Hari-hari berlalu membuat Rosa semakin melupakan Rio dan lebih dekat dengan Devan, bahkan Rosa sering diantar jemput sekolah seperti saat ini.
Rosa turun dari anak tangga dan segera menemui Devan, Devan yang melihat itu hanya tersenyum kearah Rosa. Rosa segera berlari kearah meja makan mengambil bekal untuknya.
Saat memasuki mobil, mereka asik makan nasi goreng yang ada di bekal Rosa. Devan segera memberikan botol minumnya saat melihat Rosa tersedak karna makan terlalu cepat, Rosa yang melihat itu hanya terkekeh lalu meminum airnya.
"Kak, enak gak masakan bibi aku?" tanya Rosa saat melihat Devan menghabiskan bekalnya, Devan hanya menjawab dengan gumaman karna sibuk meminum air. Dan panggilan 'kakak' itu Devan yang nyuruh, karna kalau dipanggil pak/om itu berasa tua banget padahalkan Devan masih sangat muda.
"Enak, besok kamu sarapan sandwich aja jangan keseringan ini gak sehat!" tegas Devan membuat Rosa mencebikkan bibirnya kesal, Devan hanya terkekeh geli melihat bocah ini.
"Nanti pulangnya jemput ya kak!" ucap Rosa dan diangguki oleh Devan. Lalu suasana di dalam mobil itupun menjadi hening, Rosa hanya mendengarkan musik yang ada di radio sambil mengangguk-anggukan kepala mengikuti alunan musiknya. Devan mengelus lembut rambut Rosa, tidak tau kenapa dia merasa nyaman saat berada dekat dengan gadis manis ini.
Menurut Devan, Rosa ini bukan gadis ribet, apa adanya, tidak lebay dan tidak terlalu manja, jika Rosa suka pasti akan bilang 'iya' dan jika tidak maka akan bilang 'tidak', dan juga Rosa ini gadis baik, polos, meskipun kadang bawel tapi lucu. Rosa juga cantik, manis, mendekati sempurna. Devan segera menggeleng dengan fikirannya itu, aneh.
Rosa yang melihat Devan menggeleng itu hanya bisa menatap aneh kearah Devan, Devan yang merasa diperhatikan itu langsung menoleh ke arah Rosa. Rosa terkekeh melihat wajah Devan yang seperti orang bego, hanya dengan Rosa saja Devan bisa seperti ini.
"Kamu kenapa liatin aku gitu?" tanya Devan heran membuat Rosa menggeleng, Rosa segera memutuskan kontak mata saat mata Devan terus saja menatapnya dan sebaliknya.
"Kamu........lucu" ucap Rosa menatap wajah Devan tersenyum.
"Kamu lebih lucu" ucap Devan membuat Rosa terdiam, mobilpun sudah sampai di sekolah Rosa. Devan segera keluar membukakan pintu untuk Rosa, Rosa hanya tersenyum melihat perlakuan manis Devan.
"Kak aku sekolah ya, dadah jangan lupa jemput!" ucap Rosa melambaikan tangan sembari berlalu, Devan hanya mengangguk lalu memasuki mobilnya untuk segera pergi ke rumah sakit.
Rosa belajar dengan agak malas hari ini, tidak tau kenapa fikirannya menuju Devan. Menurutnya, Devan ini tampan, baik, gak ribet, bawel tentang kesehatannya, tidak lebay, dan sangat lucu. Devan sangat sempurna dalam kategorinya, tapi bukan itu!
Fikirannya terus berfikir dia akan sampai mana dengan Devan? Devan saat itu pernah menyatakan bahwa Devan menyukai Rosa, Rosa juga sama hanya mengagumi saja tidak lebih. Tetapi kadang juga Rosa bosan ketika harus selalu melihat Devan, tapi dia juga menepis fikirannya itu. Dia tidak akan bersikap kekanak-kanakan lagi soal ini, dia sudah kelas 11!
"Rosa, lo deket sama dokter ganteng itu ya?" tanya Putra lalu duduk dibangku milik Nayla.
"Yagitu deh Tra, gue pulang duluan ya!" ucap Rosa lalu berjalan tergesa-gesa menuju gerbang sekolahnya, pasti disana sudah ada Devan! Dan benar, Devan sudah menunggunya di dalam mobil. Saat akan membuka pintu mobil milik Devan, pandangannya tak sengaja bertubrukan dengan pandangan Rio. Rio tidak sendiri, dia bersama Dinda. Rosa memutuskan kontak mata itu dan masuk kedalam mobil Devan, Devan langsung menjalankan mobil meninggalkan sekolah Rosa.
"Kak, besok lari yuk!" ajak Rosa kepada Devan yang sibuk mengemudi, Devan hanya menatapnya sekilas dan mengangguk.
"Ayok!" ucap Devan dan diangguki oleh Rosa, kedekatan mereka ini sudah berjalan selama sebulan lamanya. Dan semakin hari mereka sangat lengket saja, sampa-sampai Devan mengenal kedua orang tua Rosa.
Rio yang tadi melihat Rosa memasuki mobil dokter tampan itu hanya mendengus, Dinda bingung dengan sikap Rio yang tiba-tiba seperti itu. Dan Dinda juga merasa bingung, kenapa Rio selalu mengajaknya untuk ke sekolah Rosa? Untuk apa? Padahal Rio hanya nongkrong saja di kedai eskrim dekat sekolah itu, kan kedai eskrim itu banyak. Kenapa harus memilih yang dekat sekolah Rosa?!
"Rio, kenapa sih kamu suka kesini?" akhirnya Dinda bertanya, Rio hanya menghela nafas. Dan menaiki motornya diikuti oleh Dinda, setelah bungkam akhirnya Rio membalas pertanyaan itu.
"Gue cuman pengen liat Rosa!" ucap Rio lalu menancap gasnya membuat Dinda segera memeluk badan lelaki itu, oh karna si cewe caper itu!
"Oh ya dan satu lagi, gue muak sama sifat lo yang manja. Jijik gue, lama-lama juga gue bisa ninggalin lo!" tambahnya, Dinda hanya menghela nafas lalu menggumam tidak jelas. Liat aja Rosa!
Saat sampai dirumah milik Rosa, Devan segera keluar mobil dan menjalankan kebiasaannya membukakan mobil untuk Rosa. Rosa hanya tersenyum dan mengajaknya untuk mampir, Devan hanya menggeleng lalu mengacak rambut Rosa dan memasuki mobilnya. Katanya ada pasien darurat, yasudah tidak jadi mampir.
Rosa menatap langit-langit kamarnya, ternyata Dinda dan Rio itu sudah lama ya? Rosa menggelengkan kepalanya, untuk apa memikirkan laki-laki itu? TIDAK PENTING!!!
"Gue harus bisa move on!" ucapnya lalu menganggukan kepala, tetapi tangannya langsung meraih ponsel yang ada di nakas miliknya. Dia tiba-tiba menstalk akun sosmed milik mantannya itu, eh?!
Lohweh, tangannya ini kok seenaknya gini sih?! Dia segera mematikan ponselnya, takut jika ketahuan oleh Rio bahwa dia sedang men stalker akun sosmed laki-laki itu. Tengsin coy!!!
Dari pada fikiran dan tangannya makin menjadi, Rosa segera menarik selimutnya. Niatnya sih ingin tidur siang saja, takut jika nanti tiba-tiba Rio menanyakan kenapa dia menstalk akun sosmednya. Hihhhh ngeri!
Saat Rio membuka akun instagram miliknya, tiba-tiba matanya terpaku. Rosa menanggapi postingannya yang 2 bulan lalu? Really?! Dia menjadi terkekeh sendiri, ternyata Rosa tadi menstalk akun sosmednya. Tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada telpon, rupanya dari Dinda.
"Hallo sayang" ucap Dinda disebrang sana membut Rio menghembuskan nafas.
"Apa?" tanya Rio dengan malas, Dinda pasti akan mengajaknya untuk pergi membeli baju.
"Ke mall yuk! Ada diskon nih beb!" ucap Dinda, nahkan benar!!
"Gue mau tidur, nanti aja!" ucap Rio lalu mematikan telpon sepihak, malas sekali berurusan dengan Dinda ini! Dia segera membaringkan tubuhnya, dia ingin tidur dan memimpikan Rosa hari ini. Semoga saja kejadian!
Rabu, 19 Juni 2019
Maap kalo gaje:"
Jangan lupa tinggalkan jejak:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*