BAB 6

1.4K 72 0
                                    

[ jangan lupa vote sebelum baca 💜!! ]

Seorang gadis dengan almameter biru tua kotak-kotak dengan dalaman seragam putih bertuliskan Moonlight High School tengah berjalan menuju ruang kepala sekolah Starlight High School. Ia masuk ke dalam ruangan tersebut, lantas ia duduk di hadapan kepala sekolah.

"Saya Alana Leteshia, anak pindahan dari Moonlight Bu," jelas Alana

"Apa alasan kamu pindah ke sekolah ini?"

"Saya tidak betah di Moonlight, karena di sana saya tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik," jelas gadis itu.

"Kalo gitu, kamu akan saya taruh di Kelas 10 IPS 3, karena disana masih tersisa bangku yang kosong." Alana mengangguk.

Alana keluar dari ruang kepala sekolah, menuju kelas 10 IPS 3 dengan diantar oleh kepala sekolah juga.

Sementara itu, Al yang baru saja keluar dari ruang olahraga, melihat sosok perempuan yang tak asing baginya, yaitu Alana, orang yang dulu membully Alea sewaktu SMP.

Ia mengucek matanya berkali-kali, berharap penglihatan nya salah. Namun ini bukan lah mimpi, memang benar, gadis itu adalah Alana. Al penasaran dengan kedatangan Alana di Starlight, bukankah Alana murid Moonlight? Lantas mengapa Alana berada di sekolah Al. Kemudian Al mengikuti langkah Alana dan sampailah ia di kelas 10 IPS 3. Al mengintip dari jendela kelas, ia sangat terkejut, ternyata Alana adalah murid baru di sekolah nya.

Ini adalah mimpi buruk bagi si kembar, khususnya Alea. Al takut jika kejadian 2 tahun yang lalu terulang lagi. Alea memang seorang gadis yang periang, namun ia akan menjadi sosok rapuh bila dirinya terkena pembullyan. Alea tak boleh tahu bahwa Alana pindah ke sekolahnya. Al terlarut dalam lamunannya, sehingga ia tak sadar bahwa Alana dan seorang temannya berjalan menuju ke arah Al. Al tersadar bahwa Alana melewati nya. Alana memamerkan smirk andalannya. Ia tersenyum miring pada Al, bukan senyum pertemuan, melainkan senyum awal dari sebuah permainan, yang akan mengubah semuanya.

Let's start this fun game!

***

Al harus mengawasi Alea lebih ketat lagi, karena ia tak ingin Alea menjadi sasaran bully Alana. Ia bahkan rela mengikuti Alea kemana saja, seperti sekarang ia sedang mengikuti Alea yang ingin ke kamar mandi.

"Gue mau ke kamar mandi, lo tunggu aja di kantin sama dua curut itu." Alea melenggang pergi, namun tangannya di cekal oleh Al.

"Gue ikut!"

"Lo mau ngintipin cewek lagi pipis di kamar mandi ya?!"

"Otak gue nggak sekotor itu sayang!" sanggah Al dengan kata sayang di bagian belakang, justru menambah kesan jijik oleh Alea.

"Terus mau ngapain ngikutin gue?"

"Mau nganter lo aja, tapi gue tunggu di depan." Al menarik tangan Alea menuju kamar mandi perempuan. Alea tentu memberontak dan mencoba menepis, namun tenaga Al sangat lah kuat.

"Bodo amat!" pasrah Alea.

THE TWINS ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang