Menyeru umat untuk menjauhi penyimpangan dan kesesatan dalam agama, bukanlah mimbar dakwah yang di hampari permadani dan dekorasi warna-warni.serta berhiaskan bunga-bunga di sekitarnya.
Menyeru umat untuk menjauhi penyimpangan dan.kesesatan dalam agama, bukanlah mimbar dakwah.untuk mendulang sanjungan dan puja-puji manusia..Tapi sebaliknya akan di banjiri caci maki, cibiran dan hujatan.
Rintangan dan ujian dalam berjuang di jalan dakwah.adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa di hindari..Ia pasti akan menghampiri, namun jangan pernah.berhenti, karena para Nabi dan pengikutnya tidak.pernah berhenti ataupun melemah karena rintangandan ujian.
Nabi Nuh ‘alaihissalam menghadapi cacian kaumnya,begitu pula para Nabi lainnya tidak kalah berat ujian yang mereka hadapi.
Mendakwahkan yang haq merupakan kewajiban bagi setiap muslim dari Rabb-nya, terutama kepada yang.memiliki kemampuan dakwah.
Namun tugas ini sungguh berat karena akan mendapatkan perlawanan dari para pengikut hawa napsu yang tidak akan tinggal diam karena mereka.selalu merasa terusik, yang menurutnya apa yang mereka yakini dan lakukan adalah benar dan harus.dibela.
Perlawanan dari para pengikut hawa nafsu telah ada sejak zaman para Nabi dahulu dan akan ada hingga akhir zaman.
Allah Ta’ala berfirman :.
ﻭَﻛَﺬٰﻟِﻚَ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﻧَﺒِﻰٍّ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ﺷَﻴٰﻄِﻴۡﻦَ ﺍﻟۡﺎِﻧۡﺲِ ﻭَﺍﻟۡﺠِﻦِّ
“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin.” (QS. al-An’am, 6:112).
Para pengemban dakwah akan selalu mendapatkan.perlakuan yang sangat tidak menyenangkan dari.orang-orang yang selalu menentangnya. Mereka menganggap keterangan yang disampaikan para pengemban dakwah adalah omong kosong yang tidak.perlu di pedulikan.
Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits akan mereka remehkan walaupun di sampaikan dengan terang dan jelas.
Zaman memang sudah berubah, namun para pengikut hawa nafsu akan selalu ada sepanjang zaman.
Seruan kepada kebenaran yang haqiqi, memurnikan agama dari prilaku orang-orang yang menyimpang.dan penyesat umat, akan dianggap sebagai lelucon yang menurut mereka pantas di tertawakan. Ancaman dari Allah dan Rasul-Nya akan selalu mereka cibir dan nistakan.
Para pengikut hawa nafsu merasa gerah, ajaran warisan dari nenek moyang yang mereka agung-agungkan dan harus di lestarikan merasa di gugat.
Para pengikut hawa nafsu akan selalu setia kepada.ajaran leluhurnya, dan mereka berkata sebagaimana.di Firmankan Allah ta’ala :
ﺣَﺴْﺒُﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻭَ ﺟَﺪْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﺑَﺎﺀَﻧَﺎ
“Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek- moyang kami mengerjakannya”. (QS. al-Ma’idah:104).
Pribadi-pribadi berwatak seperti ini akan selalu ada dan menjadi batu sandungan bagi para pengemban dakwah.
Namun demikian, para pengemban dakwah tidak akan pernah mundur walau selangkah dalam menyampaikan al-Haq meski mereka senantiasa di musuhi, di cibir dan dilecehkan oleh pihak-pihak yang memusuhinya.
Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata : “Tidak akan datang suatu zaman kepada manusia, kecuali pada zaman itu semua orang mematikan sunnah dan menghidupkan bid’ah, hingga matilah sunnah dan hiduplah bid’ah. tidak akan ada orang yang berusaha mengamalkan sunnah dan mengingkari bid’ah, kecuali orang tersebut diberi kemudahan oleh Allah di dalam menghadapi segala kecaman manusia yang diakibatkan karena perbuatannya yang tidak sesuai dengan keinginan mereka serta karena ia berusaha melarang mereka melakukan apa yang sudah di biasakan oleh mereka, dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka Allah akan.membalasnya dengan berlipat kebaikan di alam Akhirat”. (AlAqrimany: 315, al-Mawa’idz).
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqidah Dan Akhlaq
Spiritual*❗JIKA ENGKAU MERASAKANNYA, MAKA PERBANYAKLAH TOBAT* Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: من رأى أنه لا ينشرح صدره، ولا يحصل له حلاوة الإيمان، ونور الهداية، فليكثر التوبة والإستغفار. "Siapa yang merasa dadanya tidak lapang, tidak mendapatkan kelezat...