Rosa keluar dari kamar mandi saat jam menunjukkan pukul 6.15 pagi, dia segera membuka ponselnya untuk mengabari seseorang.
Devan Satrio
Dok, aku berangkat
Dia menghembuskan nafas, sudah seminggu Devan tidak menampakkan diri. Kemana dokter ganteng itu?! Itulah fikirnya selama seminggu ini. Lagi-lagi dia menghembuskan nafas lelah, pasti dibawah ada Rio yang sedang menunggunya untuk berangkat bersama.
Rosa berjalan tergesa-gesa menyusuri undakan anak tangga, dia melihat Rio yang sedang duduk di meja makan bersama orang tuanya. Seperti anak dan orang tua hihh!!
"Pagi semua!"ucap Rosa mendudukkan diri berhadapan dengan Rio, mereka yang ada di meja makan hanya tersenyum ke arah Rosa.
"Yuk makan, jangan lupa berdoa ya!" ucap ayahnya tegas dan membuat mereka mengangguk, setengah jam telah usai mereka makan bersama. Rio terus saja memandangi wajah menggemaskan milik Rosa, Rosa yang merasa di perhatikan intens itu jadi gugup sendiri. Kenapa sih Rio?!, batinnya sambil menatap Rio kesal.
"Rio kenapa liatin Rosa intens gitu? Jangan-jangan kamu terpesona sama anak tante ya? Hayo ngaku!!" ucap Ririn tersenyum kearah dua anak remaja itu, Rio yang mendengar itu hanya terkekeh dan membuat Farhan geleng-geleng sendiri.
"Tau aja tante nih haha" ucap Rio menaik turunkan alis menggoda Rosa, Rosa yang melihat itu ingin sekali mencolok mata Rio.
"Malah becanda kalian ini, bukannya harus sekolah ya? Sana gih nanti telat baru tau rasa!" ucap Farhan kearah Rio dan Rosa, Ririn hanya terkekeh mendengar teguran suaminya itu. Setelah mendengar teguran dari Farhan, Rosa dan Rio segera berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
Diperjalanan hanya keheningan yang menemani dua anak manusia itu, entah apa yang mereka pikirkan. Rio tiba-tiba menyalakan radio di mobilnya, Rosa hanya menatap sekilas kearah Rio sambil mengangguk-anggukan kepala mengikuti alunan musik.
"Sa" ucap Rio membuat Rosa menoleh kearah laki-laki itu, tatapannya seolah berkata 'ada apa?'. Rio yang melihat itu segera menepikan mobilnya, biar lebih enak ngobrolnya!
"Kamu mau gak kembali lagi sama aku? Aku janji bakal berubah demi tetep sama kamu" ucap Rio menatap lekat iris mata Rosa, Rosa hanya menatap datar kearah laki-laki itu.
"Janji? Terus gimana sama Dinda?" tanya Rosa tajam membuat Rio menghembuskan nafas, Rio belum putus kah?!
"Aku udah putusin Dinda, dia gaada apa-apa lagi sama aku!" ucap Rio meyakinkan, Rosa menatap iris mata laki-laki itu dalam. Siapa tau kan Rio bohong!
"Really? Gimana kalo aku dibilang perebut? Masa kamu baru putus sama Dinda malah tiba-tiba sama aku sih?!" ucap Rosa kesal membuat Rio menyalakan mesin mobilnya, eh Rio kenapa?
"Kamu terlalu mikirin pandangan orang! Padahal yang pasti tau hubungan kita hanya beberapa orang doang" ucap Rio tanpa menoleh kearah Rosa, Rosa menatap sekilas kearah Rio lalu membuang muka.
"Yaudah, kamu harus inget janji kamu tapi! Aku gamau dibilang munafik karna nolak kamu, makanya aku nerima kamu karna aku masih sayang kamu" ucap Rosa membuat Rio tersenyum tipis, gampang emang dapetin hati Rosa balik tuh!
"Jadi sayang deh"ucap Rio mengelus rambut Rosa dari samping membuat Rosa mematung, jadi Rio gak sayang Rosa?!
Mobilpun telah sampai di depan gerbang sekolah Rosa, Rosa menatap Rio membuat Rio menatap Rosa juga.
"Sa, jangan deket sama cowo lain ya. Aku gasuka!" ucap Rio membuat Rosa mengangguk, Rio tersenyum sambil mengelus rambut Rosa. Rosa segera keluar dari mobil itu dan melambaikan tangan ke arah Rio.
****
Jam pulang sekolah telah tiba, Rosa berjalan santai untuk menemui pacarnya. Astagaaaa seperti mimpi! Tiba-tiba matanya tak sengaja melihat Rio yang sedang memeluk Dinda di dalam mobil Rio, Rosa memegang dadanya yang terasa sesak. Bukannya Rio tadi pagi ngajak balikan ya dan mereka sudah resmi pacaran lagi, tapi kok?!
Rosa terus saja menatap mobil itu tanpa berkedip, dia masih enggan berpaling melihat pertunjukan dihadapannya. Tiba-tiba Dinda mencium pipi Rio dan Rio hanya tersenyum atas perlakuan itu, lalu mobil Rio pun menjauh dari area parkiran sekolah Rosa. Bukannya Rio mau jemput ya? Kok malah sama Dinda?
"Kok Sasa ditinggal sendiri ya? Rio....Rio kok bisa? Kok Rio tega ke Rosa? Kok?" gumam Rosa lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan, hujan turun membasahi bumi. Seakan tau dengan kondisi hati Rosa yang sedang sedih itu, para murid berlarian untuk berteduh tapi tidak dengan Rosa. Dia lebih memilih tetap berdiri disana dengan seragam dan tas yang basah kuyup, tidak apa jika dia sakit. Dia akan tetap menunggu Rio untuk kembali menjemputnya.
Namun sudah 2 jam berlalu, Rio masih saja tidak menjemputnya. Tubuh Rosa sudah sangat lemah, kulitnya semakin pucat. Satpam yang melihat itu tidak tinggal diam, dia menghampiri Rosa dengan sebuah payung ditangannya.
"Maap dek, ini hujan sangat deras kok belum pulang? Mau nunggu di pos saja?" tanya pak satpam itu membuat Rosa menatapnya dengan wajah yang pias, pak satpam kaget lalu menggenggam tangan Rosa untuk mengajaknya berteduh di pos satpam. Rosa menggeleng tegas, dia masih enggan untuk pergi sejengkal saja dari tempat itu.
"Pak, aku mau nunggu seseorang disini. Dia janji mau jemput aku, tapi tadi dia pergi sama orang lain" ucap Rosa dengan suara parau kearah satpam, satpam itu hanya menatap kasihan kepada Rosa. Tubuhnya sangat dingin
"Tapi nanti adek sakit, mending ikut saya aja ke pos. Jadi nanti nungguinnya di pos, gimana?" tanya pak satpam, Rosa menatap nanar kearah parkiran itu lalu mengangguk. Tapi tak lama tubuhnya ambruk, dia pingsan ditengah guyuran hujan. Pak satpam yang melihat itu langsung panik lalu meminta bantuan untuk membawa Rosa ke rumah sakit terdekat disana, sungguh gadis yang malang.
Kamis, 4 Juli 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Novela JuvenilTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*