Rani POV
Waktu berjalan cepat.
Hari-hariku penuh dengan hal-hal baru di Magelang. Aku memang masih teramat baru saat tiba disana, maka Manager Rumah Sakit menyiapkan mentor tersendiri. Mbak-mbak gendut. Orangnya jauh dari asyik. Terlalu banyak mengatur. Sok disiplin dan pecinta peraturan. Tapi aku senang-senang aja.
Jarak ini sedikit pun tidak menggangu. Dan favoritku tentu saja; chatting.
Maharani Sisyaputri
Sayang, kemarin aku dapet hasil ujian. Nilainya 97. Ada lima perawat magang lain yang dapat 100. Aku sedih sekali.Andhira💙
Gapapa sayang, kamu udah pinter kok. Besok kan bisa dapet 150
Maharani Sisyaputri
Yaaa nggak mungkin lah sayang. Maksimalnya kan 100Andhira💙
Kalo gitu, berharaplah agar 5 anak tadi cuma dapet 75. Kamu dapet 100 ya kan?
Maharani Sisyaputri
Yeee jahat banget. Tapi amiin. Hmmm sayang, tau gak, semalam mbak G marah-marah lagi dimessAndhira💙
Kenapa?Maharani Sisyaputri
Noh si kutil kuda ngajakin aku main keluar ksatrianAndhira💙
Si kutil kuda? Bhakti yang sepupu kamu bukan?Maharani Sisyaputri
Iya, si bhakti yang ngeselin itu. Mbak G sampe ngamukAndhira💙
Kamu sih. Teruss gimana messnya? Asyik kan?Maharani Sisyaputri
Asyik. Aku suka. Kecuali mbak G nyaAndhira💙
Kamu makan tepat waktu ya? Tidur yang cukupMaharani Sisyaputri
Siap sayang! Dilaksanakan. Kan makannya udah disediain di mess kalo malem. Pagi sama siang di klinik. Semuanya beres. Yang ngurus mbak GAndhira💙
Tuhkan ada baiknya juga mbak GMaharani Sisyaputri
Iya sih. hmmAndhira💙
Yaudah istirahat sana gih. Biar besok fresh lagi. Selamat malam cantik, semoga mimpi indah. Jangan kecantol taruna sana ya? Aku percaya kamu💙 Love youMaharani Sisyaputri
Iya, selamat malam juga💙 Jaga hati untuk ku ya? Love u too💕Dan waktu berjalan bagai desingan peluru. Hari demi hari merangkai bulan. Rutinitas chatting bersama Dhira itu ngga berkurang.
Sekejap mata! 6 bulan kemudian
Aku benar-benar rindu! Aku ngga sabar nunggu minggu depannya. Seminggu setelah pembagian hasil magangku.
Saat aku akhirnya bisa pulang ke Semarang.
Ketika tiba dirumah, Dhira sudah berdiri didepan pintu menyambutku. Lengkap dengan pakaian dinas pesiar siangnya tentu dengan topi petnya. Aku berlari riang. Membiarkan koperku tertinggal didalam mobil. Meloncat berteriak kecil langsung memeluknya.
Bagian inilah yang ga pernah aku ceritain ke Dhira. Perasaan rinduku. Kalo aku mengadu kepada Dhira, aku merasa, aku membebani Dhira. Aku rindu menatap wajahnya yang menyenangkan tersenyum kepadaku. Melihat ekspresi wajahnya yang tertawa lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiamu, Bahagiaku.
Fiksi RemajaSebetulnya, alasanmu kecewa itu bukan karena orang lain atau hubungan yang gagal terjalin. Melainkan harapan pribadi yang kamu sematkan terlalu tinggi. Bahagiamu itu tanggung jawabmu sendiri.