Bagian 22

2.9K 87 4
                                    

Sesampainya di sekolah sesuai prediksi mereka, pasti gerbang sekolah sudah di kunci rapat karena memang itu peraturan nya jika sudah jam 07.00 gerbang akan segera di tutup dan bagi murid yang terlambat harus menunggu di luar lalu siap-siap akan diberi hukuman.

"Aduh gimana dong nih kak? Aku kan ngga pernah telat kayak gini sebelumnya. Kak Kevin juga sih kenapa jemputnya juga telat?! Kalo ngga telat kan kak Kevin bisa bangunin aku lebih cepet." omel Tasya.

"Kok malah nyalahin sih! Siapa suruh coba bangunnya telat? Pasti kamu bisa bangun kesiangan gitu karena keasyikan baca novel kan semalaman?" tebak Kevin.

'aduh ketauan deh.'

"Mh... ng-ngga kok." elak Tasya sambil memalingkan pandangannya.

"Boong. Pasti kamu abis maraton baca novel kan semaleman." tuduh Kevin sambil menatap tajam Tasya.

"Mh.. " Tasya menggigit bibirnya sambil memalingkan pandangannya.

Kevin mengernyit melihat tingkah Tasya yang tiba-tiba berubah seperti gugup. Sepertinya Kevin mengetahui bahwa Tasya sedang ingin berbohong kepadanya.

"Tasya, kamu begadang kan semalaman?" Kevin menarik tangan Tasya agar menghadap kepadanya.

Tasya hanya diam sambil menatap mata Kevin sejenak lalu menunduk tak berani menatap mata Kevin.

"Jawab aku Tasya!" ucap Kevin dengan suaranya yang lembut sambil menarik dagu Tasya agar mengadah kembali dan kembali menatapnya.

Tasya menatap kembali mata Kevin lalu perlahan menganggukkan kepalanya lalu kembali menunduk karena takut Kevin tiba-tiba berubah menjadi mengerikan.

Lalu tak lama terdengar isakan tangis dari Tasya dan bahunya mulai bergetar karena menahan tangisannya, Tasya mencoba menggigit bibirnya agar isakan tangisnya tidak terdengar.

Kevin yang menyadari ada yang aneh dengan Tasya segera memegang kembali dagu Tasya lalu menengadahkan kembali kepala Tasya.

Terlihatlah air mata yang sudah membasahi pipinya, mata dan hidungnya yang sudah memerah.

"Hiks hiks hiks m-maaf." ucap Tasya di celah isakannya.

Kevin pun merasa tak tega dengan kekasihnya kalo sudah menangis seperti ini sekaligus gemas melihat wajah Tasya yang menurutnya sangat menggemaskan dengan hidungnya yang memerah dan matanya yang mulai sembab.

"Lain kali aku ngga mau kamu ngulangin itu lagi! Kamu ngerti ngga sih, aku khawatir sama kamu. Liat sekarang mata kamu! Kayak mata panda, ada kantong mata yang mulai membesar dan menghitam disini." ucap Kevin sambil menangkup pipi Tasya sambil mengusap bawah mata Tasya dengan ibu jarinya yang sudah menghitam.

"Emangnya aku jadi jelek ya kalo mata aku kayak mata panda? Kak Kevin pasti udah ngga suka lagi kan sama aku? Yakan?" tanya Tasya dengan raut wajah sendu.

Kevin menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan sambil tersenyum menatap Tasya yang kembali menunduk.

"Hey liat aku sayang!" titah Kevin dengan nada bicaranya sangat lembut sambil menangkup kedua pipi Tasya lalu mengarahkan pandangan Tasya kearahnya.

"Mau apapun keadaan kamu ato sejelek apapun kamu, aku tetep sayang sama kamu Sya. Aku itu cuma khawatir sama kamu, kalo kamu terus-terusan begadang kayak gini gimana dengan kesehatan kamu nanti? Kalo kamu sakit aku pasti kepikiran kamu terus sayang. Pasti aku merasa gagal ngga bisa jaga kamu sampai kamu sakit." ucap Kevin tulus.

"Ah lebay kak Kevin." ucap Tasya sambil memukul dada Kevin pelan. Lalu memalingkan pandangannya

"Kok lebay sih. Aku serius sayang, aku pasti bakalan sedih dan merasa bersalah kalo kamu sampe sakit. Karna aku merasa udah gagal jaga kamu." Kevin masih memandang Tasya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ILY My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang