Hari ini tepat ke lima bulan hubungan Rosa dan Rio, meskipun ada perdebatan sedikit tetapi mereka mencoba dewasa. Belajar dewasa aja dulu dalam hubungan buat nanti kalo udah nikah, ehh.
Rosa menunggu Rio mengucapkan hari jadi mereka yang ke lima bulan di telpon, tapi sampai kini cowok itu tidak mengabarinya sedikit pun. Kemana sih?!, batinnya kesal.
Cklek
"Sa itu ada Rio di bawah sayang"Ucap bunda Rosa sambil menggandeng tangan cewek itu halus, Rosa menurut meski wajahnya cemberut.
Rosa berjalan menuruni anak tangga dengan wajah masih cemberut, Rio yang melihat itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kanjeng ratu marah nih, batinnya meringis.
"Sa jalan yu hehe" ajak Rio dengan wajah dibuat gemesin, Rosa hanya menatapnya datar lalu mengangguk membuat Rio tersenyum lebar.
"Tan aku pamit bawa Sasa ya, Assalamualaikum" ucap Rio mencium punggung tangan Ririn diikuti oleh Rosa.
Setelah sampai di tempat tujuan, Rosa menatap taman itu sambil berdecak kagum. Emang sih ini cuman di taman deket rumah Rosa, tapi aneh nya taman di sulap oleh cowok jangkung itu.
"Weh kamu ini sama siapa?" tanya Rosa menatap Rio dengan tatapan herannya, pasalnya Rio itu orangnya tidak mau ribet.
"Itu aku suruh temen aku buat nge dekor nya hehe" ucap Rio watados, tuhkan....
"Ihh harusnya kamu tuh boong sambil bilang gini 'ih Rosa itu tuh buatan aku tauuuuuuu' gitu loh" ucap Rosa dengan wajah cemberutnya, Rio terkekeh lalu mencubit kedua pipi Rosa dengan gemas. Dengan Rosa dia merasa selalu bahagia, maybe
"Kamu itu ya! Serba salah aku tuh, aku bohong salah jujur salah" ucap Rio menampilkan wajah menggemaskan jika menurut Rosa, menurut Rosa ya...
"Kamu ih emang salah mulu tau! Terus kenapa gak ngabarin aku?" Tanya Rosa membuat Rio mencium pipi Rosa dengan gemas, Rosa itu menggemaskan jika sedang berbicara dengan nada manja.
"Kamu nih ganggu momen romantis kita aja, yah ya maafin aku sayang. Selamat yang ke lima bulan, makasih buat terus sama aku ya baby" ucap Rio tersenyum lalu menangkup kedua pipi Rosa, ucapan terdengar biasa tapi menurut Rosa ini sangat romantis.
"Iya deh, selamat juga ya Iyo yang ke lima bulan. Makasih udah ngertiin sikap manja sama nyebelin aku" ucap Rosa malu-malu, Rio yang mendengar itu hanya tertawa di buatnya.
"Iya sayang, nih kado buat kamu" ucap Rio sambil menyerahkan coklat besar dan boneka pisang besar, Rosa langsung memeluk boneka itu dengan sayang. Rosa ini gak ngeribetin, di beliin apa aja dia mau. Dan itu membuat dia mendapat nilai plus dari cowok.
"Ihhh makasih ya Iyo baik deh, tapi kok pisang?" tanya Rosa heran membuat Rio menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hehe anu, itu loh biar koleksi boneka kamu macem-macem" ucap Rio cengengesan.
"Beneran? Yaudah deh yuk ke rumah aku" ajak Rosa membuat Rio mengangguk lalu mereka berjalan bersama, mereka ke taman jalan kaki loh yaaa.
"Cie anak bunda di kasih apa nih?" Ririn menggoda putri sulungnya itu membuat Rosa menutup wajahnya dengan boneka pisang tadi.
"Ihhhh bunda, aku mau ke atas ya mah sama Iyo" ucap Rosa di acungi jempol oleh Ririn.
"Sa, nanti malem ada acara gak?" tanya Rio berbaring di kasur kesayangan Rosa, Rosa mengikutinya dengan berbaring di samping cowok itu.
"Tumben nanya gitu ada apa sih? Aku kan kalo gak sama kamu ya nggak kemana-mana" ucap cewek itu.
"Eh iya ya aku kan gak bolehin kamu pergi tanpa aku kecuali sama keluarga kamu, nanti malem main ke rumah aku yuk beb" ajak cowok jangkung itu dengan menaik turunkan alisnya, Rosa mencubit gemas idung Rio. Rio terkekeh lalu menarik Rosa ke dalam pelukannya dengan menggesek-gesekan hidung nya dengan Rosa.
"Hemm ayo, aku juga kangen sama Chika. Ada di rumah kan dia?" tanya Rosa menyeruakkan wajahnya di dada bidang milik Rio.
"Iya, aku pulang ya" ucap Rio dan mereka bangkit, setelah mengucapkan itu dia keluar kamar Rosa dan Rosa mengikuti di belakangnya. Rio berpamitan ke Ririn untuk pulang dan meminta ijin nanti malam akan mengajak Rosa ke rumahnya.
"Iya, hati-hati ya Iyo!" ucap Ririn dan di angguki oleh Rio, lalu cowok itu melenggang keluar rumah di ikuti Rosa di belakangnya.
"Dadah Iyo, jangan telat ya!" ucap Rosa membuat Rio tersenyum manis lalu menaiki motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionTernyata mencintai itu tidak seindah kelihatannya, pengorbanan itu tidak semudah yang orang lain ucapkan, dan bodohnya merekalah manusia yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling tersakiti oleh cintanya. Yuk baca cerita pertama aku:*