37

1.4K 192 9
                                    

"Oppa!" Seruku lagi membuat kedua orang yg sibuk dengan Handphonenya dengan posisi tiduran menatapku bingung.

Saat ini Jihoon Oppa dan Jinyoung Oppa sedang berada di kamarku, aku merajuk memintanya datang dan tanpa perlu berusaha lebih keras mereka berdua sudah berada di kamarku tapi tetap mengabaikanku karena game yg sedang dimainkannya.

Bukan tidak ada maksud menyuruh mereka berdua datang, aku menyuruhnya datang karena ingin menceritakan apa yg terjadi semalam tapi respon mereka benar-benar sangat menyebalkan.

Mereka menjawab dengan santai dan kembali sibuk dengan handphonenya sampai benar-benar membuatku kesal.

"Ada apa lagi Wonie?" Tanya Jinyoung Oppa dengan matanya yg menatapku heran.

"Kenapa Guan berucap seperti itu? Bahkan aku tidak bisa tidur semalam karena ucapannya!" Pekikku dengan kesal.

Jihoon Oppa menghela nafasnya sembari berucap "Dia menyesal, anggap seperti itu" Ucapnya setengah tak perduli dengan tangannya yg mengambil makanan tanpa henti bahkan disekitar bibirnya sudah penuh dengan remahan makanan yg di makannya.

Aku mendengus kesal "Sudahlah kalian pulang saja! Tidak ada gunanya bercerita dengan kalian berdua!" Seruku kesal dan detik berikutnya Jinyoung Oppa dan Jihoon Oppa tertawa secara bersamaan yg semakin membuatku kesal.

"Hahaha baiklah kami akan pulang" Goda Jinyoung Oppa sembari membangunkan tubuhnya yg sejak tadi terbaring.

"Yyaaaa!!!" Rajukku dan mereka kembali tertawa.

"Berhenti mentertawakanku Oppa! Aku sungguh sedang bingung!" Ucapku kesal setengah merengek.

Jihoon Oppa menarikku kepelukannya dan menepuk punggungku menyalurkan kenyamanan.

"Apa yg membuatmu bingung, hmm?" Tanyanya, yg kurasa dia sudah mulai serius.

Aku mengerucutkan bibirku "Aku tau Guan tidak pernah mencintaiku, lalu kenapa dengan tiba-tiba dia berucap seperti itu?" Tanyaku sembari mendongak menatap Jihoon Oppa yg terlihat manis kala dilihat dari bawah seperti ini.

"Semuanya bisa berubah Wonie" Timpal Jinyoung Oppa yg diangguki setuju dengan Jihoon Oppa.

"Tapi tidak mungkin dengan perasaannya Oppa" Cicitku dan menyembunyikan wajahku di dada Jihoon Oppa.

"Siapa yg tau hati orang lain Wonie, selain dirinya sendiri. Kamu tidak bisa menghakiminya seperti itu" Ucap Jinyoung Oppa sembari mengelus rambutku.

Aku menghela nafas dan kembali menegakkan tubuhku "Lalu aku harus apa?" Tanyaku dengan mempoutkan bibirku.

Jihoon Oppa tertawa dan berucap "Kenapa tidak temui saja Guan?" Tanyanya yg langsung mendapat jawaban cepat dariku.

"Shireooo!!!" Sambarku dengan cepat.

"Ck, kau mau bermain petak umpet dengan Guan?" Sindir Jinyoung Oppa yg membuatku menatapnya kesal.

"Tidak usah menghindar lagi dari Guan, kamu harus liat sendiri perubahannya, Wonie jangan menilai orang lain dengan dugaanmu itu" Tambah Jihoon Oppa yg langsung aku angguki setuju karena malas mendengar ocehannya.

Padahal yg ingin aku dengar kan cerita Guan bagaimana bisa dengan tiba-tiba seperti sekarang ini, tapi mereka semua malah memberikanku semakin banyak teka-teki yg harus aku pecahkan sendiri.

"Wonie" Panggil Jihoon Oppa membuyarkan lamunanku.

"Eoh wae?" Tanyaku dengan malas.

Tapi melihat ekspresi Jihoon Oppa yg serius mau tidak mau aku juga menatapnya dengan serius.

"Sebelumnya selesaikan dulu urusanmu dengan Haruto, kamu tau persis seperti apa perasaannya karena kamu juga pernah merasakannya. Aku harap kamu tidak akan menyakiti siapa-siapa di sini Wonie" Ucapnya serius, dan aku terhenyak kala mengingat presensi Haruto yg sudah ada selama satu bulan lebih bersamaku.

Aku menggigit bibirku seraya bergumam "Eotteokaji?"

Jinyoung Oppa menghela nafasnya "Kau mencintai Haruto Wonieya?" Tanyanya memastikan dan aku jawab dengan gelengan pelan.

"Kamu harus bicara baik-baik dengannya agar dia juga paham situasimu"

"Tapi aku menyayanginya Oppa" Ucapku yg membuat Jinyoung Oppa dan Jihoon Oppa terkejut secara bersamaan.

Jinyoung Oppa memijat pangkal hidungnya seraya bergumam "Kenapa bisa seperti ini?" Ucapnya yg terdengar frustasi.

"Lalu Guan?" Tanya Jihoon Oppa dengan hati-hati.

Aku menatapnya dengan nanar seraya berucap "Aku membencinya" Ucapku dan air mataku luruh dengan cepat.

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang