26

1.9K 231 46
                                    

Guan Pov

Hari itu, hari dimana Wonyoung mengungkapkan perasaannya aku mendapatkan kabar yg sama sekali tidak ingin aku ketahui dan pura-pura tidak mendengar apapun.

"Guannnn, Daniel Oppa akhirnya berkencan dengankuuu aaakkkkk" Teriak perempuan itu di seberang telfon sana dengan heboh, aku yg mendengarnya hanya bisa merasakan kaku sekujur tubuh bahkan untuk bernafaspun rasanya susah.

"Chukkhae" Balasku dengan kalimat sebisaku.

"Eohh, aku akan mentraktirmu nanti" Ucap Somi dengan semangat.

"Eum"

"Aku tutup ne? Nanti ku hubungi lagi, sebentar lagi aku bel masuk"

"Arasseo" Ucapku mengakhiri telfon itu dan menutupnya, aku masih belum mengalihkan tatapanku dari Handphoneku sampai aku kembali mendapat notif dari orang yg sama yg tadi menelfonku.

Somi💓
|Untukmu, jangan lupa di simpan hihihi
|Sent a picture

Aku tersenyum miris memperhatikan foto yg baru aku terima itu, tapi kegiatanku terhenti karena Daehwi yg berteriak memintaku keluar kelas karena ada yg mencari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum miris memperhatikan foto yg baru aku terima itu, tapi kegiatanku terhenti karena Daehwi yg berteriak memintaku keluar kelas karena ada yg mencari.

Aku keluar kelas dan mendapati Wonyoung yg tersenyum cerah ke arahku dengan rona merah di pipinya. Aku mengernyit bingung karena Wonyoung yg belum juga mengucapkan sepatah katapun, sampai akhirnya.

"Sunbae, aku Jang Wonyoung adik kelasmu memintamu untuk menjadi kekasihku bukan untuk saat ini tapi juga saat nanti, saat aku di lahirkan kembali, aku memintamu yg menjadi pasanganku saat reinkarnasi kembali" Pintanya yg membuat mataku membulat tak percaya, bukan karena dia yg memintaku menjadi kekasihnya. Aku tidak lagi terkejut dengan hal itu, sudah banyak perempuan yg memintaku menjadi kekasihnya tapi gadis di depanku ini yg mengaku bernama Wonyoung satu-satunya perempuan yg membuatku tertarik dengan pernyataan cintanya. Ah, ditambah lagi kabar Somi yg berkencan dengan Daniel Hyung yg membuat pikiranku kalut dan akhirnya mengangguk menyetujuinya.

"Arasseo, kita berkencan" Jawabku yg membuat perempuan di depanku ini memekik kaget sebelum akhirnya luruh karena pingsan, yg untungnya aku sigap menangkapnya.

Ternyata bukan hanya pernyataan cintanya yg aneh, tapi segala tingkah lakunya memang aneh. Apapun yg di lakukannya hanya mampu membuatku menggelengkan kepala, tingkahnya ajaib dan sering kali terlihat konyol dan bodoh.

Bahkan di saat aku menyakitinya pun dia masih mampu tersenyum cerah dan mengucapkan kalau dia baik baik saja, selalu seperti itu. Bersikap sabar dengan segala perilaku ku yg terus menerus menyakitinya, dengan memilih Somi di bandingkan dengannya yg notabenenya kekasihku. Bahkan dia tau kalau aku tidak mencintainya, dan dia memilih untuk pura-pura tidak mengetahuinya.

Aku tau dan aku sadar dan tau betul kalau aku sudah menorehkan banyak luka di hatinya, tapi dia masih tetap memilih untuk berdiri di tempat yg sama tanpa berubah sedikit pun.

Sampai akhirnya, aku mendapat telfon dari salah satu maidnya. Mereka memberitahukan aku kalau Wonyoung masuk rumah sakit, dan untuk pertama kalinya aku menyesal karena lebih memilih menjemput Somi daripada dia yg memintaku untuk menemaninya.

Tapi tetap saja aku tidak bisa langsung menemuinya karena aku sama sekali tidak bisa menolak permintaan Somi yg memintaku untuk menjemputnya di sekolahnya dan berakhir dengan Somi yg ikut denganku ke rumah sakit.

Bisa aku lihat dengan jelas tatapan kecewa dari Wonyoung, dan itu yg membuatku tidak mampu menatapnya karena merasa bersalah. Wonyoung selalu menanggapi semua ucapan Somi dengan sopan tanpa emosi, mungkin kalau itu bukan Wonyoung yg menjadi kekasihku saat ini aku berani taruhan akan terjadi keributan di rumah sakit dan Somi akan pulang dengan banyak bekas cakaran.

Aku tersenyum dan itu kembali membuatku tersadar kalau aku sudah terlalu jauh menyakiti Wonyoung, akhirnya aku meminta Jihoon dan Jinyoung membawa Somi pulang karena aku yakin Wonyoung sama sekali tidak merasa nyaman dengan situasi ini meskipun dia tersenyum dengan candaan Somi.

Oh ayolah, perempuan mana yg akan tersenyum bahagia saat dia berada di satu ruangan dengan perempuan yg dicintai kekasihnya, jangankan dicintai kekasihnya pernah dicintai kekasihnya pun bisa terjadi keributan dan saling melayangkan tatapan sinis satu sama lain, apalagi perempuan yg masih dicintai kekasihnya.

Setelah Somi pamit pergi aku bisa mendengar hembusan nafas lega dari Wonyoung yg membuatku tersenyum diam-diam.

Tentu saja berat baginya untuk bertemu tatap dengan Somi, dan secara tidak sadar dia akan membandingkan dirinya dengan Somi yg jelas-jelas berbeda, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri bukan?

Mengikuti Wonyoung dengan jarak yg lumayan jauh karena sebelumnya perempuan itu mengusirku secara tidak langsung. Wonyoung berjalan ke arah taman di rumah sakit ini dan menduduki salah satu kursi disana, memperhatikan setiap orang yg berlalu lalang dengan tatapan sendunya membuatku tidak tahan untuk tidak menghampirinya dan melemparkannya jaket yg dari tadi aku kenakan untuk membuyarkan lamunannya yg aku yakini lamunan itu akan menyakiti dirinya sendiri.

Di temani lampu taman yg temaram, berkali-kali aku mengucapkan maaf yg berkali-kali juga mendapatkan jawaban 'Tak apa, nanti lama-lama aku akan terbiasa' entah kenapa Wonyoung yg berucap seperti itu mampu membuat dadaku berdenyut nyeri, aku sudah terlalu jauh menyakitinya sampai dia bisa mengucapkan hal seperti itu.

Malam itu berakhir dengan Wonyoung yg memintaku pergi sebelum dia menahanku lebih lama lagi, awalnya aku hanya mengartikan kalau Wonyoung menyuruhku kembali pulang tapi setelah di telaah lebih jauh lagi kalimatnya dan menatap punggungnya yg mulai menjauh tanpa berbalik lagi aku mulai paham. Saat ini Wonyoung benar benar ada di titik terlelahnya, dia ingin menyerah dengan semuanya. Yah, siapa yg akan kuat menjalani hubungan seperti ini dan mungkin hanya Wonyoung.

Dan malam itu, saat Wonyoung beranjak pergi meninggalkanku di taman sendiri hanya dengan memperhatikan punggungnya yg lambat laun menghilang, aku sadar satu hal, aku mulai jatuh ke dalam dirinya. Perempuan dengan segala kesabarannya dan tingkahnya yg lucu, dia akhirnya berhasil membuatku meliriknya meskipun tidak sepenuhnya dan membuatku berjanji dalam diam aku akan menjaganya dan mulai belajar mencintai dia seperti dia mencintaiku. Kalimat itu aku yakini bahwa aku bisa menepatinya, sebelum mendengar kalimat yg lagi-lagi tak ingin aku dengar karena waktunya sama sekali tidak tepat

"Guanlin... Somi dan Daniel Hyung mereka putus" Kalimat yg pada akhirnya membuatku melupakan niatku dan janjiku.

Kalimat yg membuatku kembali menyakitinya dan mengabaikannya, yg pada akhirnya membuatku menyesal telah menyia-nyiakannya selama ini.

Aku membutuhkannya, itu yg aku tau setelah dia memutuskan untuk pergi.







===

Duhhh maapp ini gue kenapasih
Dari ff im fine sma permanecer gak fokus smpek banyak yg salah2 wkwk

Foto daniel sma somi tadi masih belum di add dah aku up.

Foto daniel sma somi tadi masih belum di add dah aku up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonie sebel ya sama Guan main tinggal gitu aja!

Pergi jangan?

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang