KDKP-22

827 24 4
                                    

"Hatiku seperti dipermainkan. Sudah dibawa terbang kini dijatuhkan. Apa maksudnya. Aku hanya ingin kamu hadir kepadaku. Tapi malah kamu menyakinkan bahwa kita tidak pernah akan bersatu." -Andela.

•••

"Iya, Lo ngga jadian kan Ama Ade gua"

"Kagak, orang cuma boongan doang bang tadi. Di chat diajak pacaran beneran malah bilang nya. 'sudi amat'
Gitu bang"

"Sabar ya. Gua masuk dulu"

"Oh iya bang"

Gaspol Aldo! Cari tau siapa yang lagi Dela SUKAIN.

***

"Aldo Lo ngapain kesini" tanya Dela yang kini berada ditepi pantai menunggu senja

"Gue cuma mau nungguin Lo."

"Nungguin? Buat apa?"

"Buat apa kek gitu yang enak."

"Del."

"Apa"

"Lo BAPER ngga kalo selama ini gue baik sama Lo?" Tanya Aldo

Dela sempat bingung untuk menjawab apa. Disisi lain dia memang terasa dibawa melayang oleh kebaikan serta perhatian Aldo kepadanya.

"Ngga b ajah."

"Ohh"

"Iya"

"Lo jangan pernah BAPER ya. Gua sama Lo ngga bakal bersatu. Gua ogah sama Lo haha. Bercanda ya. Lagi juga gue udah suka sama Adek kelas yang Kemarin ngasih gue minum. Manis dia."

Dela kini tersenyum kecut kearah Aldo.

"Santai"

"Kaya dipantai ya"

"Ini udah dipantai"

"Eh engga, orang sekarang lagi di Surga."

"Lah?"

"Iya soalnya ada bidadari didepan gue. Hahah. Bercanda Bambang"

"Iya iya" hati Dela kini semakin sesak. Rasanya seperti di pecahkan."

"Pulang yu" ajak Aldo

"Ntar ah"

"Sekarang!"

"Gamau!"

"Ayo Dela sayang."

"Iw" Sebenarnya Dela merasa senang dipanggil sayang oleh Aldo. Tapi disisi lain dela tau bahwa kata sayang belum tentu sama dengan isi hati Aldo.

"Ayo!! Jangan BAPER deh. Gue bercanda bilang sayang nya"

"Iya gue tau. Ayo deh"

"Nah gitu dong"

"Nurut" lanjutnya

"Pinter."

"Siyap"

"Naik"

"Iya

"Cepetan"

"Sabar amke helm dulu pinter!"

"Emang gue pinter. Lo aja ngga tau"

"Terserah!"

"Iya deh"

***

Langit-langit kota Yogyakarta kini menghiasi suasana. Dela yang merasa dingin karena cuaca malam yang begitu amat dingin memilih untuk diam.

"Del. Peluk gue aja. Lo pasti dingin"

"Ngga ah makasih"

"Udah cepetan"

"Matursuwun. Gue ga mau!"

"Ya udah deh"

"Kalo Lo sakit jangan salahin gue." Protes nya

"Iyaiya" akhirnya pun Dela memeluk pinggang Aldo dari belakang. Hangat. Sangat hangat. Andai saja Aldo miliknya, pasti akan ia jaga selamanya. Tapi itu hanya kata andai yang belum tentu terjadi.

***

Hai gais. Aku kambek!!! Kangen ngga??? Hemm...

Oke deh. Jangan lupa vote dan koment ya!! See you again!

Bhay!

KAMU & DIA Kapan Menjauh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang