~~Happy Reading~~
Ying menatap horor papan tulis yang bertuliskan nama-nama siswa. Mereka mendapatkan tugas kelompok. Satu kelompok beranggotakan dua orang. Ia pun menghampiri bangku [Y/N].
"Kau kenapa?" tanya Yaya saat melihat Ying menghela napas dengan wajah lesu.
"Kenapa pembagian kelompok harus dilakukan oleh guru? Bukankah lebih enak jika kita memilih anggota sendiri?" tanya Ying.
"Itu kan agar semuanya adil" jawab [Y/N].
"Adil kau bilang? Aku harus satu kelompok dengan Rian si anak nakal itu. Apa yang seperti itu bisa disebut adil?" protes Ying.
"Aku juga harus ke rumah Suzy. Padahal rumahnya sangat jauh. Dan dia tidak bisa ke rumahku dengan alasan tidak boleh keluar rumah" ucap Yaya lemas.
"Itu pasti hanya alasannya saja karena dia malas ke rumahmu" ucap [Y/N].
"Dasar licik" celetuk Ying.
"Tapi kurasa ini adil. Aku saja tidak masalah dengan pembagian kelompoknya" ucap [Y/N]. Yaya dan Ying pun melihat ke papan tulis.
KELOMPOK 4
[Y/N]
GEMPASeketika keduanya sweetdrop dan menatap kesal [Y/N].
"Kenapa wajah kalian seperti itu?" tanya [Y/N] dengan pandangan innocent.
Yaya pun mencubit pipi [Y/N]. "Kau bisa berkata seperti itu karena kau satu kelompok dengan Gempa"
[Y/N] meringis sambil mengusap pipinya yang perih. "Memangnya kenapa?"
"Kau masih bertanya? [F/N], kau satu kelompok dengan Gempa sang juara kelas. Dan lagi, jarak rumah kalian hanya tiga meter!! Bagaimana kami tidak kesal?!" teriak Ying gemas.
"Aku semakin merasa bahwa dunia benar-benar tidak adil" tambah Yaya.
"Ehehe, begitu ya?" tanya [Y/N] masih dengan senyum innocent.
"Hah~ jika saja menampar itu diperbolehkan" ucap Ying. [Y/N] langsung tertawa.
Sebenarnya [Y/N] juga khawatir. Jika ia berkelompok dengan Gempa, maka mereka harus mengerjakan tugas di rumahnya atau di rumah Gempa. Jika mereka di rumah Gempa, maka ia harus siap berhadapan dengan si setan jingga. Satu-satunya cara adalah mengerjakan tugas di rumahnya sendiri. Walaupun sebenarnya mereka bisa mengerjakan di luar, tetapi ia terlalu malas untuk keluar.
Tiba-tiba, pandangannya jatuh pada Gempa yang akan keluar kelas.
"Gempa!" panggil [Y/N].
"Ya?" jawab Gempa. Ia pun mendekati [Y/N].
"Bagaimana dengan itu?" tanya [Y/N] sambil menunjuk papan tulis.
Gempa ber'oh' ria. "Bagaimana kalau besok? Kebetulan besok hari minggu"
"Besok? Bukankah tugasnya dikumpulkan minggu depan?"
"Lebih cepat lebih baik kan? Lagi pula besok aku tidak kemana-mana. Atau kau ada urusan? Kalau begitu kita bisa mengerjakannya di lain waktu"
"Eh, tidak juga. Aku besok tidak ada urusan. Lalu kita kerjakan di mana?"
"Kalau itu aku serahkan padamu"
[Y/N] tersenyum. "Bagaimana kalau di rumahku?"
Gempa mengangguk. "Baiklah, besok aku ke rumahmu jam 10 pagi ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine [Boboiboy Solar X Reader]
Romance[COMPLETED] "Aku baru sadar, ternyata kaulah yang selalu menyinari hidupku yang kelam ini"- [Y/N]. "Dibalik sikap menyebalkanku, sebenarnya aku hanya ingin menarik perhatianmu"- Solar. [Y/N] adalah anak broken home. Setiap hari ia selalu melihat or...