Drabble Series

933 161 23
                                    

Embarassing

1

🍃

Stiletto hitam setinggi empat inci menghentak dengan kesal diatas aspal. Langkah kaki yang terburu menemani Suzy beserta dengan umpatan tanpa suara keluar dari dua belah bibir sang wanita.

Kedua tangan ia lipat didepan dada dengan tas bermerek Chanel terapit disana, "Katakan apa yang membuatmu kemari?"

Didepannya, sang pria yang ia ajak berbicara mendengus pelan, memasukan kedua tangan pada saku celana jeans yang ia kenakan.

Didepannya, sang pria yang ia ajak berbicara mendengus pelan, memasukan kedua tangan pada saku celana jeans yang ia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya sekedar mengingatkan seseorang bahwa ada manusia lain yang menantikan kabar dari benua sana." Sindir Sehun dengan tampang congkak.

Suzy memutar kedua bola matanya dengan jengah lantas lanjut berucap, "Dan manusia lain itu adalah kau?"

Sehun menatapnya, membuat Suzy balas menatap sang pria.

"Apa kau tidak merasa bersalah sama sekali?"

"Untuk apa aku merasa bersalah?"

Raut frustasi Sehun berikan dengan mata terpejam dan bibir terbuka beserta hembusan nafas yang kentara.

"Serius, Suzy. Tunanganmu ini hanya butuh kabar darimu, setidaknya cukup dengan membalas pesanku maka aku akan tenang."

Suzy hanya diam, ia tahu tunangannya itu pasti akan lanjut berucap sampai isi hati pria itu terluap sepenuhnya. Dan benar saja, sang pria kembali berucap, kali ini dengan nada lebih frustasi.

"Lihat apa yang terjadi akibat perbuatanmu, aku harus terbang jauh-jauh dari Autralia ke Korea hanya untuk mengetahui keadaan tunanganku."

Dengan malas Suzy membuang muka, melangkah satu kali dan kembali menatap wajah Sehun yang memerah.

"Andai kau lebih bersabar, aku pasti membalas pesanmu."

"Tapi kapan? Aku mengirimimu pesan dua hari yang lalu, dan selama itu kau tidak pernah membalas pesanku."

Suzy menghela nafas, sebenarnya ia cukup malu mengingat mereka berdebat ditempat umum dan diperhatikan oleh orang-orang yang kebetulan lewat. Ia tahu perdebatan ini tidak akan selesai sampai salah satu dari mereka mengalah. Dan Suzy tahu Sehun bukan pria yang akan mengalah mengingat kesalahan ada padanya.

"Baiklah, aku mengaku salah. Jadi, mari akhiri perdebatan ini dan kita pergi dari sini sekarang juga, hem?"

"Aku tidak melihat kau benar-benar merasa bersalah."

"Oh Sehun!" Suzy mencoba menekan kekesalan yang hampir mencapai ubun-ubun. Ia tahu ini tidak akan mudah. Maka jurus terakhir yang bisa ia keluarkan adalah memberikan tatapan memohon dengan raut wajah mengasihankan.

"Sehun, kumohon lupakan saja masalah itu eh?"

Kalau sudah begini, mau tidak mau Sehun jadi luluh. Berulang kali terjadi, tapi berulang kali juga ia memaafkan Suzy. Mungkin rasa cinta pada sang wanita mengalahkan segala ego dalam dirinya.

"Baiklah, lupakan saja. Ayo pergi makan, mengomel membuatku lapar." Pria itu berbalik, berjalan lebih dulu dengan langkah ringan.

"Yya! Sehun, gunakan sepatumu dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yya! Sehun, gunakan sepatumu dengan benar."

"Tidak peduli."

Sedang dibelakangnya, Suzy kembali mengumpat, memberikan segala sumpah serapah pada sang pria yang membalas perkataannya dengan masa bodoh.

Untung sayang.

Story of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang