13-New Life

2.2K 273 17
                                    

~~Happy Reading~~

Sudah dua hari [Y/N] terbaring di rumah sakit. Keadaannya juga sudah membaik. Saat ini, ia sedang berbincang dengan kedua sahabatnya.

"Oh ya? Apa benar seperti itu?" Tanya [Y/N].

"Iya. Kalau kau ada di sana, pasti kau akan tertawa terbahak-bahak" ucap Ying.

"Hahaha.... eh, tolong kupaskan aku apel" ucap [Y/N]. Yaya pun melakukan permintaan [Y/N].

"Kau ini seperti nyonya besar saja. Mentang-mentang sedang sakit" cibir Ying.

"Apa kau mau menggantikan posisiku?" Tanya [Y/N]. Lalu ia mengunyah potongan apel dari Yaya.

"Siapa juga yang mau berbaring di ranjang rumah sakit dengan kepala diperban seperti itu?"

"Makanya jangan mencibir seperti itu"

"Hei, sudah-sudah. Kalian ini benar-benar ya" lerai Yaya sambil menggeleng pelan. "Tapi sekarang keadaanmu sudah membaik, kan?"

"Tentu saja. Aku kan gadis yang kuat" ucap [Y/N] sambil mengangkat kedua tangan layaknya seseorang yang sedang menunjukkan ototnya. Namun, jika dilihat baik-baik, [Y/N] mengatakan kalimat itu dengan penekanan di akhir sambil menatap Ying. Sepertinya ia masih dendam dengan kejadian membawa tumpukan buku ke ruang guru dulu. Yang ditatap hanya memutar bola mata malas, sementara Yaya tersenyum dan menggeleng pelan.

"Lihat tingkahnya. Bahkan aku masih tidak percaya kalau kau ada di sini" ucap Ying. [Y/N] tertawa kecil.

"Lain kali jangan bertindak gegabah. Tingkahmu benar-benar membuat banyak orang khawatir" ucap Yaya sambil tersenyum tipis.

"Iya, iya. Maafkan aku karena sudah membuat kalian khawatir. Aku janji akan menjaga diriku dengan lebih baik" ucap [Y/N]. "Padahal saat itu aku sudah mau menyerah" lanjutnya sambil menampilkan cengirannya.

"Sekali lagi kau bicara yang tidak-tidak, aku tidak akan segan-segan memukul kepalamu" sergah Ying kesal. [Y/N] tertawa.

'Bagaimana aku bisa menyerah, jika di sini aku mempunyai orang-orang yang begitu menyayangiku' batin [Y/N].

Tak lama kemudian, ibu [Y/N] datang dan membuat ketiga gadis itu terkejut.

"Oh, ada teman-teman [Y/N] rupanya" ucap sang ibu dengan senyum manisnya. Yaya dan Ying langsung mencium tangan ibu [Y/N].

"Begini, apa kalian bisa membiarkan [Y/N] di sini? Tante ingin membicarakan sesuatu dengannya" lanjut ibu [Y/N]. Hal itu membuat kening [Y/N] berkerut.

"Oh, iya tante. Kalau begitu kami permisi dulu. [Y/N], kami pulang dulu ya. Besok kami akan ke sini lagi" ucap Yaya.

"Iya, terima kasih untuk hari ini. Dan besok kalian tidak perlu ke sini" ucap [Y/N] dan membuat kedua sahabatnya bingung.

"Karena besok aku pasti sudah pulang" lanjut [Y/N] dengan senyum lebarnya. Yaya dan Ying tersenyum lalu pergi.

"Jadi, apa yang mau ibu bicarakan?" Tanya [Y/N].

Ibu [Y/N] pun duduk di samping ranjang [Y/N] dengan senyum tipis. "Ibu sudah berbicara dengan ayahmu. Dan kami sudah memutuskan, ibu akan berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga yang akan mengurusmu sepenuhnya. Kami janji, kami akan memperbaiki hubungan kami sebelumnya. Bagaimana?" Tanya ibu [Y/N] sambil menggenggam tangan [Y/N] dan tersenyum.

[Y/N] terperangah. "I-ibu serius? [Y/N] akan punya keluarga yang bahagia seperti dulu lagi?"

Sang ibu mengangguk. [Y/N] tersenyum bahagia dan memeluk ibunya.

"Terima kasih banyak" gumam [Y/N] dengan setetes air mata yang mengenai pipinya. Akhirnya, kebahagiaan yang ia nantikan datang juga. Ia benar-benar bersyukur sekarang.

Sementara di luar, Solar tersenyum mendengar pembicaraan ibu dan anak tersebut. Ia tidak sengaja mendengarnya karena pintu kamar [Y/N] sedikit terbuka.

'Semoga kau benar-benar berbahagia'

☉☉🌟☉☉

[Y/N] menatap pantulan dirinya di cermin kamar. Ia sudah diperbolehkan pulang sejak kemarin. Hari ini ia akan berangkat sekolah. Itupun karena ia bersikeras untuk sekolah walaupun orang tuanya sudah memintanya untuk istirahat di rumah.

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Perasaannya masih gelisah dan takut. Apa benar orang tuanya sudah berubah? Jangan-jangan ini semua hanya mimpi? Atau orang tuanya hanya bersandiwara untuk menghiburnya?

Plak!

Tiba-tiba [Y/N] menepuk kedua pipinya dengan keras. Ia menggeleng kuat untuk menyingkirkan pikiran negatif itu. Tidak, [Y/N] harus yakin kalau itu semua nyata. Ia tidak boleh terus-terusan gelisah. Ia pun tersenyum mantap dan keluar kamar.

Ia menuruni anak tangga dengan pelan sambil melirik takut-takut ke arah ruang makan.

"Ah, [Y/N] sudah siap rupanya. Ayo kita sarapan bersama"

[Y/N] terperangah melihat pemandangan di depannya. Di sana sudah ada ayahnya yang duduk sambil menyesap kopi, dan ibu serta Hana yang menyiapkan sarapan. Pemandangan yang biasa sebuah keluarga harmonis lakukan setiap pagi.

[Y/N] tersenyum. Matanya sedikit berkaca-kaca. Ia menggeleng, lalu berjalan menuju meja makan.

"Selamat pagi, ayah, ibu, kak Hana" sapa [Y/N] dengan riang. Yang lain membalas sapaan tersebut.

"Hari ini [Y/N] diantar ayah dulu ya. Ibu tidak memperbolehkanmu naik sepeda untuk beberapa hari ke depan" ucap ibu [Y/N] sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Ah, tidak usah. Aku kan sudah terbiasa naik sepeda ke se--"

"[Y/N], tidak ada penolakan. Lihat, kepalamu saja masih diperban" potong ayah [Y/N]. "Aku sudah memberi pesan kepada Solar untuk mengantarmu pulang" lanjutnya.

"Oh, baiklah kalau kalian memaksa" jawab [Y/N] sekenanya. Pandangannya beralih pada Hana yang menjauh dari meja makan.

"Kak Hana mau kemana?" Tanya [Y/N].

"Saya ingin ke belakang" ucap Hana.

"Apa kak Hana sudah lupa dengan apa yang aku katakan dulu? Kita ini kan satu keluarga. Jadi, ayo kita makan bersama selayaknya keluarga" ucap [Y/N]. "Tidak apa-apa kan?" Tanya [Y/N] sambil melirik kedua orang tuanya.

"Iya. Ayo, kita sarapan bersama" ucap sang ibu sambil tersenyum. [Y/N] tersenyum pada Hana sambil mengangguk lucu.

"Ah, baiklah kalau begitu" ucap Hana lalu mengambil tempat di samping [Y/N].

[Y/N] memandang satu persatu anggota keluarganya. Rasanya benar-benar seperti mimpi, melihat keluarganya kembali utuh seperti dulu. Ia pun sarapan dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.

To Be Continue

Sengaja update hari ini, karena satu dan dua alasan tertentu:]

Maafin karena chapter kali ini pendek. Bingung banget mau nulis apa lagi.

Oh iya, kalian nyium bau sesuatu nggak?









Oh, ternyata bau-bau mau ending:')

Makasih banyak buat kalian yang selalu baca, kasih vote, dan komentar. Seneng deh bacain komentar kalian^^

Sampai jumpa di chapter berikutnya~~👋

You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang