Bab 11 - Why??

32 0 0
                                    

Pagi ini, Keisha berjalan menyelusuri kooridor. Ia berjalan agak sempoyongan, ia merasakan pusing dikepalanya. Bibirnya juga terlihat pucat.

Sesampainya ia di kelas, ia melihat kelas sudah kosong, hanya ada tas temen - temannya saja. 

Dengan secepat kilat, ia pun langsung menaruh tasnya di kursi tepat di sebelah tempat duduk Feli. Kemudian, ia langsung keluar untuk mengikuti upacara.

Feli yang melihat sahabatnya berbeda dari biasanya sontak langsung menoleh.

"Lo kenapa, Sha?" Tanya Feli bingung.

"Gue gapapa kok." Ucap Keisha sambil tersenyum ke arah Feli.

"Tapi lo pucet banget." Ujar Feli sambil menempelkan tangannya di kening Keisha.

"Astaga, badan lo panas banget, Sha" Ucap Feli terkejut sekaligus panik.

"Gue anterin ke UKS ya?" Ajak Feli. Keisha pun menggeleng.

"Ayo lah, biar lo bisa dikasih obat, setidaknya lo istirahat aja di UKS." Ajak Feli Lagi, dan lagi - lagi Keisha menolaknya. Feli menghela napas. Temannya yang satu ini memang keras kepala.

"Tapi kalau misalnya lo ada apa - apa, bilang ya, Sha." Perintah Feli yang dibalas anggukan oleh Keisha.

Saat dipertengahaan upacara, Keisha merasakan kepalanya menjadi sangat pusing. Ia merasakan tubuhnya semakin lemas dan matanya berkunang - kunang.

Kemudian, tiba - tiba saja tubuhnya terjatuh. Para guru dan teman - temannya panik termasuk Feli.

Keisha mencium aroma tubuh orang yang membuat ia nyaman sedang menggendongnya. Samar - samar Ia melihat ke khawatiran terukir di wajah orang yang menggendongnya itu. Dan tiba - tiba saja semuanya berubah gelap.

             --------*******-------
Reynald POV

Aku khawatir saat melihat Keisha jatuh pingsan. Dengan cepat aku berlari menuju ke tubuhnya yang sudah terjatuh di tengah lapangan. Kemudian, aku menggendong tubuh lemahnya untuk di bawa ke UKS.

Badannya sangat panas, mukanya juga sangat pucat. Pasti karena kemarin kehujanan.

Tadi sahabat Keisha yang bernama Felly ingin menjaganya juga, tetapi aku memaksanya untuk masuk ke kelas karena pelajaran akan dimulai.

Aku masih menunggu Keisha sadar di UKS. Aku menggenggam erat tangan nya yang dingin untuk memberikan kehangatan.

Kupandangi wajahnya yang pucat, ia sangat cantik walaupun tidak memakai alat rias apapun. Aku suka Keisha apa adanya.

Ya, aku baru menyadari bahwa aku mencintainya. Keisha selalu membuat jantungku berdebar dan selalu membuatku merasa nyaman saat bersama dengannya. Tidak pernah ada wanita yang bisa membuat aku menjadi seperti ini, hanya Keisha seorang.

"Pa.. Ma.. Aku kangen." lirih Keisha sambil mengeluarkan air mata. Ia mengigau dalam tidurnya.

Aku pun menghapus air mata dipipi Keisha secara lembut. "Shh.. Tidur lagi ya." Ucapku menenangkan Keisha.

Aku tidak tau apa yang terjadi dengan keluarganya, tapi aku akan selalu berusaha untuk menjaga Keisha-ku.

            --------*******--------
Keisha POV

Aku membuka mataku secara perlahan. Aku merasakan bau obat - obatan masuk kedalam penciumanku. Aku meringis merasakan sakit dikepalaku.

Aku tidak percaya dengan apa yang kualami tadi, kedua orang tuaku memeluku, dan kita bermain bersama, ada papa juga disana. Sikapnya sangat berbeda disaat itu. Tetapi, aku sedih menyadari bahwa yang aku rasakan tadi hanyalah mimpi.

Tak apalah, setidaknya aku bisa merasakan pelukan dari papa dan mama. Walaupun itu hanya dimimpi saja itu sudah cukup bagiku.

Aku merasakan tanganku tidak bisa bergerak, aku pun melihat ke bawah, ternyata ada Pak Rey sedang tertidur sambil menggenggam tanganku disana.

Ia sangat menggemaskan saat tertidur, aku tersenyum dan melepaskan tanganku yang mulai terasa keram dari genggamannya dengan perlahan agar ia tidak terganggu.

Kemudian tanpa sadar tanganku terangkat untuk mengelus pipinya yang halus.

"Sungguh indah ciptaanmu ini tuhan" Ucap batinku.

Jujur aku mulai menyukai guruku ini. Aku tau, perasaan ini salah. Aku tidak boleh mencintai guruku sendiri. Apalagi usia kita terpaut jauh. Tapi mau bagaimana lagi? Namanya juga cinta.

ia menggeliat dalam tidurnya dan tiba - tiba saja ia membuka matanya perlahan. Dengan cepat aku melepaskan tanganku dari wajahnya.

"Keisha, kamu sudah sadar?" Tanya Pak Rey serak khas bangun tidur. Aku hanya bisa menjawab dengan anggukan. 

"Nih minum dulu." Ucap Pak Rey sambil memberikanku air putih.

"Kamu makan dulu ya? Ini aku beliin bubur tadi." Kata Pak Rey sambil menggambil mangkuk bubur di meja sampingnya. Tunggu, sejak kapan Pak Rey menggunakan bahasa "aku kamu"?

"Terima kasih, kak." Ucapku dengan suara serak.

"Sama - sama. Aku suapin ya." Balas Pak Rey sambil menyuapkanku sendok berisi bubur, akupun menerima suapan itu.

Setelah selesai makan, Pak Rey menaruh mangkuk bubur yanf telah ludes aku santap di meja dan kemudian ia memberikanku minum. Ia memperhatikanku, dan aku tidak tau mengapa aku jadi salah tingkah.

"Apa kakak gak ngajar?" Tanyaku.

"Gak kok, aku hari ini ada jadwal piket, jadi gak ngajar." Balas Pak Rey yang kubalas dengan anggukan.

"Istirahat lagi ya, aku jaga kamu disini." Ucap Pak Rey sambil mengelus rambutku.

Jujur aku sangat nyaman dengan sikap lembutnya itu yang kadang membuat hatiku terbang sampai ke langit yang paling tinggi.

Aku menikmati sentuhan jemari Pak Rey di kepalaku, tanpa sadar aku kembali masuk kedalam dunia mimpiku.

              -------*******--------
Author POV

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.00,  sudah 2 jam Keisha dan Rey berada di UKS.

"Aku anter kamu pulang ya?" Tanya Rey.

"Gak usah, kak. Aku mau ikut pelajaran aja." Tolak Keisha.

"Gak.. Aku anter kamu pulang. Nanti motor kamu akan dibawa pegawai aku." Ucap Rey.

"Ayolah kak, dikit lagi bakalan ada ulangan tengah semester. Lagian tinggal 1 pelajaran lagi abis itu pulang."

Rey hanya bisa menghela napas dan memberi izin Keisha untuk ikut pelajaran lagi. Rey pun membantu Keisha berdiri.

"Tapi kamu jangan banyak gerak dulu ya di kelas. Diem aja, terus dengerin guru yang ngajar." Perintah Rey.

Keisha tersenyum saat ia mendapat perhatian dari Rey, tapi tiba-tiba ia teringat kejadian kemarin yang membuat senyum diwajah cantiknya luntur.

"Iya tenang, kak. Aku bisa jaga diriku kok. Makasih ya, kak. Maaf udah ngerepotin." Ucap Keisha dingin yang membuat hati Rey sakit. Ia bingung dengan perubahan raut wajah Keisha.

"Iya sama - sama." Ucap Rey. Kemudian Keisha pergi menjauh dari Rey.

Bersambung...
******

Maaf jarang update hehe..
Jangan lupa Vomment ya teman - teman!

IG : @tirtanurlia

My Strong StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang