Rain and Guitar

772 106 20
                                    

Suzy menilik dari balik kaca mobil, langit mendung beserta tetesan air hujan dengan ritme sedang. Ia memutuskan untuk menoleh kebelakang, mengambil sebuah payung dan tas yang biasa sang wanita gunakan.

Suzy membuka pintu mobil, lalu diikuti dengan payung berwarna kuning miliknya yang ia buka, keluar dari mobil dan mendorong pintu itu hingga tertutup kembali. Baru saja akan melangkah, ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang berlari kearahnya dan berteduh dibawah payung yang sama. Seorang pria dengan sebuah gitar dibelakang tubuhnya.

"Maaf, bolehkah aku menumpang sampai gedung depan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, bolehkah aku menumpang sampai gedung depan?"

Kedua mata Suzy mengerjap, meneliti penampilan pria dihadapannya sejenak lalu teringat sesuatu.

"Sunbae?"

Kali ini sang pria yang mengerjap, hingga beberapa detik kemudian ia tersenyum, "Ah, kau mahasiswa baru?"

Suzy tak menjawab, malah sebuah anggukan yang dia berikan.

"Baguslah kalau begitu. Artinya kau akan memberiku tumpangan, bukan?"

Dengan wajah yang gugup, Suzy kembali mengangguk. Kedua pipi sang wanita tiba-tiba memerah ketika tanpa aba-aba pria yang baru ia ingat hadir sebagai panitia dimasa orientasinya dulu, mengambil alih payung yang ia pegang. Mereka berjalan bersisian dibawah payung yang sama.

♡♡♡

Seulgi mendongak ketika tak mendengar tanggapan sama sekali dari Suzy meski ia telah berbicara panjang lebar. Dahi sang wanita berkerut, melihat tatapan Suzy yang mengarah pada objek dibelakang tubuhnya. Ia memutuskan ikut menoleh, lantas menggumam mengerti kenapa sedari tadi fokus Suzy terbagi.

"Yya!" Sebelah tangan ia lambaikan tepat didepan wajah Suzy hingga membuat sang wanita tersadar dan menoleh cepat.

Seulgi menggeleng, "Aku tahu Brian sunbae memang tampan, tapi apa kau harus sampai segitunya?"

"Maksudmu?"

"Jujur padaku Suzy, kau menyukai Brian sunbae, bukan?"

"Yya! Kau bicara apa?" Suzy melotot, menatap sekitar dan berharap tidak ada yang mendengar ucapan Seulgi barusan.

Sang lawan bicara berdecak, "Nyatakan perasaanmu kalau memang begitu, sebelum kau keduluan oleh mereka." kedikan dagu Seulgi membuat Suzy menoleh pada gerombolan senior wanita yang sedari tadi terus mencoba menarik perhatian sang pria.

"Jangan berbicara yang aneh, aku tidak begitu tau."

"Benarkah?" Ada nada mengejek disana, Suzy yang mendengar itu hanya memanyunkan bibir.

Story of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang