Isi Hati Seongwoo

201 31 5
                                    

Seongwoo tak henti-hentinya memikirkan Kwon Eunbi. Bayangan Eunbi terus menerus menghantui pikirannya. Sosok Eunbi yang mengingatkannya pada Kang Gyora, mantan kekasihnya. Senyuman manis Eunbi hampir sama dengan Gyora. Melelehkan hati Seongwoo dalam sekejap. Seongwoo masih tidak dapat menerima takdir bahwa Gyora harus pergi. Ia hanya terngiang kenangan buruk itu. Mimpi terburuk Seongwoo.

Kwon Eunbi. Kau terus menghantuiku. Ada apa ini? Kau dan Gyora hampir mirip. Tapi aku tidak mau berpindah dari Gyora dulu. Kang Gyora. Aku harap kau masih ada disini. Menemaniku.

Seongwoo masih saja mengingat mantannya. Jika kecelakaan besar itu tidak terjadi, pasti dia sudah bahagia bersama Gyora sekarang. Tak habis pikir, bagaimana Seongwoo bisa sebodoh itu. Kalau ia mampu mengendalikan emosinya pasti kecelakaan itu tidak terjadi. Mobil yang terhempas akibat tabrakan yang brutal, mementalkan tubuh Gyora dari mobil dan menyeretkan sejauh 10 cm dari mobilnya. Kulit mulus Gyora berubah menjadi gosong dan penuh lecetan akibat tergesek dengan aspal. Kenangan yang sangat buruk bagi Seongwoo. Ia masih tidak bisa memaafkan dirinya atas kejadian yang menimpanya dan sang mantan kekasih.

Kepala Seongwoo mendadak pusing. Sakitnya tidak dapat ia tahan lagi. Ia terpaksa memarkirkan mobilnya sementara didepan minimarket. Ia memenggenggam erat kepalanya yang sakit. Beberapa kali ia memukulinya namun sakitnya tak kunjung hilang. Ia menyenderkan kepalanya dan menunggu beberapa saat. Dia berdiam seorang diri didalam mobil selama kurang lebih 25 menit. Sesaat setelah pusingnya mulai mereda, ia kembali menyalakan mesin mobil dan melaju menuju rumahnya. Pikirannya kosong. Ia tidak ingin mengingat antara Eunbi dengan Gyora lagi.

Aigo. Aku harap mereka tak akan menghantuiku lagi. Aku mohon jangan.

Mobil Seongwoo melaju sampai dirumahnya. Ia memarkirkan mobilnya didepan rumah. Ia masih merasa pening sehingga terlalu lelah baginya untuk memarkirkan mobil kedalam garasi. Seongwoo berjalan cepat-cepat menuju pintu rumah. Ia mengetuk pintunya. Ia melihat jam baru menunjukkan pukul 19.40. Belum terlalu malam. Dia berniat untuk tidur pulas sehabis ini.

"Eomma! Appa!" Seongwoo mengetuk pintu dan berkali-kali memanggil kedua orang tuanya. Namun yang membuka pintu bukannya kedua orang tuanya, tapi pembantunya. Gadis yang paling dibencinya.

"Seongwoo-ah. Kedua orang tuamu tadi bilang kalau mereka ada undangan makan malam dengan pemilik perusahaan besar sekaligus membicarakan tentang proyek perusahaan mereka jadi kemungkinan mereka pulang sekitar pukul sebelas." Jelas Youngsun, pembantunya itu. Sudah pasti Youngsun sangat menyukai Seongwoo. Ia sudah mengurus Seongwoo sejak kepergian Gyora 4 tahun yang lalu. Perbedaan umur Youngsun dengan Seongwoo tidak terlalu jauh. Hanya beda 4 tahun saja.

Seongwoo menganggukkan kepalanya pelan dan langsung masuk kedalam rumah tanpa permisi. Ia terlalu malas meladeni orang yang tak diharapkannya itu. Kebetulan Youngsun melihat tas yang dibawa oleh Seongwoo dan menanyakan isinya.

"Apa isi tas itu?" Tanya Youngsun heran.

"Tidak ada." Jawab Seongwoo singkat. Ia meninggalkan Youngsun didepan pintu tanpa memperdulikan respon Youngsun.

"Hm? Dia dingin sekali. Gak biasanya dia begitu. Sudahlah. Masih banyak kerjaanku." Gumam Youngsun. Ia kembali menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Seongwoo langsung memasuki kamarnya dan mengganti seluruh pakaiannya. Ia mencuci wajahnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah diatas kasur. Ia mengambil ponselnya dan melihat sudah ada 3 pesan tertata dilayar ponselnya. Pesan itu dari Kwon Eunbi. Seongwoo membuka pesan Eunbi yang singkat itu.

18.44

Yya! Ong Seongwoo! Bagaimana tugasnya?

18.45

Ingin kau selesaikan apa tidak?

18.46

Cepat balas pesanku!

Seongwoo yang malas mengetik pesan memilih untuk menelfon Eunbi saja. Nada dering panggilan bergeming ditelinga Seongwoo. ia menunggu Eunbi mengangkat telfonnya.

Tut...

Tut...

Tut...

"Yeobeosyeo?" Suara Eunbi terdengar dari saluran telfon.

"Eunbi-ah! Soal proyek, bolehkah aku datang kerumahmu besok?" Tanya Seongwoo langsung ketitik pembicaraan.

"Mwo? Kerumahku besok? Jam berapa kira-kira?" Tanya Eunbi agak ragu.

"Sekitar jam sebelas pagi." Jawab Seongwoo singkat.

"Oh. Yasudah. Akan kuberitahu sepupuku dulu. Nanti aku kabarin." Tutup Eunbi. Ia menutup panggilan dari Seongwoo.

"Ne." Sesungguhnya Seongwoo sangat bersemangat mengetahui bahwa Eunbi menerima kedatangannya besok pagi. Ia memutuskan untuk tidur saat itu juga agar besok ia tidak kesiangan. Memang kepribadiannya sering telat bangun juga.

Disisi lain, Eunbi masih melanjutkan aktifitasnya bersama kakak sepupunya, Irene. Eunbi rutin membuat makan malam dan makan bersama Irene. Mereka berdua memang kompak dalam hal makanan. Tapi tetap saja Eunbi heran, mengapa ia jauh lebih gemuk daripada Irene padahal komposisi makanan mereka sama. Disaat-saat ia bersama Irene, Eunbi memaanfatkan waktu untuk meminta izin pada Irene kalau Seongwoo akan datang besok.

"Irene eonni." Panggil Eunbi manja.

"Hm?"

"Besok temanku akan berkunjung kesini untuk mengerjakan proyek kelas. Boleh yah?" Tanya Eunbi.

"Nuga?" Tanya Irene menyimak kata-kata Eunbi.

"Ong Seongwoo." Jawab Eunbi singkat. Irene yang mendengar nama Seongwoo langsung melotot kearah Eunbi.

"Dia laki-laki?" Tanya Irene serius. Irene paling anti kalau sampai Eunbi melakukan sesuatu dengan seorang pria. Ia tidak ingin Eunbi hamil diluar nikah. Eunbi mengangguk menjawab pertanyaan Irene.

"Eunbi-ah. Kau yakin? Selama ini kau tidak pernah mengundang pria kerumah ini. Kau saja terlalu cupu untuk bertemu pria." Ejek Irene. Sebenarnya ia cukup serius membahas hal ini. Tidak biasanya Eunbi dekat dengan pria. Dikenalkan pada manajer Irene 1 tahun yang lalu saja ia sudah gemetar saking malunya.

"Tidak apa-apa. Dia orang yang cukup baik." Jelas Eunbi singkat. Irene merengutkan bibirnya kurang yakin dengan jawaban Eunbi.

"Aku akan mengawasimu besok." Jelas Irene. Irene berpikir untuk izin terlambat sebentar daripada harus menghadapi masalah yang tak ia harapkan. Baginya, Eunbi terlalu labil untuk hal ini.

"Terserah." Jawab Eunbi singkat. Ia meneruskan makan malamnya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi besok. Eunbi mengenal dirinya sebagai sosok yang ambisius dan bijak. Jadi dia percaya pada dirinya sendiri kalau tidak akan terjadi hal-hal buruk padanya karena keberadaan Seongwoo besok. Ia cukup santai. Asal tugasnya benar-benar selesai dikerjakan, ia tidak akan menolak kedatangan Seongwoo.

Annyeonghaseyo lagi para readers tersayang!!

Maap kalau akhir2 ini aye lambat nge update. Musim ujian menghambat niat untuk meneruskan ngetik. Belom lagi ceramahan emak yang nyuruh belajar teros karena nilai sempet anjlok dan Hp jadi sasaran. Jadi, daripada Hp disita karena lupa belajar. Untuk beberapa hari ini aku bakalan update hari Minggu aja. Karena cuma hari Minggu bisa bebas main Hp.

Tetap ditunggu yah part selanjutnya!!

Kamsahamnidaaaa

I'M HERE FOR YOU || Kwon Eunbi X Ong Seongwoo || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang