Ill Woo menatap wanita yang sedang serius memberi instruksi pada semua pemain, tampak sang aktor ternama faham dengan cepat apa mau dari sang sutradara, begitupun aktris cantik yang sekarang menatap kagum sang sutradara, Ill Woo tersenyum melihat betapa terbuka wanita ini "air liurmu jatuh pak penulis" Ill Woo langsung menutup mulutnya dan menatap Chaerin yang duduk disampingnya.
"Dia begitu mengagumkan" kata Ill Woo, Chaerin mengangguk.
"Dia benar-benar mengagumkan dan dingin, dan cerewet, dan juga--" Ill Woo menatap chaerin yang menyerahkan naskah pada Ill Woo "menyebalkan jika sudah menyangkut pekerjaan" Chaerin tersenyum terpaksa "dia ingin mengurangi ini" Ill Woo mengangguk.
"Akan aku selesaikan" kata Ill Woo tanpa protes. "Aku suka kerja sama dengan Dara"
"Aku harap kamu akan mempertahankan perkataanmu Ill Woo Si" Ill Woo tersenyum dan kembali melihat Dara yang sekarang sedang tertawa bersama pemain yang lain.
Dara keluar dari ruangannya dan menemukan Ill Woo berdiri di dekat tangga "belum pulang Ill Woo si?" Ill woo menoleh dan tersenyum pada Dara.
"Bisa menemaniku makan malam?" Dara langsung melihat jam tangannya.
"Bagaimana ini, aku sudah punya janji dengan ibuku"
"It's Okey, lanjutkan" kata Ill Woo, Dara tidak enak karena sudah menolak lelaki ini 2 kali.
"Bagaimana kalau besok malam?" Mata Ill Woo langsung berbinar.
"Call" kata Ill Woo, Dara tersenyum.
"Aku dapat undangan pameran, kita bisa makan malam gratis disana" Ill Woo langsung tertawa.
"Aku menyukai lelucon mu" Dara tersenyum "jadi apa aku harus memakai tuxedo?" tanya Ill Woo.
"Terserah padamu, karena aku akan memakai gaun" kata Dara.
"Jam berapa aku jemput?"
"Jam 6 sore, jangan terlambat, karena aku tidak suka menunggu"
"Tentu" Kata Ill Woo, dan mereka berpisah setelah mengantar Dara ke Mobilnya.
Dara mengemudikan mobilnya pelan, ia teringat akan jadwalnya 3 hari kedepan, dan salah satu agendanya adalah hadir di pertunangan Jiyong, Ia menghela nafas panjang "haruskah aku membeli berlian besok?" katanya pelan "Shoping adalah cara terbaik untuk menghilangkan stress" ucapnya lagi, Dara menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap lurus jalan raya yang sepi, ia menghembuskan nafas nya berkali-kali, ada yang mengganjal perasaannya, ada yang membuatnya sesak dan itu terasa melelahkan.
Dilain tempat, Soo Hee menatap Undangan didepannya, air matanya mengalir lagi, Jiyong bahkan tidak menelponnya, ia menoleh kearah figura yang ia taruh disamping tempat tidurnya, bayangan mereka yang menghabiskan waktu bersama berputar seperti slide, dan 3 hari lagi lelaki itu akan bersama wanita lain, meski ia tahu Jiyong tidak mencintai wanita itu, tapi perasaannya seakan tercabik, ia tidak ingin ada yang memiliki Jiyong selain dirinya.
Dan Jiyong menatap Kosong apartmennya, wine yang ada dihadapannya sudah tinggal seper empat botol, tapi tak kunjung menenangkan untuknya, Taeyang memberitahu dirinya, Jika Soo Hee tidak keluar kamar sejak wanita itu tahu kabar pertunangannya, wanita yang juga menempati posisi spesial dihatinya itu terus menangis, dan ia bahkan tidak punya tempat bersandar saat ini, tidak ada yang mengerti dirinya sebaik Dara, tidak ada yang tahu apa isi pikirannya tanpa harus berkata kecuali Dara, dan bahkan bertengkar dengan wanita itu bisa membuatnya melupakan dunianya dan menjadi orang Normal.
Jiyong melepaskan gelasnya dan berjalan keluar dari penthousnya, ia butuh seseorang yang akan menenangkannya tanpa harus meminta.
.
.
.
Dara memasuki apartemen dengan tubuh dan otak yang sangat lelah, ia membaringkan tubuhnya sesaat ia sampai ruang tamu, baru saja ia memejamkan matanya, lampu apartmennya menyala dan membut dara bangkit Dari posisinya "kenapa pulang begitu larut?" Dan dara melihat lelaki yang menjadi sumber stressnya beberapa hari ini "kamu sudah makan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/166782504-288-k910353.jpg)