Aku bersama Yujin dan Yuri menunggu di halte bus, tidak seperti biasanya aku menunggu Guanlin dan pulang bersama meskipun terkadang Guanlin menyuruhku turun dari mobilnya. Tapi hari ini aku memutuskan untuk langsung pulang, karena rasanya tubuhku semakin lemas.
Lagipula Yujin dan Yuri memarahiku habis-habisan karena kejadian kemarin yg berakibat aku tidak boleh menunggu Guanlin lagi.
"Apa eomma-mu tidak tau kamu sakit?" Tanya Yuri yg aku balas dengan gelengan.
"Sudahlah, tidak perlu membahas itu" Ucap Yujin, mungkin Yujin tau membahas tentang keluarga membuatku merasa tidak nyaman.
"Arasseo, mianhae" Ucap Yujin sembari menepuk punggung tanganku.
"Na gwencanha, aku punya kalian dan juga Guan" Ucapku seraya tersenyum.
"Ck, kalau kamu bilang punya kita itu benar karena kita benar benar peduli denganmu tapi kalau kamu bilang punya Guanlin itu kesalahan terbesar" Ucap Yuri dengan bersedekap dada.
"Ne ne eomeonim" Ucapku yg membuat Yujin tertawa sedangkan Yuri menghentakkan kakinya dengan kesal.
---
Tok tok tok
"Duguseyo?"
"Nona muda diluar ada Tuan muda Guanlin" mendengar salah satu maidku menyebut Guanlin membuatku langsung terduduk di ranjang.
"Aishhh" Ucapku memegang kepalaku yg terasa pusing, mungkin karena aku dengan tiba tiba terbangun.
"Nona gwaenchanseumnida?"
"Ne, jamkkan manyo"
Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan membersihkan muka.
Setelah berganti baju, aku langsung menuruni tangga dengan berlari.
"Hati hati nanti kamu jatuh" Hampir saja aku terjungkal ke belakang karena mendengar suara Guanlin yg tiba tiba muncul di balik tangga.
"Annyeong" Ucapku dengan tersenyum tapi Guan hanya menganggukkan kepalanya.
"Kenapa kesini?" Tanyaku sembari menariknya ke salah satu kursi di ruang tamu.
"Tadi kamu ketemu Jihoon?"
"Eoh" Ucapku dengan terkejut, apa Jihoon Oppa benar benar bilang ke Guan? Akhirnya aku menganggukkan kepalaku dengan tidak yakin.
"Kamu bilang apa?" Tanya Guan yg membuatku langsung terdiam dan hanya mengerjapkan mataku.
"Perempuan itu Somi" Ucap Guan lagi yg sama sekali tidak aku respon.
"Itu kan yg mau kamu tau?" Aku masih terdiam, mencoba menyusun lagi kata kata Guan. Setelah sepenuhnya otakku berfungsi aku kembali menganggukkan kepalaku.
"Somi temanku"
"A-arasseo, mi-mianhae Guan" Ucapku dengan gugup karena takut Guan marah karena aku salah paham dengannya.
"Aku sudah menjelaskannya, ada yg mau kamu tau lagi?" Aku menggelengkan kepalaku meskipun sebenarnya masih ada yg ingin aku ketahui mengenai hubungan apa yg dimiliki Guan dan perempuan yg bernama Somi meskipun Guan memberitahuku bahwa Somi temannya, bolehkah aku tidak mempercayainya? Bukan tanpa alasan, aku melihatnya sendiri bagaimana cara Guan menatapnya dengan lembut tatapan yg belum pernah aku dapatkan selama ini.
"Kalau ada yg mau ditanyakan jangan sama Jihoon, kamu bisa langsung menanyakannya ke aku"
"Aku sudah tanya sama kamu tapi kamu tidak menjawabnya" Ucapku dengan menundukkan kepala. Aku mengangkat kepalaku kembali karena Guan sama sekali tidak berucap sepatah katapun lagi.
Aku terkesiap karena Guan menatapku dengan datar.
"Mianhae""Sudahlah" Guanlin berdiri tapi aku menahan tangannya.
"Eodiga?"
"Apa aku juga harus memberitahumu kemana aku pergi?" Aku melepaskan tanganku dan tersenyum tipis.
"Aniyo, hati-hati" Ucapku dan Guanlin langsung melangkahkan kakinya menjauhi rumahku. Aku mendengar suara mobil Guan yg mulai menjauh.
"Apa benar hanya aku yg jatuh cinta di hubungan ini?" Ucapku, aku menghela nafas dan bangkit menuju kamar.
===
Kurang apa coba?
Guanlinnya aja yg kurangajar
KAMU SEDANG MEMBACA
Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔
Fanfiction"Guan apa kamu mencintaiku?" Tanyaku tiba-tiba dan memainkan jarinya yg bertautan denganku. "Menurutmu?" "Sepertinya tidak" "Kamu tau jawabannya" Jawabnya tidak perduli dengan perasaanku. Aku tersenyum miris dan menghentikan tanganku yg memainkan ja...