Penjaga Hati

164 9 0
                                    

Happy Reading

Sesshoumaru mengurung diri didalam kamarnya dengan pencahayaan yang sangat minim. Ia meraba dadanya yang merasakan rasa sakit yang tidak dapat diucapkan dengan kata kata. Tangannya mengepal saat bayangan bayangan tuduhan salah dari ayahnya mengelilingi seluruh pikirannya.

Tatapan tajam tampak menusuk bagi yang melihatnya. Dengan nafas yang terengah engah ia berjalan menuju jendela dan berdiri didepan jendela dengan iringan tiupan angin yang menerpa rambut putihnya. Langit yang berhiaskan bintang bintang tampaknya lebih membuat Sesshoumaru tertarik hanya dengan sekali tatap.

Angin itu membawa emosi Sesshoumaru pergi entah kemana. Sesshoumaru meraih ponselnya dan hendak menghubungi seseorang.

"Halo? Sesshoumaru kun. Ada apa?"

"Besok aku ingin kau mengisi absenku dengan alpha. Aku ada urusan yang harus kuselesaikan. Jangan banyak tertanya"

"Ya ampun. Setidaknya memintalah dengan baik. Baiklah akan kulakukan. Bahkan aku akan melakukan yang lebih baik"

"Terserah saja."

Tuut

Sesshoumaru memutus  panggilan itu sepihak tanpa menunggu jawaban dari sang lawan. Ia melempar ponselnya ke ranjang.lalu kemudian Sesshoumaru pun menuruni jendela itu dengan hati hati dan berusaha tidak bersuara hingga membuat yang lain terbangun.

Dan akhirnya dengan lincahnya Sesshoumaru berhasil menuruni beberapa pijakan yang menghubungkan ke kamarnya. Sesshoumaru menoleh pada rumah itu sebentar dan berjalan meninggalkan rumah itu tanpa berfikir lama. Seseorang telah menunggu di mobil yang berada di depan gerbang.

"Selamat malam,Tuan" sapanya dengan ramah sambil menunduk sedikit.

"Hem" jawab Sesshoumaru singkat. Sesshoumaru langsung masuk ketempat duduk belakang tanpa berbicara panjang dengan sang sopir yang membukakan pintu untuknya.

Sopir itu kembali mengendarai mobil itu menjauh dari rumah keluarga Taisho dengan lirih tanpa ada suara yang berisik. Sesshoumaru hanya menatap lurus kedepan yang sulit diartikan.

Flashback

"Kembalilah kerumah ini,putraku. Aku sungguh tidak bisa membiarkanmu disia siakan oleh ayahmu." pinta sang ibu.

Sesshoumaru terdiam tanpa ada niat menjawab keinginan sang ibu. 

"Kau mau kan?"

"Aku tidak berniat untuk kembali kerumah ini lagi." jawab Sesshoumaru melangkah keluar dari rumah ibunya. Sang ibu menahan lengan putranya tidak rela akan kepergiannya.

Sesshoumaru masih setia diam dengan sifat dinginnya yang tak tersentuh. Sorot mata itu bisa dikenali oleh sang ibu. Dengan cepat sang ibu merengkuh Sesshoumaru dalam pelukan hangat. Ibu Sesshoumaru meresapi setiap kehangatan didada putranya yang memiliki tinggi badan diatasnya.

Sesshoumaru mengakui ia merindukan pelukan itu namun perasaannya tidak dapat ia salurkan. Yang menjadikan ia enggan membalas pelukan ibunya. Ibu Sesshoumaru melepas pelukan itu lalu menatap mata anak semata wayangnya itu yang masih menatap lurus.

"Kembalilah kemari jika ayahmu menyia nyiakanmu. Ibu sangat tidak mau kau terluka terlalu dalam. Ibu memang membiarkan ayahmu menceraikan ibu dan menikah lagi karna ia tengah membuat wanita lain hamil anaknya. Tapi ibu tak mengharapkan reaksi seperti ini darimu. Ibu hanya ingin kau memahami posisi ibu saat itu. Ibu masih mencintai ayahmu namun itu hanya karna ia sangat ingin bersamamu bukan karna lain. Ibu kecewa pada ayahmu tapi ibu tau perasaanmu. Ibu mohon padamu." wanita parubaya itu menggenggam tangan putranya erat menunggu jawaban anaknya.

I Love You But You(E.N.D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang