His Breathtaking and Shimmering Light ( Part 2 )

Bab 373 dan Bab 374

Bab 373: Dendam Apa yang Dia Miliki Bersama Saudari? (3)

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Shi Guang benar-benar muram.

Yang Sitong angkuh dan sombong, benar. Tapi, kenapa dia hanya harus memilih saudarinya saja? Seseorang seperti dia seharusnya tidak melakukan hal seperti itu tanpa alasan.

Apakah itu karena saudarinya terlalu menonjol?

Sepertinya bukan itu masalahnya ... Lalu mengapa? Apa yang membuatnya mengawasi saudarinya sampai sekarang?

Dia tidak mengerti Yang Sitong dengan baik. Namun, setelah interaksi mereka baru-baru ini, dia menyadari bahwa satu hal yang dapat menyebabkan Yang Sitong kehilangan semua akal sehat dan menjadi gila adalah ... Lu Yanchen.

Meskipun saudara perempuannya mungkin tidak berada di sekolah yang sama dengan Lu Yanchen, itu tidak berarti bahwa mereka tidak mungkin saling kenal.

Mungkinkah semua yang telah dilakukan Yang Sitong karena Lu Yanchen?

Juga, sikap Mo Jin yang tidak setuju terhadap pernikahannya dengan Lu Yanchen ... Bisakah Mo Jin tahu sesuatu tentang itu juga?

Tetapi, ketika Lu Yanchen melihat saudarinya tidur sebelumnya, jelas dari reaksinya bahwa dia tidak mengenalnya sama sekali.

Ugh! Dia hanya punya perasaan bahwa ada sesuatu yang mencurigakan tentang seluruh situasi. Mungkin, bahkan saudara perempuannya pun mungkin tidak tahu apa-apa — Yang Sitong mungkin satu-satunya orang yang mengetahui kebenaran.

Sekarang dia sudah mendapatkan surat nikah dengan Lu Yanchen, tidak mungkin Yang Sitong tidak akan tahu mereka berdua akan membahas tentang pernikahan mereka. Shi Guang bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Lu Yanchen tidak memberi tahu Shi Guang tentang dia yang memaksa Yang Sitong meninggalkan negara itu. Adapun Yang Sitong, dia hanya mengatakannya kepada Ny. Yang juga.

Secara alami, dia memberi tahu Ny. Yang tentang alasan yang menyebabkan hal ini dan bagaimana dia dilarang kembali untuk beberapa tahun ke depan.

Ketika Ny. Yang mendengarnya, dia sangat marah melebihi yang lainnya. Dia mengacungkan jarinya ke kepala Yang Sitong berulang kali. "Kamu ... kamu! Bagaimana saya mengatakannya kepada Anda? Kenapa kamu tidak bisa bangun saja? Itu hanya seorang pria! Apakah Anda harus pergi sejauh itu ?! Jika dia tidak menikahimu, dia secara alami harus membayar kamu dengan banyak hal lain! Tetapi lihat apa yang telah Anda lakukan! Tidak ada kompensasi? Jadilah itu. Tapi sekarang, Anda bahkan dipaksa keluar dari negara! Nyaris tak ada sedikit pun simpati yang tersisa untukmu! "

"Bu, aku juga tidak ingin. Aku hanya berpikir..."

"Lupakan! Tidak ada gunanya bahkan jika saya memarahi atau memukul Anda sekarang. Karena dia meminta Anda untuk meninggalkan negara itu, pergilah. Saya tidak lagi memiliki harapan tinggi atau apa pun terhadap Anda. Saya hanya berharap Anda menjalani hari-hari Anda dengan damai. "

Yang Sitong sangat enggan. Namun, bahkan jika dia sangat kesal sehingga dia bisa mengertakkan giginya, dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan waktu ini.

Tiket pesawat yang dipesannya tertunda selama beberapa hari kemudian — ia mencoba menguji air. Jika Lu Yanchen tidak memiliki banyak reaksi, dia akan mencoba menariknya keluar. Mungkin jika dia telah terseret cukup lama, dia mungkin melupakan masalah ini sepenuhnya.

Namun, dia takut Ny. Yang akan mencaci maki karena itu. Bingung, bingung, dan tidak bahagia, dia mencari Su Ya.

Mereka hanya tidak bertemu satu sama lain selama beberapa hari, namun wajah Yang Sitong sangat pucat, tampak lesu. Bahkan ada tanda-tanda kemerahan di matanya karena dia hanya bisa menjawab dengan suara serak setelah Su Ya memanggilnya.