacak pinggang. "Dasar lebay. Salah siapa meletakkan ulat di sepedaku?"
"Itu bukan aku. Mungkin ulat itu jatuh dari pohon"
"Jangan mengelak. Jelas-jelas hanya kau yang berada di sini. Dan tadi kau sempat tertawa saat aku ketakutan. Sekarang cepat singkirkan ulat itu" ucap [Y/N] sambil menunjuk sepedanya.
"Enak saja. Aku tidak mau"
[Y/N] melotot. "Kubilang cepat singkirkan! Nanti aku bisa terlambat ke sekolah"
"Kau kan punya tangan. Ambil saja sendiri"
Perempatan siku tercetak di dahi [Y/N]. "Cepat singkirkan, dasar setan jingga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]
Romance[COMPLETED] "Aku baru sadar, ternyata kaulah yang selalu menyinari hidupku yang kelam ini"- [Y/N]. "Dibalik sikap menyebalkanku, sebenarnya aku hanya ingin menarik perhatianmu"- Solar. [Y/N] adalah anak broken home. Setiap hari ia selalu melihat or...