Hari ini adalah hari dimana Rosa akan diantar kembali oleh Rio, namun sudah setengah jam gadis itu menunggu tapi laki-laki itu tak kunjung datang. Dia pun segera mengechek ponselnya siapa tau Rio akan mengabarinya, namun nihil. Tidak ada chat masuk dari laki-laki itu. Karna takut terlambat, Rosa segera meminta mang Wahid untuk mengantar sekolah.
Saat menunggu lampu merah berganti warna menjadi hijau, tak sengaja mata Rosa menatap sepasang kekasih yang sedang berboncengan. Perempuannya memeluk erat tubuh kekasihnya seakan-akan laki-laki itu hanya miliknya dan si laki-laki itu hanya tersenyum menatap kedepan, tiba-tiba dadanya sesak.
"Jadi kamu punya pacar ya Rio?" gumam Rosa menatap nanar sepasang kekasih itu, ya laki-laki itu adalah Rio. Seseorang yang dia tunggu dari tadi ternyata sedang bersama seorang perempuan, Rosa menangis dalam diam. Kenapa Rio saat itu bersikap seolah-olah telah berubah dan ingin kembali dengannya, padahal aslinya Rio sudah memiliki kekasih. Mang Wahid yang melihat anak majikannya itu hancur hanya bisa menatap miris, kasihan sekali gadis ini.
"Ah tapi siapa aku?" Rosa pun terkekeh mendengar ucapannya sendiri, memang benar siapa Rosa ini? Saat lampu sudah hijau, mang Wahid segera menancap gas menuju sekolah Rosa.
Rosa berjalan lesu menyusuri koridor sekolah, murid lain yang melihat itu hanya menatapnya aneh. Tidak biasanya seorang Rosa seperti ini, Rosa kelihatan seperti orang lemah hari ini. Ada apa dengan gadis manis itu?!
"Ros, lo kenapa?" tanya Nayla saat Rosa duduk dibangkunya dengan wajah yang kelihatan seperti orang habis menangis.
"Gu-gue tadi liat mantan gue boncengan sama pacarnya" ucap Rosa dan membuat Nayla mengernyit bingung, kenapa Rosa bisa segalau ini ketika melihat mantan pacarnya sedang berboncengan dengan pacar barunya? Bukannya Rosa selalu bodo amat?
"Emang mantan lo yang mana? Aneh gak biasanya lo gini!" ucap Nayla dan membuat Rosa menceritakan tentang hubungannya dengan Rio.
"Lo kok bego sih Ros? Lo kan tau kalo dia itu sering ingkar janji! Tapi kenapa lo selalu percaya dan ngemaafin dia gitu aja sih?!" ucap Nayla meninggi, dia tidak habis fikir dengan jalan fikiran Rosa. Padahalkan Rio sering mengingkari janjinya, tapi kenapa Rosa selalu mempercayai laki-laki itu? Seharusnya Rosa tidak boleh mempercayai laki-laki yang sering mengingkari janjinya, seharusnya juga Rosa mendapatkan kebahagiaab dengan cara tidak bersama laki-laki itu! Rosa cantik, manis, baik. Tapi kenapa dia terus mencintai dan mengharapkan laki-laki yang selalu membuatnya sakit? Tidak bisakah Rosa mencari yang lebih baik dari Rio? Pasti banyak laki-laki diluaran sana yang ingin menjadi kekasihnya, tapi mungkin karna gadis itu terlalu menutup hatinya dan tetap mempertahankan orang yang tidak pasti.
"Gue gatau Nay" lirih Rosa, bel masuk pun berbunyi. Tidak ada percakapan kembali diantara teman sebangku itu sampai akhirnya pulang sekolah tiba, Rosa segera berlari memasuki mobilnya. Dia takut jika Rio melihatnya, karna tadi Rio mengabarinya dan berjanji akan menjemputnya sekolah. Janji?!, batinnya terkekeh.
"Non mau ke TK?" tanya mang Wahid dan hanya diangguki Rosa, mereka pun menuju TK dimana saat dula Rosa dan Rio pertama bertemu.
Flashback
Hari ini adalah hari lomba mewarnai di sekolah TK tempat Rosa dan Rio belajar, banyak sekali anak dan para orang tua yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*