BAB 11

1K 39 0
                                    

[ Jangan lupa vote sebelum baca 💜!! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ Jangan lupa vote sebelum baca 💜!! ]

Al memandang kedua makhluk di hadapannya dengan rasa jengkel. Ia menjadi nyamuk di antara keduanya.

"Aku suapin ya?" Kenan menyodorkan sendok berisi bakso ke mulut Alea dan Alea menerima suapan itu dengan malu-malu.

"Kenan udah, aku bisa makan sendiri, nggak perlu kamu suapin." Al yang mendengar nada bicara Alea di lembut-lembutkan sekita ingin muntah. Alea yang blak-blakan dan pecicilan seakan menjadi bocah manis di depan Kenan.

"Di sini masih ada makhluk hidup kali!" sindir Al agar kedua pasangan itu tak melupakan dirinya.

"Salah sendiri ikut!" protes Kenan.

Lo nggak tahu alasan gue kenapa gue pengen ikut kalian berdua. Itu karena Alea. Kalo bukan karena dia, gue ogah!

Sedari tadi Alea makan dengan tak tenang, matanya terus melirik ke sana ke mari. Ia takut Alana tiba-tiba datang dan membuat kerusuhan. Tetapi hari ini ia tak melihat Alana sama sekali. Baguslah, setidaknya bukan hari ini saja, melainkan seterusnya.

Al yang menangkap raut wajah gelisah Alea lantas mengernyitkan kan dahi. Alea yang sadar bahwa Al menatapnya segera menggeleng tanda ia tak apa-apa.

Semua manusia berhak memperlihatkan sisi bahagia nya dihadapan semua orang, agar ia tak dianggap lemah. Tetapi yang sebenarnya orang tersebut sangatlah rapuh di belakang. Mereka hanya  memakai topeng kepalsuan untuk sekedar berkamuflase layaknya tak terjadi apa-apa.

***

"Lo beneran pacaran sama Kenan?!" Caca bertanya dengan suara kencang sehingga beberapa orang agak terkejut atas perkataan Caca.

"Ngomong nya pelan-pelan napa sih!" gerutu Alea dengan menyenggol bahu Caca.

"Beneran lo pacaran sama Kenan?" sekarang gantian Sila yang bertanya. Alea sangat malas menjawab pertanyaan yang jawaban nya tentu sudah di ketahui semua orang, larat, hanya teman sekelas maksudnya.

"Kalo iya kenapa?"

"OMG!!! OMG!!! KENAPA LO GERCEP BANGET SIH LE, GUE AJA BELOM DAPET GEBETAN, KOK LO NGEDAHULUIN KITA SIH!!! PARAH!!! PARAH!!! PARAH!!!" Alea mendengkus, ia memutar bola matanya  malas karena perkataan Sila yang lebay.

"Gue harus banyak belajar dari lo tentang cara menggebet cowok yang benar!" gumam Caca dengan penuh semangat.

"Wajib itu!!" balas Alea dengan kekehan kecil.

Mereka berjalan beriringan menuju parkiran, namun langkah mereka terhenti karena ucapan seseorang.

"Alea! Pulang bareng yuk?" ternyata itu Kenan. Ia mengajak Alea pulang bersama nya. Alea mengangguk. Kenan menggenggam tangan Alea, saat mereka ingin melangkah, tiba-tiba tangan Kenan di cekal dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan Al. Si cowok posesif yang menyangkut berbagai hal tentang sang kembaran.

"Pulang bareng gue atau putus?!"

"Sekali aja ya Al, besok-besok nggak lagi deh, ya, ya?" pinta Alea.

"Nggak ada pulang bareng atau berangkat bareng. Kalo masih ngebantah mending putus aja sekalian!!!"

Alea menghembuskan nafas pasrah. "Maaf ya Kenan, kita nggak jadi pulang bareng."

"Nggak pa-pa Le." Kenan tersenyum kepada Alea, agar gadis itu tak merasa bersalah lagi.

Al langsung saja menarik tangan Alea tanpa mengucapkan sepatah kata kepada mereka bertiga.

"Dasar posesif!" gumam Alea.

Mereka tak sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan tingkah mereka dari kejauhan.

Tunggu permainan gue selanjutnya, permainan yang lebih menantang tentunya!

***

Update nya ngaret, biasanya pagi hari, karena belom selesai nulis jadilah siang hari menjelang sore hari.

Sampai jumpa di bab selanjutnya!!
Xoxo:v

THE TWINS ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang