BAB 18

923 37 2
                                    

[ jangan lupa vote sebelum baca 💜!! ]

Say sorry bila ada typo terselip, note author di bawah jangan lupa di baca📌

Happy reading ❤️

"Al, gue takut," ujar seorang gadis yang tengah terbaring di UKS dengan pakaian agak basah.

"Nggak usah takut, ada gue di sini. Gue bakal basmi si brengsek sama si medusa jadi-jadian itu!"

"Nggak! Lo harus temenin gue disini, gue takut!"

"Iya. Gue udah suruh si Aksa buat tanganin ini semua. Gue juga nyuruh dia untuk laporin masalah ini ke pihak sekolah, biar mereka di usir aja sekalian!"

Gadis itu tersenyum dengan mata sayu, "Makasih."

"Gue selalu bantu lo dalam keadaan apapun, gue seneng kalo lo juga seneng, tapi ketika lo sedih hati gue juga ikut teriris. Gue nggak bakalan biarin siapapun untuk nyakitin lo, because we are twins ,looking after and protecting each other!" lelaki itu tersenyum, senyum tulus yang hanya ia tunjukkan untuk gadis di hadapannya itu.

"Gue mau telfon Mama Papa dulu, lo tunggu aja di sini. Gue mau ngambil ponsel dulu di kelas."

Al beranjak dari duduknya. Sebelum ia benar-benar melangkah pergi, tangan Alea lebih dulu mencekalnya.

"Nggak usah Al. Kita selesaikan masalah ini tampan campur tangan orang tua. Janji jangan kasih tahu Mama Papa, gue nggak mau mereka khawatir. Janji ya Al." Alea menautkan kelingking nya dengan kelingking Al. Al terpaksa mengangguk agar Alea senang.

"Yaudah lo istirahat di sini aja dulu, gue mau ke BK." Alea mengangguk lalu Al melangkah pergi.

***

"Ya nggak bisa gitu dong Bu! Seharusnya dua-duanya di hukum juga!"

"Alana hanya jadi penonton, dia nggak ngelakuin apapun!"

"Otak dibalik pembullyan kembaran saya itu dia Bu! Kalo aja dia nggak ngehasut si brengsek ini, semua itu nggak akan terjadi!"

"Jaga ngomongan kamu Al!" bentak Bu Ceri—Guru BK.

"Apa kamu punya bukti kalo anak saya bersalah?!" sahut seorang pria paruh baya yang tiba-tiba masuk ke ruang BK.

Dia ayah dari Alana.

"Apa anda tidak bisa mendidik anak anda dengan baik, Tuan Hermawan?"

"Percuma kamu nuduh tanpa bukti, nggak ada yang bakal percaya sama omong kosong kamu."

"Cukup Al! Kamu tahu kamu bicara dengan siapa di sini?!" geram Bu Ceri.

"Dengan ayah dari perempuan licik ini kan?"

"Beliau adalah donatur terbesar di sekolah ini dan kamu bisa saja di keluarkan dari sekolah ini sekarang juga!" sahut Pak Kepsek.

"Apa yang perlu saya takutkan dari seorang Tuan Hermawan? Bukankah kita sama-sama makan nasi? Anda juga bukan Tuhan saya, mengapa saya harus takut pada Anda?" Al nampak menantang ayah Alana.

"Mulai detik ini kamu dan kembaran kamu akan saya keluarkan dari se—" belum genap ayah Alana menyelesaikan omongannya, tiba-tiba Alana menyahut begitu saja, "Alana udah maafin mereka, jangan dikeluarin dari sekolah ini, kasihan orang tua mereka. Please?"

"Saya tidak jadi mengeluarkan kamu dari sekolah ini kalau bukan anak saya yang minta, ini peringatan terakhir untuk kamu jika masih menyakiti hati anak saya!" Ayah Alana keluar dari ruang BK.

THE TWINS ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang