Rio terus saja mengirim pesan kepada Rosa tapi tetap saja gadis itu hanya membaca pesannya tanpa membalas, Rio jengkel melihat itu. Sudah 5 hari fikirnya. Temannya yang melihat Rio mengaduk-aduk seblaknya tanpa minat di meja kantin itu hanya menatap aneh, tidak biasanya.
"Bos lo kenapa?"Tanya salah satu temannya memberanikan diri.
"Apaan? Gue? Ga papa, cuman pengen cabut" ucapnya lalu menyambar kunci motor, dia berjalan santai di antara kerumunan siswi sekolah yang menghalangi jalan nya. Dia menancap gas menuju sekolah Rosa, pacarnya.
Setelah sampai di sekolah Rosa, tak sengaja Rio melihat gadis yang di tunggu nya sedang asik tertawa dengan cowo lain. Wahhhh bahaya!
Rio berlari ke arah Rosa lalu memegang tangan gadis itu sedikit kencang, sampai membuat sang empu meringis.
"Aww sakit Yo, apaansih!"ucap Rosa sambil menarik tangannya yang di genggam erat oleh Rio, bukannya lepas malah makin erat_-
"Kamu nih nakal mulu! Ayo pulang" ucap Rio menarik Rosa menuju motornya, motornya melaju dengan sangat kencang. Rosa memeluk badan Rio tak kalah kencangnya, dia takut.
"YO PELAN PELAN!!!!!" ucap Rosa dengan suara cemprengnya, Rio cengengesan di buatnya. Rosa itu gemesin asli deh gak boong!
Rosa menuruni motor Rio dengan menghentak-hentakkan kakinya, mereka telah sampai di rumah Rosa. Tanpa menawari masuk, Rosa sudah terlebih dulu menutup pintu rumah dengan kencang. Rio menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menyusul Rosa masuk ke dalam.
Rio mendaratkan bokong nya di sofa ruang keluarga, sambil melirik Rosa yang mengambil cemilan di dalam kulkas. Dia memainkan ponsel milik Rosa, anjay banyak cowoknya.
"Apaan sih Yo, siniin hp aku!" Rosa kesal lalu mengambil ponselnya secara paksa di tangan Rio, rahang Rio mengeras tapi dia segera meredam kan nya dengan melirik televisi.
"Kamu jadi kasar ya Rosa! Chat aku udah tenggelam gitu, hebat kamu hp nya kayak asrama putra" ucap Rio santai sambil melipat tangannya di dada, Rosa ini kenapa selalu membuatnya kesal?!
"Halah di kira kamu nggak apa ya? Kamu mah bahkan lebih dari aku!" ucap Rosa bersungut dengan meletakkan ponsel Rio dengan kasar, Rio hanya meliriknya sinis.
"Tapi kan kontak wa kamu aku sematin!" ucap Rio tak terima.
"Idih alay, najis Yo najis! Istighfar sana kamu, ketempelan jin iprit ya?!" Rosa geleng-geleng menatap Rio dengan tatapan iba nya, Rio gemas lalu menggigit pipi Rosa sampai gadis itu mencubit tangannya dengan kencang. Rosa menatapnya dengan tatapan permusuhan, bukannya takut atau apa. Rio malah semakin gemas dan menggelitiki pinggang Rosa.
"Ahahaha udah ah Yo udah ihhhhh" ucap Rosa dengan nafas terengah, dia menatap wajah Rio yang berada di atas nya. Menangkup ke dua pipi cowok itu dengan gemas, Rio menjadi diam. Keadaan menjadi hening
"Sa duduk yu, aku mau ngomong serius sama kamu"ucap Rio pada akhirnya lalu duduk menyamping untuk menatap wajah manis Rosa. Rosa menurut dan ikut duduk berhadapan dengan Rio.
"Aku minta maap ya, udah gak peka. Kita jalanin lagi okey?" Tanya Rio menatap kedua mata indah milik Rosa, Rosa terdiam sejenak. Entah kenapa fikiran nya jatuh tepat di hari dia melihat Rio sedang bermesraan dengan Dinda di dalam mobil, dan itu menyebabkan Rosa masuk rumah sakit.
Rosa menghembuskan nafasnya, dia capek jika harus bersama cowok super gak peka ini.
"Terserah, aku capek sama kamu. Aku sakit dan kamu gak tau penyebabnya apa? Aku sakit karena kamu RIO, kamu yang bilang bakal jemput aku eh malah sama DINDA" ucap Rosa santai dengan menekankan nama 'Rio' dan 'Dinda'. Rio terdiam, dia masih mencerna baik ucapan Rosa.
"Aku kira kamu pulang duluan, soalnya kamu gak ada. Maapin aku Rosa" ucap Rio membelai pipi Rosa dengan sayang, Rosa terdiam dan memalingkan wajahnya. Bukan ini yang ingin dia dengar, tapi pernyataan lain...
"Aku gak ngapa-ngapain sama Dinda, aku cuma mau nganterin dia doang sumpah. Dia lagi sakit Sa, ngerti ya? Maapin aku" Rio menggenggam tangan Rosa lembut, mata Rosa berkaca-kaca. Ini yang ingin dia dengar sedari tadi, alasannya tetap diam. Rio merengkuh tubuh Rosa, membuat sang empu menangis tanpa suara.
"Kembali lagi, kita mulai semua nya dari awal ya? Mau ya?" tanya Rio dengan tatapan menggemaskan nya, Rosa mencubit ke dua pipi Rio sedikit kencang. Bukannya marah, Rio hanya tertawa gemas di buatnya.
"Iya deh tapi janji jangan ulangin lagi ya ya ya?" pinta Rosa menggemaskan membuat Rio mencubit pipi Rosa pelan, Rosa tertawa di buatnya lalu mereka berpelukan.
Ah rupanya merayu Rosa memang segampang itu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*