Keputusan Tersulit

256 14 0
                                    

Holla holla

Jumpa lagi ya kawan.

Melepas rindu dengan Part yang bakalan bikin kita kangen beneran nihh.

Yuk simak

*******

Author Pov

Inuyasha menatap panggung hiburan ditengah tengah kawasan sekolahnya dengan kagum. Ia mengakui ide Sesshoumaru terkadang bagus juga. Pria dingin nan tegas itu hanya melirik singkat pada Inuyasha dan meninggalkannya tanpa berkata apapun

"Cih,Ketua osis yang tidak tau terima kasih" ledek Inuyasha memancing amarah Sesshoumaru namun ia mengacuhkan Inuyasha.

"Oy,Sesshoumaru sialan!"  teriak Inuyasha.

Inuyasha berdecak kesal saat ia diacuhkan oleh Sesshoumaru dan mendapat tertawaan dari banyak siswa siswi disekitar panggung.

Waktunya telah tiba untuk acara ulang tahun sekolah itu yang ke50th. Seorang mc telah berdiri tegak dan mencoba menghibur para penonton disana. Sorakan ricuh membuat acara itu tampak ramai.

Dari kejauhan,seorang perempuan tersenyum melihat gerak gerik dari Sesshoumaru yang hanya mengawasi jalannya acara. Wanita itu tidak melepas pandangannya dari Sesshoumaru sedetikpun. Sesshoumaru dengan jaket berbulunya serta sebuah tanda bulan sabit di dahinya membuatnya tampak mempesona.

Wanita itu mengambil ponselnya dan mengarahkan kamera belakangnya pada Sesshoumaru. Perbuatan wanita itu tertangkap mata Sesshoumaru dan ia segera pergi dari tempat itu. Tak butuh lama,Wanita itu sudah tidak bisa menemukan lokasi Sesshoumaru. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Sesshoumaru.

"Dimana dia?" tanyanya sambil menggenggam ponselnya.

Secara tiba tiba tangan kanannya yang menggenggam ponsel itu melayang dan di genggem erat oleh seseorang dari belakangnya. Mata wanita itu membulat dikala ia tau pemilik tangan kekar itu.

Sorot mata dingin dan tajam membuat wanita itu terpesona. Dalam hatinya ia memuja pria itu. Ia tak pernah berfikir akan sedekat ini melihat guratan wajah tampan itu.

"Apa yang mau kau lakukan dengan mengarahkan ponsel ini kearahku?" tanyanya dengan penekanan yang kuat dan dingin.

"A-aku hanya ingin merekam adegan bagus di panggung saja" jawab wanita itu tersenyum manis membalas wajah dingin itu.

"Arah panggung dengan tempatku berbeda. Kalau ingin berbohong kau sangat tidak berbakat." ledeknya.

Wanita dengan postur tubuh yang hanya sedada pria itu menatap genggaman pria itu dengan senyuman bahagia.

"Jangan percaya diri" detik selanjutnya pria itu melepas genggamannya dan mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kenapa dilepas?" tanya wanita itu dengan mendekatkan wajahnya melihat rona merah yang samar dari pipi pria itu.

Pria itu menoleh dan mendapati wajah wanita itu berjarak sangat dekatnya. Hampir saja hidung mereka saling bersentuhan jikalau pria itu bergerak sedikit. Hembusan nafas mereka saling menerpa wajah lawannya.

Pria itu maupun wanita itu sama sama memperhatikan mata lawannya. Pria dengan tatapan dingin dan wanita yang setia tersenyum itu seakan membuat magnet diantara mereka menguat.

Tak ada salah satu dari mereka yang mau menjauh maupun mengalihkannya. Bahkan waktu seakan terhenti saat itu. Lama bahkan sangat lama mereka saling menatap.

Sebuah dentuman drum dari arah panggung tanda berakhirnya bernyanyi menyadarkan mereka dari berhentinya waktu sesaat itu. Pria itu memejamkan matanya dan meninggalkan wanita itu dengan senyum usilnya berhasil membuat pria itu merona.

I Love You But You(E.N.D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang