Yap hari ini hari kita balik ke pelatnas lagi, gue pun udah bersiap siap begitupun yang lain, tak lama bus pbsi datang untuk menjemput kamii
"Yok naek yokk"teriak ucok udah macam kernet aja tu bocah
"Berisik"umpat ko sinyo, ko sinyo bisa ngumpat juga ternyata hehe
Lalu kami naik ke bis, gue pun duduk sama bang mpin
"Fajar udah cerita,dan abang udah tau semuanya"ujar bang mpin memulai pembicaraan
"Oh"
"Sabar ya, kamu gadis yang kuat"ujar bang mpin sambil mengacak rambut gue pelan
Gue pun melihat ke sekeliling, dan sorot mata gue bertemu dengan si mantan yang duduk sama ucokk, gue pun memilih melihat luar jendela, fajar yang dan duduk dibelakang gue sepertinya tau bahkan dia mengelus pundak gue menenangkan.
"Tumben banget ni,ramein yok" teriak mas hafiz
"Berisik bambang"ujar bang mpin
"Weh santai dong, nama gue hafiz bukan bambang"protes mas hafiz
"Nama lo tu bambang yak"kekeh bang mpin
"Nama gue Hafiz Faizal gak ada bambang nya kevin "
"Suka suka gue, orang nama lo bambang sekarang"
"Yee kecil "
"Kecil kecil gini banyak yang sayang"
"Sayang apaan"
"Buktinya pacar lo, masih sayang sama gue mampos"
"Udah tau gue"
"Haha santai, gue bercanda tapi beneran "
"Udah diem, bacot tau gak"celoteh bang owi
"Yang dibahas apaan sih, gue ga paham sumpah"tanya gue
"Coach juga ga paham rel, tanya yuk"ajak coach hendry
"Ayukkk"ujar gue semangat
"Maksudnya apa ya? Bapak hafiz yang terhormat dan bapak kevin yang terunyu sepanjang masa?"goda kak glo
"Emmm anu "ujar bang mpin gugup
Sampai sebuah suara mengungkap semuanya
"Jadi gini........"jelas koh sinyo
"Ohh gitu, akurr dong"ujar kak gress
"Udah akur ini, ye gak mas? Jagain dia yak, buat dia cinta sama lo"ujar bang mpin
"Iya kita akur kok, emang klo lagi bercanda suka kelewatan"ujar mas hafiz
Lalu setelah celotehan itu kami semua tertidur. Perjalanan dari bandung ke pelatnas lumayan memakan waktu lama, karena hari ini hari sabtu jadi super duper macet gitu. Setelah dapat berkutik dari kemacetan, kami pun sampai di pelatnas, beuh udah kangen gue kayaknya
"Eei udah sampai yak"ujar gue terbangun dari tidur
"Udah, yuk turun"ujar bang mpin, lalu kami pun turun
Gue pun berjalan menuju asrama putri sendirian, abis ditinggal gue, kesel sih pasti ,lorong asrama sepi banget, serem juga ni kalau sendirian
Dan ada derap langkah dibelakang gue, udah merinding asli,dan tiba tiba ada yang menarik gue dan membawanya di pojok asrama putra"Aw sakit"pekik gue sambil memegang tangan gue dan saat gue mendongak, deg dia? Kenapa lagi?
"Lo"ujar gue
"Iya, apa? "
"Mau apalagi sih lo? Kita tu udah ga ada apa apa!! "
"Kita belum selesai"
"Lo ngapain narik gue? Awas lo kalau macem macem"ujar gue
"emang kenapa kalau macem macem?" tanya dia balik
"Gila lo"
"Gue gila karena lo"
Dan dia mendekat ke arah gue, otomatis gue mundur dong, nah sialnya belakang gue itu tembok, dan dia semakin mendekat, gue pun semakin takut, gila jam bilang dia mau macem macem sama gue, ya Allah tolong hambamu ini, gue mau nglawan juga gak bisa. Dia semakin dekat dan tangannya mengunci tubuh gue dan membuat tubuh gue terbentur dinding, hidung dia menempel di hidung gue, apa yang terjadi selanjutnya gue pasrah
"Bugh"suara tonjolkan dari seseorang mengenai tubuh dia dan dia langsung pergi.
"Arel lo gapapa kan? "Tanya fajar, ya fajar dia penyelamat gue, dan fajar langsung memeluk tubuh gue yang udah down
"Hiks hikss"ujar gue menangis
"Eh kok nangis"ujar fajar lalu membawa gue ke samping asrama putra, karna fajar gamau nganterin gue ke kamar dengan keadaan kayak gini
"Lo tenang in dulu, baru cerita"ujar fajar sambil memeluk tubuh gue menenangkan
"Dia, Dia mau menodai gue"ujar gue pelan
"Tapi lo gapapa ?"tanya fajar sepertinya shock
"Nggak, gue gapapa tapi gue takut ketemu dia, gue takut. Untung lo datang semuanya belum terlambat, makasih banyak"
"Iya sama sama"ujar fajar sambil menghapus sisa air mata di pipi gue
"Udah tenang? "Tanya fajar gue pun menggeleng
"Jar, boleh gue peluk lo"
"Peluk? Boleh sampai lo tenang"
Lalu gue pun memeluk fajar, dan membenamkan kepala gue di dada bidang nya, fajar pun mengusap bahu gue menenangkan
"Wei ada apa lo berdua"tanya jojo yang bersama ginting
Gue pun melepas pelukan gue dari tubuh fajar.
"Apaan sih lo berdua, kepo banget" ujar fajar
"Lo nikung mas jom, ya jar? Jahad banget lo"ujar ginting
"Kagak lah"ujar fajar
"Terus ngapain pakek peluk peluk gitu" ujar jojo
"Eh tapi mbak, lo habis nangis?"tanya ginting
"Iya deh ting, lo habis nangis rel? "Tanya jojo juga
"Anu, gue nangis karna sahabat gue di sydney meninggal"ujar gue bohong, padahal gue nggak punya temen disana
"Oh sabar ya mbak,kita turut berduka ya kan jo?"ujar ginting
"Iya rel gue turut berduka"ujar jojo juga
"Iya makasih"balas gue
Lalu jojo dan ginting pun pergi, untung saja mereka gampang dibohongi, kalau bang mpin ga bakal bisa dibohongi
"Jar, gue mohon jangan bilang siapa siapa, please:(,terutama bang mpin "mohon gue ke fajar
"Iya kok rel, kali ini gak bakal gue bilangin, biar terungkap sendiri"ujar fajar
Lalu fajar mengantar gue sampai kamar
"Gue duluan jar, makasih"ujar gue
"Iya sama sama. Klo ada apa apa bilang sama gue"
"Iya fajar "
Gue pun masuk kedalam kamar, disana ada mbak wid yang lagi nonton TV
"Eh lo rel, sorry ya gue tadi duluan soalnya kebelet pipis " ujar mbak wid
"Santai aja mbak"
"Lo sakit? Kok pucet? "
"Nggak, palung capek aja"
"Lo istirahat aja,mulai aktifitas kan hari senin, besok dikasih libur"ujar mbak wid
"Iya iya"
Dan gue mandi, ganti baju, terus istirahat sekalian lupain masalah tadi, tapi kejadian tadi pasti membekas selama hidup gue..
#gimana??
#jangan lupa vote and comments yak❤😣Makasih yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Listener [Completed]
RandomAurel dokter muda pelatnas yang menjalin hubungan dengan Rian ardianto harus berakhir dengan begitu cepat. Padahal mereka berdua pasangan yang amat serasi dan diidam idamkan. Dan Hadirlah sosok Fajar yang menjadi pendengar, dan selalu ada di saat ar...