BAB 4

1.7K 92 2
                                    

[jangan lupa vote sebelum baca 💜!!]

"Lo itu nggak pantes jadi kembaran si Al. Lo itu cuman anak kecil yang selalu sembunyi di balik punggung kembaran lo itu. Gue kira lo cewek pemberani, ternyata dugaan gue salah, lo cuman cewek yang pura-pura berani di hadapan semua orang, baru gue giniin aja, lo udah kicep!" teriak Alana dengan kedua tangan yang menjambak rambut Alea.

Dibelakang Alana terdapat dua gadis yang merupakan teman se-genk Alana. Mereka juga ikut membully Alea, bahkan Alicia tak segan-segan untuk mengguyur Alea dengan seember air, Luna juga ikut membantu Alana mengoyak seragam putih biru Alea. Sungguh, keadaan Alea sekarang tak layak di sebut sebagai manusia. Rambut acak-acakan, seragam lusuh dan basah. Ia ingin melawan mereka, namun sekujur tubuhnya terasa nyeri, bahkan untuk berbicara saja ia tidak mampu. Alea berharap agar Al segera datang dan menghajar mereka semua.

"Lo jangan berharap kembaran lo datang buat nolongin lo! It is impossible! Karena kembaran lo itu lagi ulangan matematika, dan lo juga tau kalo si Al nggak akan bolos ulangan apapun. Jadi lebih baik lo ngelawan gue kalo mau keluar dari sini!" Alea yang dianggap lemah di mata mereka lantas bangkit dan ingin melawan, belum sempat ia berdiri tegak, tubuhnya di dorong oleh Alicia hingga membentur tembok dan Alana menjambak rambut Alea lagi. Tubuh Alea terkapar lesu di lantai.

Mereka tertawa puas melihat musuhnya tak berdaya lagi.

Tiba-tiba pintu kamar mandi di tendang dari arah luar.

Brakkk

Ternyata Al yang mendobrak pintu kamar mandi, ia tak sengaja lewat kamar mandi perempuan karena ia ingin pergi ke kantin setelah ulangan selesai, walaupun sekarang memang belum jam istirahat. Saat lewat kamar mandi perempuan, ia tak sengaja mendengar tawa yang begitu keras dan juga tangisan seseorang. Ia mencoba membuka pintu kamar mandi, ternyata di kunci dari dalam, akhirnya ia mendobrak pintu itu dan melihat siapa yang sedang menangis, ternyata ALEA yang terkapar tak berdaya di lantai.

Mereka bertiga kaget atas kedatangan Al, mereka mematung di tempat dan tak dapat bergerak banyak karena mendapat tatapan sengit dari Al.

"Alea bangun, ini gue Al." Alea menyipitkan mata melihat kedatangan Al.

Ia berkata sangat lirih kepada Al, "sa-sakit."

Al kembali menatap tajam ke arah Alana. "APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA ADIK GUE, ALANA LETESHIA! KALO LO SEMUA NGGAK MAU NGAKU, GUE BAKAL LAPORIN KALIAN KE KEPALA SEKOLAH BAHKAN KE POLISI JUGA!" Mereka tak dapat berkutik lagi atas perkataan Al. Mereka sangat takut jika dikeluarkan dari sekolah, apalagi menyangkut soal hukum.

"GARA-GARA GUE NOLAK CINTA LO, LO JADIIN ADEK GUE PELAMPIASAN DENDAM LO DENGAN BULLY ADEK GUE! DASAR MEDUSA! PEREMPUAN LICIK!"

Al membuka seragamnya untuk menutupi tubuh Alea yang basah kuyup. Kemudian ia membopong Alea dan membawanya ke UKS, sebelum pergi ia membisikkan sesuatu kepada Alana gue nggak bakal biarin lo lepas begitu aja, tunggu pembalasan dari gue.

Alea terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal, kenapa mimpi itu tiba-tiba datang begitu saja, padahal kejadian itu sudah dua tahun yang lalu, saat ia menduduki bangku kelas 8 SMP dan lagi pula selama ini, ia tak pernah memimpikan hal itu. Alea melirik ke arah jam weker, ternyata jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Ia bangkit untuk mengambil air minum karena haus.

THE TWINS ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang