42

1.1K 141 15
                                    

"Wonie bisa lebih cepat sedikit?!"

Aku menjauhkan Handphoneku karena suara Gyuri eonni yg lumayan nyaring.

Aku berdecak malas "Astaga eonni kenapa ribut sekali? Ini baru setengah delapan" Balasku dengan kesal.

"Eonni mau kamu harus sampai lebih cepat hari ini!"

Aku mendengus "Aku masih di bus, ada apasih?" Tanyaku heran karena Gyuri eonni yg terdengar bersemangat.

"Jangan banyak bertanya, kalau sebelum jam delapan kamu sudah ada di Cafe aku akan menambah bayaranmu"

Mataku langsung berbinar "Assahhh, baiklah aku akan berangkat sekarang" Jawabku semangat.

"Yyakkk!!! Perempuan sialan ini! Tadi kau bilang sudah ada di bus! Awas saja kau ak- "

Aku memutus sambungan terlebih dahulu dan memilih untuk bersiap-siap daripada mendengar makian Gyuri eonni.

"Ahh, aku harus menggunakan baju apa untuk hari ini?" Monologku pada diri sendiri, mencoba satu persatu baju yg aku punya dan mendengus kesal karena hampir semua baju yg aku miliki sudah aku gunakan untuk bernyanyi di Cafe.

Lagipula merasa tak memiliki baju yang pantas untuk di gunakan keluar rumah merupakan hal yang biasa bagi semua perempuan yang ada di bumi.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah gantungan baju yg menampakkan satu baju yg sangat ingin aku gunakan tapi tidak pernah sempat, karena tidak pernah ada kesempatan untukku bisa memakainya.

Aku sengaja membeli baju maroon dengan rok berbahan beludru itu karena saat pertama kali melihatnya aku sudah sangat menyukainya.

Saat membelinya aku mempunyai keinginan menggunakan baju itu ketika aku dan Guan makan malam romantis berdua, disaat anniversary kita yg ke 1 tahun, tapi ternyata hubunganku dan Guan saat itu hanya bertahan selama 10 bulan.

Berhentilah mengenang masalalu Wonie!

Aku menatap nanar ke arah baju itu dan perlahan berjalan mendekati lemari, melepaskan baju yg sudah melekat pada gantungan itu selama beberapa bulan terakhir ini.

"Aku ingin menggunakannya, lagipula hal yg aku harapkan sudah tidak akan terjadi" Gumamku, mengingat makan malam romantis itu tidak akan pernah terjadi.

Aku segera mengganti bajuku dan mengoles wajahku dengan make up tipis seperti biasa.

Meraih barang apa saja dengan asal yg biasanya selalu aku bawa dan memasukkannya ke dalam tas dengan terburu-buru.

Aku dengan cepat melesat ke arah halte bus tapi baru setengah perjalanan aku mendengar decitan mobil yg berhenti disampingku.

Aku menoleh dan tersenyum manis, aku berlari kecil dan membuka pintu mobilnya tanpa permisi.

Jihoon Oppa mencibir pelan "Aku tidak bilang akan mengantarmu nyonya" Ucapnya setelah aku menyelesaikan kegiatanku memakai sabuk pengaman.

Aku terkekeh kecil "Yasudah kalau begitu aku akan meminta Oppa mengantarku" Jawabku santai.

Jihoon Oppa tersenyum lembut dan mengusak rambutku sesaat sebelum melajukan mobilnya ke arah Cafe tempatku bekerja.

Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan suaraku yg menceritakan banyak hal, dan selalu terselip nama Guanlin disana.

Karena pada dasarnya, jika kita mencintai suatu hal maka kita akan cenderung menyebutnya terus-menerus secara tak sadar.

Aku turun dari mobil Jihoon Oppa dan mengucapkan terimakasih, tapi ternyata Jihoon Oppa juga ikut turun.

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang