Chapter 7

97 11 0
                                    

"Karna lo itu mencerminkan gue. Selemah lemahnya lo, lo masih punya duri buat bertahan hidup. Lo cantik, tapi orang yang mau ndeketin lo harus hati hati. Lo emang sih di depan kelihatan kuat tapi aslinya lo tuh rapuh banget, kekurangan air sehari aja udah layu"

~Catherine Auristella

Seketika Cathy menoleh dan menatapnya tajam Cathy menarik jaket kulitnya yang ada di sofa dan pergi.

"Oi lo mau kemana??" Tanya Adrian.

"Pulang" satu kata yang lolos dari bibir Cathy. Adrian terkekeh baru kali ini ia bisa bawel dengan cewek yang satu ini.

"HATI HATI" pekik Adrian.

"BAWEL" pekik Cathy tak kalah kerasnya.

Cathy menuruni tangga sambil menghisap Vapenya setelah sampai di tempat parkir ia lupa jika motornya berada di depan sekolah. Tanpa berpikir panjang Cathy memasang jaketnya lalu berjalan keluar.

"Pak Bukain gerbangnya" pinta Cathy.

"Loh nggak boleh neng Cathy"

"Saya sakit pak"
'Sakit hati maksudnya pak' Batin Cathy

"Sudah menulis surat izin pulang karna sakit neng Cat??"

"Sudah pak" jawab Cathy. 'Tapi boong pak' batinnya lagi.

Lalu pak satpam tersebut membukakan pintu gerbang SMA ELANG tersebut. "Makasih pak" ujar Cathy.

Cathy langsung memakai helm full facenya dan menaiki motor dengan kecepatan di atas rata rata ia menembus Ibu kota. Setelah sampai ia memakirkan motornya. Di depan rumah pohon tua yang bagian belakangnya terdapat danau dan taman mawar berwarna merah.

Sedikit tua namun tidak menjadi masalah untuk Cathy. Ia mebuka pintu rumah pohon tersebut yang cukup sulit tetapi Cathy sanggup. Begitu banyak kenangan kenangannya di masa lalu. Saat kedua kakaknya masih menyayanginya dan tidak dingin kepadanya, yang ia maksud adalah Bang Chedricc.

Ini adalah rumah di mana ia bisa menceritakan semua masalahnya. Hanya sendiri. Dia merasa bebas.

Hanya keluarga kecilnya saja yang mengerti tempat ini dan dua body guard yang berada di depan. Ia memegangi bingkai yang berisi foto dirinya dan kedua kakaknya.

"Bang Chedricc gue kangen lo yang dulu.. lo yang perhatian, bawel, sayang sama gue, bukan yang sekarang" lirih Cathy pelan. Tetapi ia tidak menangis.

Setelah dia puas melihat kenangannya yang dulu ia turun dari rumah pohon dan mengambil setangkai bunga mawar merah lalu berjalan ke arah danau.

Sampai di danau ia duduk di ayunan yang berada di bawah pohon. "Lo tau nggak kenapa gue suka sama lo??" Tanya Cathy ke arah bunga mawar tersebut. "Karna lo itu mencerminkan gue. Selemah lemahnya lo, lo masih punya duri buat bertahan hidup. Lo cantik, tapi orang yang mau ndeketin lo harus hati hati. Lo emang sih di depan kelihatan kuat tapi aslinya lo tuh rapuh banget, kekurangan air sehari aja udah layu" ucap Cathy, tanpa ia sadari air matanya jatuh di bunga mawar tersebut.

Dengan cepat ia menghapus air mata tersebut berjalan di pinggir danau dan menghanyutkan bunga mawar tersebut. "Kalo lo emang nggak bisa sehari aja tanpa air, kenapa lo nggak jadi tumbuhan air aja" ucap Cathy lalu pergi meninggalkan danau tersebut.

Saat ia ingin memakai helm full face nya ia melihat jam menunjukan pukul 12.25 ia teringat bahwa mamahnya akan ke rumah nanti. Cathy menaiki motor lalu berhenti di depan gerbang rumahnya yang tinggi. Cathy memencet bel rumahnya dan di bukakan oleh satpamnya.

Cathy memasuki rumah dan bertemu dengan Bang Char yang sedang membawa koper berwarna hitam.

"Loh Bang Char mau pergi dari rumah??" Tanya Cathy.

CATHERINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang