Bimbang

171 21 4
                                    

Seongwoo masih memikirkan yang mana yang harus ia pilih. Melupakan Gyora dan menembak Eunbi, atau menunggu lain waktu sampai benar-benar lupa dengan Gyora. 4 tahun lamanya Seongwoo sudah kehilangan Gyora. Terkadang ia merasa tak waras karena sering bilang bahwa ia masih punya pacar. Padahal aslinya sudah tidak memiliki Gyora lagi.

Kebimbangan memenuhi pikiran Seongwoo. Mana yang harus ia pilih? Menjalani hidup baru dengan Eunbi, atau menunggu lain waktu. Terlalu berat untuk memilih salah satunya. Disatu sisi, ia merasa nyaman dengan Eunbi, namun disisi lainnya, ia masih tidak bisa melupakan Gyora. Andai saat itu Seongwoo mampu mengendalikan emosinya, kecelakaan sefatal itu tak akan terjadi.

Seongwoo berjalan-jalan sepanjang Sungai Han bersama Eunbi. Sesekali ia menggandeng tangan Eunbi. Rasa nyamannya pada Eunbi membuatnya ingin bertanya, apa Eunbi juga menyukainya. Namun mustahil bagi Seongwoo karena ia sudah bertanya seperti itu disaat pertemuan pertama mereka. Beberapa kali Eunbi mengambil potret Sungai Han. Ia juga sempat mengambil potret Seongwoo yang sedang bengong. Eunbi cukup tenang hari ini. Refreshing bersama Seongwoo di Sungai Han memang cocok untuknya. Sesekali mereka berbincang tentang kampus dan orang-orang disekitar mereka.

"Eunbi-ah. Kakak sepupumu kerja diperusahaan Airsoft yah?" Tanya Seongwoo. Ia mengingat soal profesi Irene sekarang. Ia ingin memastikan bahwa Airsoft adalah perusahaan milik Suho, sepupunya juga.

"Ne. Ada apa?" Tanya Eunbi lagi.

"Bukankah itu perusahaan milik Kim Junmyeon?" Tanya Seongwoo lagi.

"Dulu itu milik ayahnya, sekarang turun menjadi miliknya." Jelas Eunbi. Seongwoo membulatkan bibirnya. Dugaannya memang benar bahwa perusahaan itu milik Suho. Ia masih tak habis pikir mengapa ibunya meminta semua anggota keluarganya memanggilnya Suho hanya karena menolong seorang anak kecil yang hampir tertabrak.

"Nama kakak sepupumu itu Bae Joohyun, kenapa ia dipanggil Irene?" Tanya Seongwoo. Seongwoo mulai berpikir kalau Suho dan Irene memiliki kesamaan yang tak banyak disadari orang-orang.

"Ayahku meminta kami semua memanggilnya Irene. Katanya dia sangat cantik seperti bidadari surga. Itulah mengapa ia dipanggil Irene. Tapi tetap saja aku memanggilnya pucat karena kulitnya putih sekali." Jelas Eunbi. Dugaan Seongwoo benar. Ada kesamaan antara Suho dan Irene.

"Suho juga seperti itu." Ucap Seongwoo pelan. Eunbi menatap Seongwoo.

"Suho? Siapa itu?" Tanya Eunbi tidak mengenalinya.

"Kim Junmyeon. Kakak sepupuku juga." Jawab Seongwoo sedikit membuang muka. Eunbi terlihat kaget. Dia tidak menyangka bahwa Suho dan Irene memiliki kesamaan. Seongwoo sempat tertawa melihat ekspresi kaget Eunbi.

"Kalau Irene-Noona adalah sekretaris Suho-hyung, artinya bisa jadi mereka-" ucapan Seongwoo terpotong. Eunbi menghentikan langkah Seongwoo dan menatapnya tajam.

"Maksudmu, mereka pacaran?" Tanya Eunbi. Kali ini, pemikiran Eunbi dan Seongwoo sejalan. Seongwoo hanya memalingkan matanya.

"Bisa jadi. Aku dengar dari salah satu staff disana yang dekat denganku kalau mereka sering keluar bersama." Jelas Seongwoo. Eunbi juga sepikiran dengan Seongwoo. Akhir-akhir ini Irene juga sering bercerita tentang kekasih barunya. Bisa jadi itu adalah Suho.

"Hm. Kenapa kita berhenti?" Tanya Seongwoo yang menyadari kalau mereka berhenti ditengah jalan yang sunyi. Eunbi yang tersadar langsung menarik tangan Seongwoo dan melanjutkan perjalanan.

"Hm. Maaf. Tadi aku keinget soal hubungan Irene dan Suho-Oppa." Seongwoo membulatkan bibirnya. Mereka melanjutkan perjalanan. Sebenarnya Seongwoo ingin menyatakan cintanya pada Eunbi. Tapi ia masih ragu dan melampiaskannya lewat mengobrol ria dengannya.

I'M HERE FOR YOU || Kwon Eunbi X Ong Seongwoo || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang