Dara menatap hamparan bunga krisan yang baru saja ia lihat saat berjalan ke balkon, ia tidak melihat Jiyong sejak insiden ciuman itu, bahkan lelaki itu tidak jadi membawa dirinya jalan-jalan karena ini sudah sangat sore, atau karena ia sendiri yang terus tertidur?. Ia melihat selang infus di tangannya, dokter bilang akan melepasnya setelah cairan berwarna kuning itu habis.
"Nona Dara?" Dara menoleh dan mendapati pelayan yang seumuran dengan ibunya itu tersenyum begitu manis padanya.
"Iya?"
"Makan malam anda sudah siap" dara mengangguk "mari saya bantu"
"Mmm tunggu" Dara menatap pelayan itu sambil tersenyum kecil "bisakah anda membawaku ke bangku di sana" ia menunjuk kearah padang bunga putih kecil itu "aku ingin makan disana"
"Tapi di luar dingin"
"Tidak apa, aku ingin makan malam disana"
"Kalau begitu, saya akan meminta izin pada tuan dulu" Dara menghela nafas.
"Ini keinginanku, kenapa harus minta izin padanya?" Dara menatap pelayan itu sambil cemberut.
"Saya tidak bisa membawa anda keluar tanpa izin tuan muda, tadi tuan berpesan untuk menjaga nona tetap istirahat di kamar, karena beliau masih rapat" Dara mengangguk, yahh seorang G Dragon pasti sangat sibuk.
"aku ingin keluar dari sini" rajuk Dara, pelayan itu tersenyum takut "aku jamin ia tidak akan memarahi anda"
"Nona bisa berbicara biasa pada saya"
"Aiii mana mungkin, anda seumuran dengan ibu saya, jika ia mendengarnya, bisa di potong leherku" pelayan itu tersenyum lebar dan menarik sebuah selimut coklat, dan membantu Dara memakai sweeternya.
"Saya akan membawa anda nona"
"Panggil saja Dara, aku tidak terbiasa di panggil Nona" Pelayan yang lain tersenyum lebar melihat Dara.
"Ayo" Dara berjalan dengan seorang pelayan memegang tiang infusnya, seorang pelayan memegang selimut untuknya, dan pelayan paling tua berjalan di depannya.
"Tunggu, kenapa aku seperti diarak ketahanan" Dara berhenti dan menoleh ke belakang, ia menghitung jumlah pelayan yang mengikutinya, total semuanya ada 5 orang, mengenakan seragam hitam "tidak perlu menemaniku sebanyak ini"
"Ini tugas mereka nona" Dara menggeleng.
"Tidak, cukup 2 orang saja, anda, dan dia yang memegang selimutnya, selebihnya bisa mengerjakan yang lain" semuanya diam.
Sigh
Dara menghela nafas "jika kalian takut dimarahi Jiyong karena tidak menjagaku, itu tidak akan terjadi, jadi ku mohon, hanya 2 saja" kepala pelayan memberi kode, dan 4 orang lainnya mundur "ayo" mereka kembali berjalan dan berhenti disebuah pintu besi "bahkan ia menggunakan lift didalam rumah, pantas saja badannya tidak bisa besar" gumam dara dan membuat kedua pelayan itu tersenyum.
.
.
.
Jiyong melihat jam tangannya, sudah jam 5 sore, ia bangkit dari tempat duduknya diikuti seumuran "siapkan pesawat besok pagi, aku akan kembali ke korea jam 4 malam" Seungri mengangguk "bagaimana keadaan Dara?""Dokter Kim Bilang, infusnya bisa di buka malam ini, ia sudah membaik"
"Baguslah" Jiyong melonggarkan Dasinya dan hendak naik ke mobil yang akan mengantarnya ke kediamannya.
"Tuan, kepala pelayan melapor, Nona Dara sedang makan malam di dekat taman bunga" Jiyong menoleh "dia memaksa" Jiyong menggeleng.
"Gadis keras kepala" Seungri tersenyum "bawa aku kesana"
"Siap" dan seungri teringat dengan kejadian tadi pagi "sepertinya dia berbeda dengan wanita lain" Jiyong tahu apa maksud seungri.
"Awalnya dia sama, tapi seperti katamu, ia memang berbeda"
![](https://img.wattpad.com/cover/166782504-288-k910353.jpg)