Semenjak seminggu lalu Rosa meminta Rio untuk menjauhinya, benar saja lelaki itu menuruti perkataannya. Sebenarnya Rosa merasa kehilangan dan ingin menemui Rio, tapi dia ini siapanya?! Benar, Rosa ini sudah tidak memiliki hubungan dengan laki-laki itu. Maka dengan mudah laki-laki itu menuruti perkataannya, apa laki-laki itu tidak merindukan Rosa? Pasti tidak! Kan Rio sudah memiliki kekasih yang dicintainya, maybe.
Karna ingin menemui Rio, Rosa segera bergegas untuk pergi ke rumah Rio. Biar saja jika nanti ditanya mau apa, bilang saja ingin bersilahturahmi dengan ibunya Rio! Pintar!
Rosa segera menuju bagasi untuk mengeluarkan motornya dan menuju rumah Rio, rumah itu terlihat sepi. Apa tidak ada orang di dalam ya?
"Assalamu'alaikum!" ucap Rosa sembari membuka knop pintu utama, biasanya kan suka ada pembantu. Tiba-tiba Nina berjalan kearahnya, Nina pun tersenyum dan menyambut kedatangan Rosa dengan hangat.
"Waalaikum salam, eh Rosa tumben main sini ga bareng Rio" ucap Nina sembari menuntun Rosa untuk duduk di kursi ruang tamu dan pamit ke dapur untuk membawakan minum.
"Eh hehe gausah repot-repot tante, Rio nya ada?" tanya Rosa sembari menatap sekeliling rumah dan tidak melihat kehadiran laki-laki itu.
"Rio tadi izin mau pergi keluar, katanya sih mau nemenin Dinda jogging" ucap Nina dengan tenang dan membuat Rosa mematung, ah iya aku bukan siapa-siapanya, batinnya.
"Oh gitu ya tan, kok rumah sepi kan biasanya ada kak Andin?" tanya Rosa.
"Andin hari ini gak pulang kesini, anaknya juga dibawa ke rumah mertuanya" ucap Nina, ya Andin itu adalah kakak satu-satunya Rio. Andin sudah menikah dan memiliki anak berusia 6 tahun dan tinggal dirumah suaminya, tapi biasanya tiap satu minggu sekali akan mengunjungi rumah Rio.
"Ah padahal aku kangen curhat ke kak Andin sama kangen main bareng Chika, pasti Chika udah gede deh" ucap Rosa terkekeh garing, sial niatnya ingin ketawa malah garing.
"Iyaloh, Chika udah gede sekarang dia juga mau ke TK tempat kamu dulu sama Rio berantem!" ucap Nina bersemangat dan membuat Rosa tersenyum.
"Tan aku mau pulang dulu ya, ada tamu di rumah" ucap Rosa ber alibi, padahalkan tidak ada siapa-siapa di rumahnya. Ingin cepat pulang saja dan menangis di rumah!
"Ah yaudah deh, gamau nunggu Rio nih?" tanya Nina heran dan dapat gelengan dari Rosa, saat Rosa ingin mencium tangan Nina. Tiba-tiba terdengar suara cekikikan dari seorang perempuan, dan pandangan Rosa pun bertemu dengan mata elang milik Rio.
"Ro-rosa" ucap Rio terbata menatap wajah Rosa dan Dinda bergantian, Rosa hanya menatap Rio dan Dinda dengan datar.
"Hai!" ucap Rosa seriang mungkin, saat melihat tangan Dinda yang semakin erat menggenggam tangan Rio membuat dadanya sesak. Pemandangan yang sangat menyakitkan menurutnya, masih mending saat di jalan raya dari pada ini.
"Eh Iyo, tadi Sasa nanyain kamu loh!" ucap Nina dengan ekspresi wajah tanpa dosa.
"Eh gajadi tan, aku pamit ya!" ucap Rosa lalu menyalimi tangan Nina dengan buru-buru, ingin cepat pulang!
Saat Rosa akan melewati Rio dan Dinda, tiba-tiba tangannya di cekal oleh Rio. Ada apa lagi?! Rosa segera menepis tangan kekar itu dengan keras, akhirnya tangan itu terlepas juga. Rosa segera berlari keluar rumah milik Rio, ternyata diluar hujan. Poor Rosa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*