15. Moodbooster

9 2 0
                                    

Rosa tengah bersiap diri dengan gaun merah kesukaannya itu, dia berdandan natural dengan rambut di gerai andalannya. Menunggu sang kekasih menjemput.

Tin...tin

"Nah itu dia!"ucapnya sembari menjentikkan jari, dia terlihat sangat semangat karena tak sabar ingin bertemu dengan sang kekasih, siapa lagi jika bukan Rio.

Saat menuruni tangga, Rosa melihat pakaian yang Rio gunakan jelas jauh berbeda dengan pakaian yang dia kenakan. Rosa menghentak-hentakkan kakinya menuruni tangga, Rio yang melihat itu pun terkekeh.

" Hai sayang, kamu kok ribet banget pake gaun by?" Tanya Rio heran, ia meneliti tubuh gadis itu. Terlalu ribet, fikirnya.

"Sayang sayang! Kamu nihhhhh, aku capek dandan nyari gaun yang bagus ish. Tapi kenapa kamu malah pakai kaos polos terus celana pendek sih?!" Ucap Rosa kesal, pasalnya dia sudah berdandan lumayan menguras waktu. Tapi ketika melihat pakaian yang di kenakan Rio, rasanya perjuangannya untuk berdandan terlihat sia-sia.

Mata Rosa berkaca-kaca, ingin menangis rasanya. Padahal Rio sendiri menitip pesan untuk terlihat cantik sekali hari ini, tapi nyatanya laki-laki itu....ah sudahlah.

"Sayang jangan nangis, ntar gak cantik. Maafin Io yaaa, maaf ya Sasa cayang. Ulu uluuu tayang tayang, jangan nangis hoo" Ucap Rio dengan wajah sok di imut-imutkan, tapi yaa memang imut sih membuat Rosa gemas dibuatnya.

"Iya udah deh Io, Sasa maafin kamu. Emang kita mau kemana?" Tanya Rosa saat mereka berjalan hendak keluar rumah, dia menatap mata laki-laki itu. Rio hanya diam dan membukakan pintu mobil untuk gadisnya, Rosa tersenyum malu. Lucu sekali, batinnya.

Rosa di buat kagum ketika melihat balkon kamar Rio yang di hias sangat cantik, dia berdecak kagum. Pasalnya tumben sekali laki-laki ini bisa romantis, biasa juga gak peka.

"Io pasti ini yang ngehias bukan kamu deh" Celetuk gadis itu, Rio sebal sendiri mendengarnya. Kenapa coba gak muji aja?!, batinnya.

"Kamu Sa, bukannya muji kek apa kek. Ini malah bilang begitu, bikin aku gak mood tau gak."Ucap Rio merajuk, Rosa tersenyum geli.

" Becanda kok Io, bagus banget. Ini kamu yang hias?"Tanya Rosa, Rio tersenyum malu.

"Nggak Sa, ini di bantu kakakku. Hehehe" Ucap Rio membuat Rosa memutar bola mata malas.

"Tuhkannn, apa kata aku! " Rosa mengembungkan pipinya, dia menatap ke atas. Di langit banyak bintang, dia tersenyum lalu menatap wajah Rio dari samping.

Rio pun merasakan perasaan yang sama seperti yang Rosa rasakan, dia memegang tangan gadis itu. Mengusap halus tangan lembut itu dengan sayang, Rosa merasa seperti sudah tidak menginjak bumi lagi.

"Sa, kamu tau gak seberapa besar perasaan Io ke Sasa?" Tanya Rio sembari menatap manik mata indah itu lekat-lekat, seakan jika dia berkedip maka gadis itu akan hilang.

"Seberapa besar?" Tanya Rosa, Rio tersenyum lalu membelai pipi gadis itu.

"Sebesar semesta, sebanyak bintang di atas sana. Dan kamu, malam ini sangat cantik Sa." Ucap Rio jujur, dia sangat mencintai gadis ini. Rosa hampir meneteskan air mata ketika matanya menatap lekat manik mata laki-laki itu, dirinya terhanyut oleh ucapan laki-laki itu.

"Kamu selalu bisa buat aku gak berkata-kata" Ucap Rosa, meneteskan air mata.

"Kamu Sa, kok nangis sih? Padahal aku cuman gombal." Ucap Rio watados, Rosa mencubit perut laki-laki itu. Cukup sudah!, fikirnya.

"Bodo Rio jelek bodo ah, kamu ihhhh sebel banget aku!" Rosa menangis, iya dia menangis karna kesal dengan laki-laki itu.

Rio gelagapan melihat Rosa menangis, padahal dia hanya bercanda. Tapi kenapa bisa gagal begini sih?! Dia mendekap tubuh gadis itu dengan sayang, di usapnya rambut sang gadis. Dia tidak tahu jika Rosa ingin menangis, serba salah rasanya.

"Sayang udah dong, Io becanda. Tapi yang tadi romantis, itu Io serius Sa. Beneran deh. " Ucap Rio mencoba meyakinkan gadis itu, semoga saja Rosa bisa berhenti menangis.

Setelah menunggu setengah jam, akhirnya gadis itu berhenti menangis. Sungguh, Rio lelah melihatnya. Kini rambut Rosa berantakan, matanya sembab. Duh lucu banget cewe gue, batin Rio.

"Udah Sa nangisnya?" Tanya Rio hati-hati, dia jadi takut salah ngomong dengan Rosa. Takut bila gadis itu menangis kembali, akhirnya Rosa mengangguk.

"Makan yu Sa!" Ajak Rio.

"Yaudah ayo." Tangan mereka saling menggenggam, entah lah. Mungkin mereka takut ketika tangan mereka tidak lagi saling menggenggam, maka salah satu dari mereka hilang. Konyol!

Mereka asyik menonton kartun kesayangan Rosa sembari memakan camilan yang Rio bawa dari lantai bawah, Rosa menyenderkan kepalanya di pundak Rio. Rio berdecak sebal, pasalnya yang di tonton mereka adalah barbie.

"Sa, udahan ngapa ya. Ganti dong jangan yang ini, aku bosen" Ucap Rio memelas, pasalnya mereka menonton kartun ini sudah dua jam. Entah apa yang membuat kartun ini sangat di gemari Rosa.

"Ish kamu Io, eh udah jam berapa ini?! Aduhhh udah malam!" Rosa berteriak, Rio melihat arlojinya. Ternyata benar, sudah malam.

"Yaudah ayo pulang" Ucap Rio sembari mengulurkan tangan, Rosa pun menerima uluran tangan itu.

Sesampainya di rumah, Rosa tersenyum mengingat kejadian tadi. Sederhana memang, tapi rasanya ahhhh mantap!

Ada yang masih nungguin cerita ini up nggak sih? Aku gak berharap banyak sih, soalnya aku kelamaan hiatus huhu karna aku gak tau harus nulis apa. Dan sekarang juga feelnya kurang dapat, soalnya kan udah lama gak nulis.

Buat yang masih nunggu, makasih banget ya🥺🥺



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang