SEBELUM MASUK PEMBAHASAN INTI; maka perlu diketahui bahwa cinta ada beberapa macam:
PERTAMA: CINTA IBADAH
Yaitu: Cinta yang mengharuskan adanya penghinaan diri dan pengagungan kepada yang dicintai, dan didalam hati orang yang mencintai terdapat adanya pemuliaan dan pengagungan terhadap yang dicintai yang menuntut adanya pelaksanaan terhadap perintahnya dan menjauhi larangannya.Cinta seperti ini harus dikhususkan bagi Allah semata. Inilah yang dinamakan dengan “Mahabbatullaah” (cinta kepada Allah).
Kalau cinta ibadah ini dipersembahkan kepada selain Allah, maka pelakunya terjatuh kedalam kesyirikan. Seperti yang Allah firmankan tentang orang-orang musyrik:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ...
“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-yang beriman sangat (lebih) besar cintanya kepada Allah…” (QS. Al-Baqarah: 165).
“Mahabbah Syirkiyyah” (cinta yang syirik) ini ada pada orang-orang yang beribadah kepada kubur orang-orang shalih atau wali-wali, juga terjadi pada sebagian pembantu (bawahan) kepada tokoh-tokoh atau atasan-atasannya.
[Lihat: “Al-Qaulul Mufiid” (II/44 dan 47-48) karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah-]
KEDUA: CINTA KARENA ALLAH
Yaitu: Cinta kepada apa-apa yang dicintai Allah dan cinta kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah. Ini temasuk kesempurnaan iman.
[Lihat: “Fat-hul Majiid” (hlm. 390) karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Aalu Syaikh -rahimahullaah-]
Para ulama menjelaskan cinta jenis ini dalam pembahasan mereka tentang Al-Walaa’ dan Al-Baraa’.
Al-Walaa’ artinya: Penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang disukai dan diridhai Allah, berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan (keyakinan), dan orang.
Al-Baraa’ artinya: Penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang dibenci dan dimurkai Allah, berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan (keyakinan), dan orang.
Dari sini kemudian kaitan-kaitan Al-Walaa’ dan Al-Baraa’dibagi menjadi empat:
1- PERKATAAN, maka dzikir dicintai Allah, sedangkan mencela dan memaki dibenci Allah.
2- PERBUATAN; shalat, puasa, zakat, sedekah, berbuat kebajikan, dan mengerjakan sunnah-sunnah Rasul -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dicintai Allah sedangkan zina, minum khamr, berbuat syirik, dan berbuat bid’ah dibenci Allah.
3- KEPERCAYAAN (KEYAKINAN); iman dan tauhid dicintai Allah sedang kufur dan syirik dibenci Allah.
4- ORANG; orang-orang yang shalih, para nabi dan rasul dicintai Allah sedangkan orang-orang kafir, musrik, dan munafiq dibenci Allah.
[Lihat: Prinsip Dasar Islam (hlm. 221-223) karya Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah-]
Maka, masuk dalam kategori Cinta Karena Allah adalah Cinta kepada Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-. Bahkan beliau harus kita cintai melebihi kecintaan kita kepada anak-anak kita, orang tua kita, bahkan seluruh manusia.
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
لَا يُـؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُـوْنَ أَحَبَّ إِلَـيْـهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ، وَالـنَّاسِ أَجْـمَعِـيْـنَ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqidah Dan Akhlaq
Spiritual*❗JIKA ENGKAU MERASAKANNYA, MAKA PERBANYAKLAH TOBAT* Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: من رأى أنه لا ينشرح صدره، ولا يحصل له حلاوة الإيمان، ونور الهداية، فليكثر التوبة والإستغفار. "Siapa yang merasa dadanya tidak lapang, tidak mendapatkan kelezat...